Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Studi Ekonomi Politik di Indonesia: Antara Ilmu, Sentimen, dan Realitas Sosial

25 September 2025   00:02 Diperbarui: 25 September 2025   00:02 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi studi ekonomi politik. (Gambar dibuat dengan AI)

Di tengah kompleksitas ini, studi ekonomi politik di Indonesia memiliki lahan riset yang sangat luas: regulasi fintech, perpajakan digital, green economy, hingga ekonomi syariah. Namun, banyak kebijakan tetap dirumuskan lebih karena tekanan politik atau pertimbangan jangka pendek ketimbang hasil riset jangka panjang.

Harapan: menjembatani sains dan kebijakan

Jika ada pelajaran dari sejarah, maka jelas bahwa perkembangan ilmu ekonomi tidak otomatis mengubah praktik sosial dan politik. Dibutuhkan jembatan---media, jurnal, think tank, bahkan influencer akademik---yang bisa menyampaikan gagasan ilmiah dengan bahasa yang dipahami publik. Indonesia memerlukan lebih banyak forum yang menghubungkan peneliti dengan pembuat kebijakan dan masyarakat luas.

Peran kampus juga harus bergeser: tidak cukup hanya melahirkan sarjana ekonomi, tetapi juga mendidik mereka untuk berpikir kritis, mampu membaca data, dan berani menantang narasi populer yang keliru. Di sinilah, sebagaimana yang dilakukan oleh para ekonom awal di Amerika, Indonesia memerlukan kombinasi antara ketelitian akademik dan kepekaan sosial.

Penutup

Lebih dari seratus tahun lalu, J. Laurence Laughlin menulis bahwa sains ekonomi di Amerika berkembang pesat, tetapi masih terpinggirkan oleh sentimen dan politik. Hari ini, di Indonesia, gema kalimat itu terasa akrab. Ekonomi kita telah menjadi bahan pembicaraan sehari-hari, namun sering lebih dalam bentuk slogan ketimbang analisis. Tantangannya adalah bagaimana menjadikan ilmu ekonomi bukan hanya milik ruang kuliah dan jurnal akademik, melainkan juga bagian dari percakapan publik dan dasar bagi kebijakan. Hanya dengan begitu, studi ekonomi politik di Indonesia dapat benar-benar menjadi kekuatan perubahan, bukan sekadar hiasan di rak perpustakaan.

Referensi

Laughlin, J. L. (1892). The study of political economy in the United States. Journal of Political Economy, 1(1), 1--19. https://doi.org/10.1086/250013

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun