Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membantu Siswa Memahami, atau Hanya Mengejar Target Selesai Materi?

16 Mei 2025   11:34 Diperbarui: 17 Mei 2025   03:36 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Kompas

Tiga Pilar: Mindful, Meaningful, Joyful

Yang saya suka dari penjelasan Pak Menteri adalah bagaimana deep learning ini dibangun di atas tiga pilar: mindful, meaningful, dan joyful.

Mindful berarti siswa belajar dengan kesadaran penuh. Bukan sekadar ikut arus, tapi tahu apa yang sedang dipelajari dan untuk apa. Misalnya, siswa jurusan Akuntansi Keuangan Lembaga belajar membuat laporan keuangan bukan sekadar karena itu materi ujian, tapi karena itu akan jadi keterampilan yang menyelamatkan banyak UMKM nanti.

Meaningful berarti pembelajaran harus bermakna. Bukan sekadar latihan soal, tapi punya konteks dan kaitan dengan dunia nyata. Di jurusan DPIB misalnya, anak-anak bisa belajar menggambar denah rumah sambil memahami bagaimana kebutuhan rumah ramah lingkungan di daerah tropis seperti Belitung.

Dan tentu saja, joyful. Belajar itu harus menyenangkan. Kita semua tahu, kalau anak-anak senang belajar, mereka akan lebih mudah menyerap dan menyimpan informasi. Di jurusan TKJ misalnya, suasana belajar bisa jadi menyenangkan ketika siswa diberi ruang untuk eksplorasi jaringan komputer melalui proyek kecil, bukan hanya lewat teori di papan tulis.

Membangun Kompetensi, Bukan Sekadar Nilai

Satu hal lagi yang penting: deep learning bertujuan membentuk pelajar yang mandiri, inovatif, dan punya daya saing global. Bukan hanya lulus UN atau SNBT, tapi juga bisa beradaptasi dan berkontribusi di mana pun mereka berada.

Di SMKN 1 Kelapa Kampit, kami ingin lulusan kami bisa kerja, bisa lanjut kuliah, dan bisa jadi wirausahawan. Tapi untuk itu, mereka harus bisa berpikir kritis, menyelesaikan masalah, bekerja dalam tim, dan terus belajar sepanjang hayat. Semua ini hanya bisa tumbuh kalau pembelajaran yang mereka alami sejak sekolah benar-benar menyentuh kedalaman berpikir.

Bukan Hal Instan, Tapi Bisa Dimulai

Saya tidak akan bilang transisi ke deep learning ini mudah. Tidak ada perubahan besar yang bisa terjadi dalam semalam. Tapi kita bisa mulai dari hal-hal kecil.

Misalnya, alih-alih memberi soal pilihan ganda, guru bisa mulai mendorong siswa membuat proyek sederhana. Di jurusan TSM, siswa bisa diminta menganalisis penyebab motor mogok dan menyampaikan solusi lewat presentasi. Di jurusan AKL, siswa bisa membuat simulasi laporan keuangan dari usaha fiktif mereka sendiri. Di DPIB, siswa bisa mendesain ulang ruang kelas mereka berdasarkan prinsip ergonomi. Dan di TKJ, mereka bisa membuat simulasi jaringan sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun