Mohon tunggu...
Syafrawadi
Syafrawadi Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis lepas

Menulis berita kegiatan pribadi, informasi desa dan sejenisnya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidik dan Peserta Didik Religius di Era Digital Sebuah Harapan

2 Mei 2023   07:06 Diperbarui: 2 Mei 2023   07:42 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kalau dipaparkan secara sfesifik, barangkali tidaklah etis dan menjadi teralu panjang dalam artikel ini. Silakan saja kita masing-masing melihat lingkungan sekitar. Perhatikan lingkungan sekolah disekitar kita. Karena itu juga tanggung jawab kita sebagai manusia terlahir di Bumi Allah ini. Tidak usah terlalu jauh, bisa saja dalam keluarga kita semua yang diuraikan tadi terlihat oleh kita. Sebenarnya sederhana saja persoalnnya dengan syarat mari mengakui kesalahan kita masing-masing dan kembali kepada apa yang disebutkan sang guru  Kihajar Dewantara yaitunya Pendidikan Religius. Agama yang mengatur segalanya. Jika agama sudah kita tanamkan dalam diri kita maka semua sisi-sisi negatif teknologi akan dapat kita atasi.

Mari sejenak kita berbalik ke zaman 80an hingga 90 yang media hari itu hanya sebatas televisi TVRI dan Radio serta Surat kabar yang masih di bawah kontrol wajar pemerintah ketika itu. Jarang dijumpai buku -buku porno, film yang berbau pornografi, mungkin juga ada ketika itu, tetapi tidak semudah hari ini mengakses benda-benda haram tersebut. Di zaman saya masih SD hingga SLTA. Walaupun juga mulai terasa ada pergeseran-pergeseran nilai ketika itu, tetapi tidak separah hari ini dengan berbagai kemajuan yang kita sebutkan tadi. Sekarang dengan sebuah jari ditangan di pencet dari Handphon dari dalam kamar, dan berawal dari chat dan telponan, video call. Nah di sinilah terjadi awal pergaulan generasi kita menjadi kacau. Semua perbuatan dibantu dan dimudahkan oleh teknologi. Kalau tidak ada langkah kongkrit masing-masing kita, maka ke depan bisa saja akan semakin parah lah kondisi generasi kita. Walaupun itu bukan harapan kita, tetapi itulah bentuk ke khawatiran kita.

Dihari Pendidikan Nasional ini, alangkah baiknya kita merenungkan berbagai paparan yang saya sampaikan tadi. Marilah kita resapi apa yang di patwakan oleh sang guru nasional kita. Seperti maksud dari Filosofi beliau bahwa pendidikan itu harus dilakukan dengan tujuan untuk membentuk kepribadian yang religius. Sebab kepandaian dan kedalaman ilmu seseorang tidak akan pernah memiliki makna, jika tanpa didasari dengan keyakinan bahwa semua ilmu itu bersumber dari Gusti Allah.

Maka dari itu mari kita kembali kepada Allah baik itu kita sebagai orang tua dari peserta didik, guru dan peserta didik itu sendiri. Karena perilaku, tutur kata kita, berpakaian kita yang tidak sopan (terlihat aurat), sudah jelas di murka Allah SWT. Maka marilah selamatkan diri dan keluarga kita dari Api Neraka seperti firman Allah dalam Surat Attahrim ayat 6 : Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. 

Selanjutnya mari kita segera bertobat bertobatlah kita kepada Allah swt. Sesuai firman Allah swt dalam surat At Tahrim ayat 8 : Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, ...

Penekananannya adalah pada diri dan pribadi kita semua tidak terbatas pada guru-guru saja, keluarga kita sebagai orangtua dan pemerintah sebagai penangung jawab. Jika semua unsur tersebut sudah menanamkan perilaku religi dimaksud tadi, maka setiap perilaku kita, perkataan, penampilan dan sebagainya yang ada dalam diri kita akan mencerminkan pribadi yang religius tersebut. Harapan kita Semoga dunia pendidikan ke depan akan semakin membaik dan sesuai dengan Pancasila sila pertama yaitu berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa.

Daftar pustaka :

https://kumparan.com/beritabojonegoro/resensi-buku-sang-guru-biografi-ki-hadjar-dewantara-1x5xNI7wcLJ

https://id.wikipedia.org/wiki/Hari_Pendidikan_Nasional#cite_note-1

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun