Fenomena paylater tumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir. Bagi sebagian besar anak muda, layanan ini menjadi "penolong" saat tanggal tua atau ketika keinginan belanja lebih besar daripada isi saldo. Dengan embel-embel kemudahan dan cicilan ringan, paylater seperti sahabat yang selalu ada---padahal bisa jadi musuh dalam selimut finansial.
Paylater memang terdengar praktis: kita bisa beli sekarang, bayar nanti. Tapi di balik kemudahannya, ada jebakan psikologis yang sering tidak kita sadari. Tagihan kecil-kecil bisa berubah jadi tumpukan utang yang menggerus keuangan bulanan. Tidak sedikit anak muda yang akhirnya pusing karena terjebak dalam lingkaran utang yang diam-diam menumpuk.
Untuk menghindari risiko tersebut, berikut beberapa langkah sederhana namun penting agar kita bisa tetap memanfaatkan paylater dengan bijak---bukan malah diperbudak olehnya.
1. Sadari Bahwa Paylater adalah Utang
Masalah utama dari paylater adalah cara kita mempersepsikannya. Banyak orang menganggapnya sebagai "bonus" atau "uang tambahan", padahal paylater adalah utang, yang akan datang menagih cepat atau lambat. Jika kita belum sanggup membeli barang tersebut dengan uang tunai, besar kemungkinan kita juga akan kesulitan membayar cicilannya nanti.
Jangan biarkan kenyamanan instan menipu kita. Sebelum mengklik "Bayar Nanti", biasakan untuk bertanya: "Kalau harus bayar sekarang juga, apakah saya sanggup?"
2. Gunakan Maksimal 20% dari Penghasilan
Mengatur batas pemakaian adalah langkah krusial. Idealnya, total cicilan---termasuk paylater---tidak lebih dari 20% dari penghasilan bulanan. Misalnya, dengan gaji Rp5 juta per bulan, maka total cicilan maksimal adalah Rp1 juta. Melebihi itu bisa membuat kita kesulitan memenuhi kebutuhan pokok lain seperti makan, transportasi, dan tabungan.
Paylater sebaiknya bukan pengganti penghasilan, tapi pelengkap yang digunakan secara terbatas dan penuh perhitungan.
3. Hindari Menggunakan Banyak Aplikasi
Satu aplikasi paylater saja sudah cukup "menggoda". Bayangkan kalau kita punya dua atau tiga akun aktif---risiko untuk kehilangan kendali jadi jauh lebih besar. Banyaknya kanal cicilan membuat kita sulit melacak total utang, apalagi jika masing-masing memiliki tenor dan tanggal jatuh tempo berbeda.
Fokus pada satu platform agar pengawasan keuangan lebih mudah dan terukur.
4. Cermati Bunga dan Tanggal Jatuh Tempo
Jangan malas membaca syarat dan ketentuan. Banyak layanan paylater menawarkan cicilan nol persen, tapi tidak sedikit juga yang menyisipkan bunga kecil per bulan. Jika dijumlahkan selama masa cicilan, bisa lebih mahal dari harga barang aslinya. Belum lagi denda keterlambatan yang bisa menyakitkan.