Kepada Tim Pengelola Kompasiana,
Saya ingin menyampaikan sebuah kejanggalan yang saya temui saat mengakses laman utama Kompasiana dalam beberapa hari terakhir. Sejak tanggal 2 Februari 2025, saya memperhatikan bahwa artikel berjudul Staf Khusus Raja dan Seni Menabur Garam yang ditulis oleh Alfred Benediktus selalu muncul di halaman pertama Kompasiana. Padahal, artikel-artikel lain yang lebih baru terus bermunculan dan seharusnya menggeser artikel lama sesuai dengan sistem pemeringkatan berbasis waktu yang selama ini berjalan.
Fenomena ini tentu mengundang tanda tanya. Apakah ini sebuah kesalahan sistem atau memang ada pengaturan tertentu yang menyebabkan artikel tersebut tetap bertahan di posisi teratas? Saya tidak ingin langsung menyimpulkan adanya unsur kesengajaan, namun jelas ada kejanggalan yang perlu dikaji lebih lanjut oleh pihak pengelola.
Dampak dari kejadian ini cukup signifikan, terutama dalam hal jumlah pembaca. Artikel yang terus berada di posisi utama tentunya memiliki keuntungan tersendiri dalam memperoleh jumlah pembaca yang lebih banyak dibandingkan artikel-artikel lain yang harus bersaing dalam sistem peringkat yang biasanya dinamis. Saat terakhir saya melihat, artikel ini sudah memperoleh hampir 500 tampilan, sementara artikel lain yang baru terbit tidak mendapatkan eksposur yang sama.
Sebagai pengguna yang menghargai transparansi dan keadilan dalam distribusi konten, saya merasa perlu mengangkat isu ini ke ranah publik. Saya memilih untuk menuliskan ini sebagai opini di kategori diary, bukan untuk menyerang penulis artikel yang bersangkutan, melainkan untuk menyoroti kemungkinan adanya bug atau ketidaksempurnaan dalam sistem algoritma Kompasiana. Jika ini memang sebuah kesalahan teknis, saya berharap tim teknis Kompasiana dapat segera mengidentifikasi dan memperbaiki masalah ini agar tidak merugikan penulis lain yang juga berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk artikelnya dibaca lebih banyak orang.
Saya pribadi tidak tahu bagaimana cara melaporkan bug semacam ini secara langsung kepada tim Kompasiana, sehingga saya berharap melalui tulisan ini, permasalahan tersebut bisa sampai ke pihak yang berwenang dan segera mendapat perhatian. Jika ada pengguna lain yang mengalami atau memperhatikan hal serupa, saya juga mengundang mereka untuk berbagi pengalaman agar permasalahan ini dapat ditelusuri lebih jauh.
Kompasiana selama ini dikenal sebagai wadah jurnalisme warga yang terbuka dan adil bagi semua penggunanya. Semoga sistem yang ada tetap menjunjung nilai-nilai tersebut dan dapat segera mengatasi kendala teknis yang mungkin terjadi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI