Ketika Anda bingung akan suatu hal dalam hidup, jadikan itu kesempatan untuk menemukan tujuan baru. Isi hari-hari Anda dengan hal-hal positif untuk menemukan jawaban atas keraguan Anda, hingga akhirnya jawaban tersebut datang dengan sendirinya.
Misalnya, Anda bingung karena merasa tidak cocok dengan pekerjaan. Di samping tetap menjalankan tanggung jawab Anda dalam bekerja, Anda bisa mulai mengisi waktu luang dengan relaksasi, menambah wawasan, mencari kelas online untuk menambah keterampilan, atau mengobrol dengan teman untuk mendapatkan solusi.
3. Temukan orang-orang yang bisa mendukung Anda
Berada di sekeliling orang-orang yang bisa mendukung impian dan cita-cita Anda juga bisa menjadi cara untuk menghadapi quarter life crisis.
Carilah orang-orang yang memiliki minat yang sama dengan Anda, atau orang-orang yang bisa menginspirasi dan membuat Anda menjadi orang yang lebih baik. Dengan begitu, Anda tidak akan merasa sendiri dalam menjalani hidup.
4. Belajar mencintai diri sendiri
Ketika sedang terjebak dalam quarter life crisis, Anda mungkin akan cenderung mengabaikan berbagai kenikmatan yang sebenarnya Anda miliki. Padahal, untuk mencapai tujuan dalam hidup, Anda perlu menghargai dan mencintai diri Anda terlebih dahulu.
Jadi, mulailah perhatikan kebutuhan Anda, apa yang Anda suka, apa yang membuat Anda nyaman, dan apa yang ingin Anda coba lakukan. Kemudian, wujudkan mereka satu per satu passion Anda dimulai dari yang kecil terlebih dahulu. Tanpa Anda sadari, hal-hal kecil ini akan membuat hidup Anda lebih menyenangkan.
Quarter life crisis bisa menyerang siapa saja, karena sesungguhnya masalah dalam hidup adalah sesuatu yang sangat wajar. Dalam menghadapi fase ini, Anda membutuhkan fisik dan mental yang kuat supaya krisis ini tidak berlanjut lebih jauh.
Oleh karena itu, selain memperhatikan kebutuhan jiwa Anda, jangan lupa juga untuk merawat diri, berolahraga, dan mengonsumsi makanan yang bergizi untuk kesehatan tubuh. Apabila Anda masih mengalami kesulitan dalam menghadapi quarter life crisis, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.