Dulu saya percaya pada satu kalimat sakti: "Gak kredit, gak kaya."
Kalimat ini seperti mantra yang sering diucapkan para motivator bisnis dan pemilik showroom kendaraan. Kedengarannya masuk akal. Dalam dunia usaha, siapa yang bisa berkembang pesat tanpa modal besar?
Tapi setelah beberapa tahun bergaul dengan dunia nyata, saya menyadari satu hal: kredit itu bukan sekadar angka, tapi juga urusan hati dan kepala. Maksudnya, kredit itu bisa bikin kamu kaya, tapi juga bisa bikin kamu mumet tujuh keliling. Apalagi kalau tagihan jatuh tempo datang lebih cepat daripada rezeki.
Saya pernah berada di fase yang penuh semangat: pengajuan kredit disetujui, dana cair, dan saya merasa seperti pengusaha besar. Tapi tak lama kemudian, muncul sisi gelap dari optimisme itu: cicilan. Biaya operasional. Fluktuasi pasar. Dan tentu saja: telpon dari pihak bank setiap kali telat sehari.
Lalu saya temukan sebuah pepatah yang menyelamatkan hidup saya --- mungkin tidak sebijak kata-kata Warren Buffett, tapi efeknya langsung terasa:
"Kejarlah utang, tapi jangan dikejar utang."
Kalimat itu seperti guyonan warung kopi, tapi dalamnya melebihi motivasi dari buku self-help. Dalam bisnis, memang kita butuh utang. Modal itu penting. Tapi jauh lebih penting adalah strategi untuk melunasi utang itu tanpa kehilangan kepala dan harga diri.
Banyak yang tidak sadar bahwa kredit itu selalu datang dengan harga: jaminan. Dan jaminan itu nilainya sering kali dua kali lipat dari nilai pinjaman. Bank bukan lembaga amal --- mereka ingin jaminan itu bisa menutup semua risiko, bahkan saat bisnis kita ambyar.
Maka dari itu, saya mulai membangun prinsip baru:
Kredit boleh, tapi dengan kesiapan mental, rencana cadangan, dan kalkulasi yang waras.
Dan satu hal lagi yang jarang dibahas: pembayaran tepat waktu adalah investasi reputasi.
Setiap cicilan yang kita bayar tepat waktu itu seperti mencicil nilai bonafit kita. Bukan hanya di mata bank, tapi juga di mata mitra bisnis, supplier, bahkan keluarga. Karena tidak ada yang lebih berbahaya daripada pengusaha yang tidak bisa dipercaya --- apalagi kalau dia juga suka ngeles.