Mohon tunggu...
syafruddin muhtamar
syafruddin muhtamar Mohon Tunggu... Dosen - Esai dan Puisi

Menulis dan Mengajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Deru Pemilu di Tengah Darurat Moral

31 Oktober 2022   08:47 Diperbarui: 3 November 2022   18:31 1685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://utusanpolitik.aman.or.id/

 

BOLEH dikatakan orde reformasi sebagai masa "gugatan sosial". Masyarakat sedemikian kritis terhadap hampir semua detil kebijakan pemerintah, sebuah bentuk perilaku sosial yang sulit ditemukan pada Orde Baru.

Media massa yang terbit di masa ini seakan tidak pernah absen dari berita-berita tentang demonstrasi dengan skala yang begitu luas, sebab tidak hanya terjadi di pusat-pusat pemerintahan negara tetapi juga pada jaringan pemerintahan tingkat bawah seperti di pedesaan.

Sebuah perilaku sosial yang mengindikasikan adanya suatu tatanan, sistem dan praktek kebijakan yang salah. Juga pada saat yang sama menunjukkan adanya semangat perlawanan terhadap hal-hal yang dianggap melenceng dari harapan masyarakat sebagai pemegang hak atas kedaulatan.

Korupsi, kolusi dan nepotisme adalah moralitas buruk yang paling sering mendapat gugatan, sorotan dan desakan dari masyarakat. Telah terbukti bahwa perilaku buruk itu telah merusak dengan krisis panjang yang menimpa bangsa ini tanpa kunjung usai.

Penyakit sosial itu secara diam-diam bahkan terang-terangan dipraktekkan secara merata pada hampir semua lapisan kekuasaan Orde Baru. Dan Orde Reformasi tidak serta-merta memutus rantai kebiasaan buruk itu, bahkan penyakit itu berevolusi dalam bentuknya yang paling halus dengan legitimasi "alasan perubahan".

Artinya, borok rezim Orde Baru itu tetap diwarisi Orde Reformasi tetapi dalam suasana sosial yang sungguh berbeda, yakni suasana kehidupan sosial yang penuh kontrol dan semangat perubahan yang menekankan transparansi.

Namun meskipun di tengah masyarakat subur akan nilai kritis, tidak lantas kebatilan individual atau institusional berhenti mendadak dan kehidupan masyarakat lalu penuh dengan keadilan. Kita tetap bisa mendengar dan menyaksikan perilaku jahat itu dalam beragam segmen sosial, terkhusus pada segmen ekonomi dan politik.

Bidang ekonomi dan politik ini demikian bombastis efeknya sebab bersentuhan langsung dengan kehidupan dasar orang banyak. Sama, ketika terjadi kejahatan didalamnya, masyarakat secara otomatis akan terganggu bahkan terancam kehidupannya.

Kebatilan dalam beragam wujudnya itu, jika dipandang dari sisi historis, bisa dikatakan telah menemani kehidupan sejak awal mula sejarah manusia.

Kebatilan telah ada sejak pra-sejarah hingga masa sejarah; dari fase tradisional ke zaman post-modern kini. Sehingga boleh jadi kebatilan atau kejahatan itu adalah salah satu watak alamiah manusia yang tidak bisa dihilangkan sama sekali, sebab ia telah menjadi salah satu watak yang melekat dalam eksistensi jiwa manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun