Mohon tunggu...
Syah Bilal Ahtafiand
Syah Bilal Ahtafiand Mohon Tunggu... Freelancer - masih maba

masih maba peelbe uns 2020

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Lu Masih Mending, Lah Gue..." Yuk, Berusaha Menjadi Pendengar yang Baik!

13 November 2020   13:59 Diperbarui: 13 November 2020   14:02 1796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://menwomenart.com

Ketika sedang dalam keadaan penat, stres, banyak pikiran, ataupun keadaan yang lainnya, beberapa orang memiliki keinginan untuk meluapkan apa yang sedang terjadi pada dirinya. Banyak media ataupun tempat yang bisa dijadikan sebagai pelampiasan perasaan tersebut. 

Bisa dibilang bahwa melampiaskannya dengan cara bercerita kepada orang lain merupakan salah satu cara yang dipilih oleh sebagian orang. Kamu dapat bercerita secara langsung ataupun melalui chattingan tanpa perlu memikirkan jarak antara kalian dengan orang yang kalian jadikan sebagai tempat berkeluh kesah. Dengan bercerita kepada orang lain, kamu bisa meluapkan perasaanmu dengan kata-kata yang dikeluarkan secara langsung.

Ketika bercerita kepada orang lain, tentu kita mengharapkan seorang pendengar yang baik. Namun, apa jadinya ketika kita bercerita tiba-tiba ia menyeletuk dengan kalimat "Lo masih mending, lah gue..." atau "Masalah lo belom ada apa-apanya dibanding masalah gue kemarin" dan berbagai macam kalimat bersifat membandingkan yang lain? 

Tentu hal tersebut bukan sesuatu yang kita harapkan sebagai orang yang bercerita mengenai masalah hidup. Di saat kita tengah bercerita mengenai masalah kita, tetapi tiba-tiba orang yang sudah kita percayakan sebagai tempat bercerita malah menyeletuk dengan kalimat "Lo masih mending, lah gue...", hilang sudah suasana hati untuk bercerita.

Seakan masalah hidup yang kita alami dinilai tidak sebanding dengan masalah hidup yang pernah ia alami sebelumnya. Lalu kemudian dengan mudahnya ia membandingkan masalah hidup yang saat itu tengah kita ceritakan. 

Tidak dapat dipungkiri jika pada saat itu seketika mood untuk kembali melanjutkan percakapan langsung hilang. Bahkan bisa saja rasa percaya untuk menjadikannya tempat bercerita juga hilang.

Tentu saja hal tersebut bukan sesuatu yang pantas bagi seorang pendengar yang sudah diberikan rasa percaya oleh pembicara. Sebagai seorang pendengar, sudah semestinya kita memberikan perhatian dan dukungan kepada lawan bicara kita. 

Membandingkan masalah yang diceritakan oleh orang lain dengan masalah yang sebelumnya pernah kita alami bukanlah sesuatu yang pantas. Tingkat masalah yang dialami setiap individu berbeda-beda. Bagi kita masalah tersebut masih dapat kita atasi atau kita masih bisa menganggap masalah tersebut adalah hal yang kecil. 

Namun, belum tentu masalah tersebut bisa dianggap kecil oleh orang lain. Bisa saja masalah tersebut adalah sesuatu yang besar hingga menyebabkan orang lain merasa terbebani dan stres terhadap masalah seperti itu. 

Mendengar kalimat yang bersifat membanding-bandingkan masalah tersebut justru akan berdampak signifikan terhadap psikologis. Pembicara justru akan merasa diremehkan atas masalah yang tengah dialami. Pembicara akan merasa bahwa ia adalah orang lemah yang tidak bisa mengatasi masalah yang tengah ia hadapi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun