Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

New World Pilihan

Google Cloud Next 2025 (Bagian 2)

10 April 2025   07:10 Diperbarui: 10 April 2025   06:20 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Google Cloud Next 2025. (Sumber: Developers.googleblog.com)

Menyingkap Inovasi yang Mengubah Paradigma Teknologi

Jika bagian pertama tulisan ini menjelaskan panggung megah Google Cloud Next '25 dan inovasi yang dipamerkan, kini saatnya menyelami bagaimana teknologi-teknologi tersebut bukan hanya terdengar canggih di panggung Las Vegas, tapi juga mulai merembes ke sendi-sendi kehidupan nyata. Dari layanan pelanggan hingga hiburan, dari restoran cepat saji hingga kendaraan otonom---Google telah menunjukkan bahwa apa yang mereka bangun bukan sekadar demo teknis, tapi alat revolusi.

(Image credit: Future / Mike Moore via Techradar.com) 
(Image credit: Future / Mike Moore via Techradar.com) 

1. Layanan Pelanggan yang Cerdas dan Manusiawi

Ambil contoh Verizon, perusahaan telekomunikasi raksasa AS. Mereka menggunakan model AI Gemini dari Google untuk mendukung agen layanan pelanggan secara real-time. Alih-alih menggantikan manusia, AI ini menjadi "co-pilot" yang memberikan saran instan berdasarkan permintaan pelanggan, riwayat akun, dan bahkan nada bicara. Hasilnya? Waktu penanganan lebih cepat, kepuasan pelanggan meningkat, dan penjualan naik hampir 40%. Ini bukan teori di whiteboard kampus teknologi, ini kenyataan bisnis.

Inilah bukti bahwa AI bukan tentang menggantikan manusia, melainkan memperkuat manusia untuk bekerja lebih cerdas. Dan model Gemini bukan sekadar chatbot pintar. Ia bisa memahami konteks, membangun penalaran, dan beradaptasi dengan dinamika percakapan secara natural. Di sinilah letak lompatan kuantumnya.

2. Hiburan yang Melibatkan Teknologi dan Imajinasi

Bagi dunia hiburan, Google menawarkan kolaborasi dengan Sphere Entertainment---ruang konser futuristik berbentuk kubah raksasa di Las Vegas. Dengan menggunakan AI Gemini, Imagen 3, dan Veo, mereka menghadirkan kembali film klasik The Wizard of Oz dalam format yang belum pernah dibayangkan sebelumnya. Latar belakang diperluas, resolusi ditingkatkan, dan pengalaman sinematik menjadi nyaris imersif penuh.

Bayangkan ini diterapkan pada dunia pendidikan atau museum. Pelajar bisa menyaksikan sejarah dunia dalam pengalaman visual yang hidup dan interaktif, bukan hanya membaca buku teks hitam-putih. Di sini, teknologi bukan hanya alat bantu, melainkan jembatan antara generasi sekarang dan warisan budaya masa lalu.

(Image credit: Future / Mike Moore via Techradar.com) 
(Image credit: Future / Mike Moore via Techradar.com) 

3. Restoran Cepat Saji pun Jadi Cerdas

Siapa sangka waralaba pizza seperti Papa Johns menggunakan BigQuery, Vertex AI, dan Gemini untuk meningkatkan efisiensi operasional mereka? AI digunakan untuk memahami pola pembelian pelanggan, memprediksi kebutuhan bahan baku, hingga mengatur kampanye pemasaran personal berdasarkan ulang tahun atau jadwal pertandingan olahraga.

Dengan kata lain, pizza yang Anda pesan minggu depan mungkin bukan sekadar keinginan perut, tapi hasil prediksi AI yang tahu kapan Anda biasanya lapar dan makanan favorit Anda berdasarkan musim.

4. Dokumen yang Tak Lagi Diam

Integrasi Gemini dengan platform manajemen konten seperti Box menunjukkan bagaimana AI dapat "membaca" dokumen, mengekstrak metadata, dan bahkan menyarankan tindakan selanjutnya. Dokumen menjadi entitas hidup yang bisa berkomunikasi dengan sistem lain seperti Salesforce atau Google Workspace. Artinya, alur kerja administratif yang biasanya memakan waktu bisa dipangkas drastis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun