Konsep-konsep yang mendasari sosiologi tidak sama antara satu komunitas sosiologis dengan komunitas sosiologi lainnya. Ada beberapa paradigma dalam sosiologi mengenai perbedaan filsafat dan asumsi dasar. Menurut George Litzer (1975:7). Istilah paradigma dipopulerkan oleh Thomas Kuhn dalam bukunya The Structure of the Scientific Revolution. Lebih lanjut, Kuhn menyatakan bahwa semua kemajuan ilmu pengetahuan disebabkan oleh pergeseran paradigma, bukan akumulasi data.
Selanjutnya dinyatakan bahwa realitas terdalam manusia (realitas) adalah psikologis, sedangkan menurut materialis dinyatakan bahwa realitas terdalam manusia adalah materi.
Oleh karena itu tampaknya terletak pada berbagai asumsi tentang subjek suatu disiplin ilmu yang membedakan satu paradigma dari yang lain pada subjek yang dihadapi.
1. Paradigma fakta sosial
Paradigma fakta sosial menganggap masyarakat sebagai realitas yang independen dalam arti tidak tergantung pada sikap individu-individu di dalamnya, apakah mereka bahagia atau tidak bahagia. Secara umum, semua realitas yang ada dalam masyarakat dipandang sebagai struktur di mana sistem organisasi, peraturan, institusi sosial, nilai-nilai yang disepakati, distribusi kekuasaan dan otoritas mempengaruhi individu yang ada.
Misalnya, seseorang yang hidup dalam masyarakat tertentu dipengaruhi oleh realitas yang ada di masyarakat tersebut. Realitas yang ada dalam tatanan masyarakat dapat secara langsung atau tidak langsung memaksa individu yang terpengaruh untuk bertindak, sehingga individu dapat bertindak sedemikian rupa sehingga konsekuensi logis dari kelambanan disertakan. , itu cenderung mengikuti kehendak seseorang. Dengan menggunakan contoh di atas, kita dapat mengatakan bahwa kita dapat menggunakan struktur masyarakat yang ada untuk memahami keadaan pikiran seorang individu sebagai anggota masyarakat.
Paradigma fakta sosial ini berasal dari buku Emile Durkheim The Rules of the Sociological Method (1895) dan Suicide (1897). Selanjutnya, dimulai dari penelitian di atas, kami mengusulkan metode untuk menjelaskan secara ilmiah dan positif realitas perubahan sosial,
Dalam artian analisis pemikiran berdasarkan fakta empiris. Pandangan seperti itu merupakan upaya untuk menyelamatkan sosiologi dari "dominasi" filsafat dan psikologi, yang seharusnya hanya didasarkan pada fakta empiris.
Dalam karya kedua yang disebutkan di atas (Bunuh Diri), ia menunjukkan bahwa masalah bunuh diri adalah fakta empiris di Prancis, akibat dari kemerosotan ekonomi negara dan merebaknya pengangguran dan bunuh diri. Yang terakhir adalah salah satu faktor pendorong kegemaran Emile Durkheim untuk keterlibatan sosial. Menuru George Ritzer teori yang mendukung paradigma ini ada Teori Fungsional Struktural , Teori Konflik , Teori Sosiologi Makro , dan Teori Sistem.
2. Paradigma Definisi Sosial
Prinsip rasionalitas memberikan landasan yang kokoh bagi paradigma definisi sosial berdasarkan penelitian Max Weber. Yang dapat dianggap sebagai realitas sosial menurut paradigma ini adalah "perilaku sosial".
Ketika membahas masalah realitas sosial dalam bentuk tindakan sosial yang dikemukakan oleh Max Weber, hal itu terkait erat dengan pandangan konkretnya tentang realitas. Dalam melakukannya, Max Weber tidak hanya bergantung pada prinsip rasionalitas, tetapi juga pada pendekatan fundamental terhadap subjektivitas. Pandangan subjektif menyatakan bahwa realitas hanya dapat ditangkap oleh kesadaran. Rasionalitas dan subjektivitas Max Weber serta asumsi nominalistiknya tercermin dalam analisisnya tentang realitas sosial dalam bentuk tindakan sosial.
Teori-teori yang termasuk dalam paradigma definisi sosial, yaitu: (1) Teori Perilaku. (2) Simbol interaksi teoritis. (3) Fenomenologi. Ketiga teori tersebut ada perbedaan dalam teori pengambilan sampel, tetapi ada juga persamaan.
3. Paradigma perilaku sosial
Paradigma ini dikembangkan secara khusus oleh BF Skinner menjelaskan kepada sosiologi prinsip-prinsip psikologi perilaku yang lebih dalam. Dalam pandangannya, objek penelitian sosiologis adalah perilaku manusia yang nyata, konkrit dan potensinya untuk berulang. Tingkah laku manusia adalah pokok bahasan sosiologi, tingkah laku yang dapat diserap dan distabilkan oleh panca indera.
Selanjutnya menurut paradigma perilaku sosial disebutkan bahwa perilaku individu yang berhubungan langsung dengan lingkungan dan menimbulkan akibat berupa perubahan lingkungan dapat menghasilkan perubahan perilaku pada individu yang terlibat. Lingkungan dalam hal ini berarti segala macam objek sosial dan non sosial.
Pembuat paradigm ini yaitu Skinner bertentangan dengan apa yang dinyatakan oleh paradigma fakta sosial dan paradigma definisi sosial. Hal ini dikarenakan paradigma fakta sosial dan paradigma definisi sosial diyakini mengandung gagasan dan nilai-nilai yang dianggap tidak tepat oleh paradigma tindakan sosial. Sosial. Lebih jauh lagi, dikatakan bahwa budaya sejati suatu masyarakat dibentuk oleh perilaku manusia yang dimodelkan. Di sisi lain, studi tentang perilaku yang dimodelkan dapat dilakukan tanpa perlu ide-ide dan nilai-nilai yang dianggap tidak realistis dan konkret.
Teori-teori yang ada dan diintegrasikan ke dalam paradigma ini adalah teori sosiologi perilaku, yang membuat klaim tentang penguatan, penghargaan, dan hukuman, dan teori pertukaran, yang berpandangan bahwa selalu ada memberi dan menerima di dunia sosial.
Sumber : https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/SOSI4206-M1.pdf
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI