Seri 8 dari 10 seri "Menulis Agar Dibaca"
Istilah personal branding sering kali terdengar megah, seperti jargon motivator atau materi pelatihan karier. Tapi sebenarnya, tanpa sadar, kita semua sedang melakukannya. Setiap tulisan yang kita bagikan, setiap opini yang kita suarakan, adalah bentuk kecil dari cara kita memperkenalkan siapa diri kita di dunia digital.
Menulis, dengan kata lain, adalah cara halus dan alami membangun citra diri. Bukan citra palsu, bukan kemasan kosong. Tapi citra yang muncul dari konsistensi gagasan, gaya bahasa, dan nilai-nilai yang kita pilih untuk kita suarakan.
Dan bagian terbaiknya? Kamu tidak perlu menjadi selebgram atau influencer untuk bisa melakukan ini.
Tulisan Adalah Cermin Diri
Bayangkan seseorang yang rutin menulis tentang pendidikan kritis, literasi anak, dan pengalaman mengajar. Lalu bandingkan dengan orang yang rajin menulis tentang produktivitas, teknologi, dan self-improvement. Keduanya belum tentu menyebut dirinya "pakar", tapi lewat tulisan-tulisan itu, orang mulai mengenali mereka---topik yang mereka kuasai, sudut pandang yang mereka pegang, dan sikap yang mereka bawa.
Inilah inti dari personal branding berbasis tulisan: membiarkan orang mengenal kita bukan dari gelar, jabatan, atau logo---tetapi dari isi pikiran yang kita sampaikan secara konsisten.
Tips Menulis untuk Personal Branding yang Natural
1. Tentukan Tema Kunci yang Ingin Kamu Wakili
Kamu tidak harus membatasi diri pada satu topik saja. Tapi ada baiknya memilih 2--3 payung tema besar yang ingin kamu bangun sebagai "identitas naratif". Misalnya:
- Pendidikan kritis dan kreativitas belajar
- Gaya hidup digital sehat
- Pemikiran budaya dan sosial
Dengan begitu, pembaca akan mengenal kamu sebagai "orang yang sering nulis soal itu". Konsistensi tema akan menciptakan asosiasi yang kuat.
2. Tunjukkan Nilai, Bukan Hanya Informasi
Menulis bukan hanya soal memberi tahu. Tapi juga soal menunjukkan nilai apa yang kamu perjuangkan.