Tiga Pilar: Mindful, Meaningful, Joyful
Yang saya suka dari penjelasan Pak Menteri adalah bagaimana deep learning ini dibangun di atas tiga pilar: mindful, meaningful, dan joyful.
Mindful berarti siswa belajar dengan kesadaran penuh. Bukan sekadar ikut arus, tapi tahu apa yang sedang dipelajari dan untuk apa. Misalnya, siswa jurusan Akuntansi Keuangan Lembaga belajar membuat laporan keuangan bukan sekadar karena itu materi ujian, tapi karena itu akan jadi keterampilan yang menyelamatkan banyak UMKM nanti.
Meaningful berarti pembelajaran harus bermakna. Bukan sekadar latihan soal, tapi punya konteks dan kaitan dengan dunia nyata. Di jurusan DPIB misalnya, anak-anak bisa belajar menggambar denah rumah sambil memahami bagaimana kebutuhan rumah ramah lingkungan di daerah tropis seperti Belitung.
Dan tentu saja, joyful. Belajar itu harus menyenangkan. Kita semua tahu, kalau anak-anak senang belajar, mereka akan lebih mudah menyerap dan menyimpan informasi. Di jurusan TKJ misalnya, suasana belajar bisa jadi menyenangkan ketika siswa diberi ruang untuk eksplorasi jaringan komputer melalui proyek kecil, bukan hanya lewat teori di papan tulis.
Membangun Kompetensi, Bukan Sekadar Nilai
Satu hal lagi yang penting: deep learning bertujuan membentuk pelajar yang mandiri, inovatif, dan punya daya saing global. Bukan hanya lulus UN atau SNBT, tapi juga bisa beradaptasi dan berkontribusi di mana pun mereka berada.
Di SMKN 1 Kelapa Kampit, kami ingin lulusan kami bisa kerja, bisa lanjut kuliah, dan bisa jadi wirausahawan. Tapi untuk itu, mereka harus bisa berpikir kritis, menyelesaikan masalah, bekerja dalam tim, dan terus belajar sepanjang hayat. Semua ini hanya bisa tumbuh kalau pembelajaran yang mereka alami sejak sekolah benar-benar menyentuh kedalaman berpikir.
Bukan Hal Instan, Tapi Bisa Dimulai
Saya tidak akan bilang transisi ke deep learning ini mudah. Tidak ada perubahan besar yang bisa terjadi dalam semalam. Tapi kita bisa mulai dari hal-hal kecil.
Misalnya, alih-alih memberi soal pilihan ganda, guru bisa mulai mendorong siswa membuat proyek sederhana. Di jurusan TSM, siswa bisa diminta menganalisis penyebab motor mogok dan menyampaikan solusi lewat presentasi. Di jurusan AKL, siswa bisa membuat simulasi laporan keuangan dari usaha fiktif mereka sendiri. Di DPIB, siswa bisa mendesain ulang ruang kelas mereka berdasarkan prinsip ergonomi. Dan di TKJ, mereka bisa membuat simulasi jaringan sekolah.