Mohon tunggu...
syahela fitria
syahela fitria Mohon Tunggu... Universitas Syiah Kuala

Mahasiswa tahun ke 2 jurusan akuntansi, Universitas Syiah Kuala. Memiliki hobi membaca dan ingin berkembang untuk menulis berbagai konten bermanfaat sesuai passion.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Kasus Manipulasi Laporan Keuangan dan Etika Profesi Akuntansi

27 Maret 2025   01:00 Diperbarui: 28 Maret 2025   00:10 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem informasi yang memberikan laporan kepada para pengguna informasi akuntansi atau kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan (stakeholders) terhadap hasil kinerja dan kondisi keuangan perusahaan (Hery, S. E, 2015). Output dari akuntansi adalah laporan keuangan. Laporan  keuangan  yang   disusun   oleh   suatu   perusahaan   dapat   digunakan   sebagai   alat   pengambilan keputusan   manajerial   internal   maupun   bagi   pihak eksternal   perusahaan (Halim, Ismail, 2009). Berdasarkan IFRS, profesi akuntansi memiliki berbagai prinsip, salah satunya adalah integritas pelaporan.

Namun, dalam sejarah dunia bisnis ada banyak kasus manipulasi laporan keuangan yang merugikan banyak pihak. Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) melakukan survei global yang dikenal sebagai “Report to the Nations” dan menemukan Manipulasi Laporan Keuangan (Financial Statement Fraud) dengan persentase kejadian sebesar 9% dan memiliki dampak kerugian yang signifikan. Salah satu yang terbesar adalah skandal Enron pada tahun 2001, yang tidak hanya menyebabkan kebangkrutan tetapi juga mengguncang kepercayaan publik terhadap profesi akuntansi.

Skandal Enron 2001

Enron Corporation adalah perusahaan energi asal Amerika Serikat yang pada tahun 2000 dinobatkan sebagai salah satu perusahaan paling inovatif oleh majalah Fortune (Vinten, G, 2002). Namun, di tahun berikutnya perusahaan Enron melakukan praktik yang tidak etis dengan menggunakan entitas diluar neraca dan membangun perusahaan cangkang untuk menyembunyikan utang dan melebih-lebihkan pendapatan, sehingga laporan keuangan tampak seperti sehat dan terbebas dari utang.

Enron menggunakan metode mark-to-market accounting, di mana pendapatan dari hasil proyek jangka panjang langsung dicatat sebagai keuntungan, meskipun proyek tersebut belum menghasilkan uang sama sekali (Sukarya, A. G., Salam, M. S. M., & Yudiantoro, N. A, 2024). Untuk memuluskan jalannya, Enron bekerja sama dengan Arthur Andersen, salah satu firma audit terbesar saat itu, untuk membantu menutupi skandal tersebut dengan menghancurkan berbagai bukti kecurangan. Skandal ini berdampak besar terhadap karyawan, investor, serta krisis kepercayaan terhadap akuntansi dan audit.

Skandal Enron di atas  mencerminkan betapa pentingnya etika dalam dunia akuntansi dan pelaporan keuangan. Etika profesi akuntansi sangat penting untuk menjaga integritas dan transparansi laporan keuangan. Akuntan harus mematuhi prinsip dasar etika seperti integritas, yang mengharuskan mereka untuk bertindak jujur dan tidak melakukan manipulasi dalam penyajian informasi (Wilopo, 2014). Selain itu, akuntan harus bersikap objektif dan independen, agar keputusan yang diambil tidak dipengaruhi oleh tekanan atau konflik kepentingan (Sihotang, 2016). Mereka juga wajib menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh selama proses audit dan tidak mengungkapkan data tersebut tanpa izin yang sah (Sihotang, 2019).

Selain itu, akuntan diharapkan memiliki kompetensi profesional yang cukup, yang mencakup pengetahuan yang terus diperbarui dalam perkembangan dunia akuntansi (Wahyudi, 2021). Akuntan juga harus menunjukkan perilaku profesional, bertindak dengan integritas tinggi, dan menjaga reputasi profesi mereka di mata publik (Ludigdo & Mulawarman, 2010). Etika yang diterapkan dengan baik dapat mencegah praktik manipulasi yang merugikan seperti yang terjadi pada kasus Enron (Syarif, 2018).

Artinya, Arthur Andersen yang membantu enron memanipulasi laporan keuangannya, melanggar empat prinsip etis profesi akuntan yaitu indpendensi, integritas, objektivitas, dan tanggung jawab kepada publik. Dengan demikian ungkapan Richard I. De George bahwa “etika adalah bagian yang tidak terpisahkan dari bisnis dan menjadi lem yang merekatkan semua pihak yang terkait dalam bisnis” diakui oleh masyarakat profesional.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun