Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Family Office: Pilar Keuangan yang Masih Disalahpahami

14 Maret 2025   06:31 Diperbarui: 14 Maret 2025   06:31 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi family office. (Sumber: Freepik/pressfoto)

Meskipun konsep family office menjanjikan, implementasinya di Indonesia menghadapi berbagai tantangan. Salah satu hambatan terbesar adalah ketidakpastian hukum dan masih maraknya praktik korupsi. Tanpa adanya kepastian hukum yang kuat, sangat sulit bagi investor global maupun keluarga kaya lokal untuk mempercayakan pengelolaan aset mereka kepada sistem yang belum transparan.

Selain itu, kebijakan pajak yang memberikan insentif berlebihan kepada family office asing bisa menjadi bumerang. Jika tidak diatur dengan baik, kebijakan ini dapat mengarah pada praktik pencucian uang dan ketidakadilan ekonomi. Oleh karena itu, pemerintah perlu memastikan bahwa regulasi family office tetap berpihak pada kepentingan nasional dan bukan hanya menguntungkan segelintir elite ekonomi.

Masa Depan Family Office di Indonesia

Untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat family office di Asia Tenggara, diperlukan langkah-langkah strategis, antara lain:

  1. Regulasi yang Transparan dan Stabil: Tanpa kejelasan regulasi dan kepastian hukum, Indonesia tidak akan mampu bersaing dengan Singapura atau Hong Kong dalam menarik family office global.
  2. Insentif yang Berimbang: Memberikan insentif pajak yang adil bagi family office tanpa mengorbankan potensi penerimaan negara.
  3. Meningkatkan Profesionalisme di Industri Keuangan: Dibutuhkan lebih banyak tenaga ahli di bidang wealth management, hukum investasi, dan pajak internasional agar ekosistem family office di Indonesia dapat berkembang.
  4. Memastikan Keamanan dan Kepercayaan Investor: Hukum yang tegas terhadap pencucian uang dan penghindaran pajak harus menjadi prioritas utama untuk menarik investor yang benar-benar berorientasi pada investasi jangka panjang.

***

Family office bukan sekadar istilah asing atau konsep elit yang tidak relevan bagi masyarakat luas. Sebaliknya, ini adalah bagian dari evolusi manajemen keuangan modern yang dapat memberikan dampak signifikan bagi ekonomi suatu negara. Jika dikelola dengan baik, family office tidak hanya melindungi aset keluarga kaya, tetapi juga membantu meningkatkan kepercayaan investor, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan sistem keuangan yang lebih kuat.

Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pusat family office di Asia Tenggara. Namun, tanpa reformasi hukum dan kebijakan yang tepat, family office justru bisa menjadi sarana bagi oligarki untuk menghindari pajak atau bahkan mencuci uang. Oleh karena itu, pemahaman yang lebih luas tentang konsep ini serta diskusi kritis tentang regulasi yang mengaturnya menjadi hal yang sangat penting.

Masyarakat perlu memahami bahwa family office bukan sekadar strategi elit untuk melindungi harta, tetapi juga alat ekonomi yang dapat dimanfaatkan secara positif jika diterapkan dengan regulasi yang baik. Jika Indonesia serius ingin bersaing dengan Singapura dalam sektor ini, maka tantangan utama bukan hanya menarik investasi, tetapi juga membangun sistem yang transparan, adil, dan bebas dari praktik korupsi. Jika tidak, Indonesia hanya akan menjadi surga baru bagi mereka yang ingin menyembunyikan harta tanpa kontribusi nyata bagi perekonomian nasional.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun