Dan hakikat filsafat lebih menaruh perhatian terhadap problem mendasar yang terdapat dalam ilmu pengetahuan seperti ontologi ilmu epistemologi ilmu dan aksiologi ilmu dan dari ketiga landasan ini jika dikaitkan dengan ilmu pengetahuan maka letak filsafat ilmu lebih pada aspek ontologi dan epistemologi nya.
 Dari buku ini kita juga bisa memahami bahwa ilmu pengetahuan akan menjawab pertanyaan lebih secara substansial ,maka ilmu pengetahuan tidak bisa menemukan jawabannya secara konkrit dan empiris.
Oleh karenanya dalam filsafat ilmu dirangkai lah tiga pijakan dasar yakni ilmu agama atau moral dan seni yang mana ketiganya itu harus berkesinambungan dan terjalin menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan agar semua sendinya saling menguatkan dan menjadi sumber nilai yang Kukuh serta dapat dikembangkan oleh ilmuwan manapun dan kapanpun sepanjang untuk kepentingan kemaslahatan umat manusia.
 Pentingnya filsafat ilmu ini akan membuka ruang akademis pada seluruh orang yang mempelajarinya yang mana dia bisa menampilkan filsafat ilmu dalam pembelajarannya.
 Hal lain yang dimasukkan dari ini untuk mengantarkan seseorang pembaca atau akademisi menjadi seorang ilmuwan dan seorang filsuf dalam pandangan agama mereka yang mana lebih layak dikatakan sebagai Ulul Albab
Kita tahu bahwa tujuan filsafat di dunia akademis sebagaimana dikatakan Amsal Bakhtiar (2011) pertama mendalami unsur-unsur pokok ilmu sehingga secara menyeluruh kita dapat memahami sumber hakikat dan tujuan ilmu, yang kedua memahami sejarah pertumbuhan perkembangan dan kemajuan ilmu di berbagai bidang sehingga kita mendapat Gambaran tentang proses ilmu secara historis dan kontemporer, ketiga menjadi pedoman para dosen mahasiswa akademisi dan praktisi keilmuan untuk mendalami studi utamanya yang mana dia bisa membedakan mana yang ilmiah dan mana yang non ilmiah.
Dan yang keempat mendorong calon ilmuwan dan para akademisi agar konsisten  menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuannya secara berkelanjutan, kelima mempertegas bahwa dalam persoalan ilmu pengetahuan seni dan agama tidak ada pertentangan sama sekali, yang keenam mendudukkan secara proporsional tanah ilmu pengetahuan dengan persoalan seni atau keindahan.
 Kemudian jika cara berfikir filsafat dilihat dari sudut karakternya itu akan menjadi pembeda dengan cara berpikir sebelumnya.
Cara berpikir seorang ahli filsafat ilmu itu bisa diketahui bisa diketahui dengan beberapa karakter berpikir seperti : yang pertama berpikir rasional ,yang kedua berpikir radikal, yang ketiga berpikir kreatif inovatif ,yang keempat berpikir sistematis dan analitis yang kelima, berpikir universal, yang keenam berpikir komprehensif dan holistik yang ketujuh berpikir abstrak , yang kedelapan berpikir spekulatif,yang kesembilan berpikir secara reflektif ,kesepuluh berpikir humanistik kesebelas berpikir konseptual, ke-duabelas berpikir eksistensial ,dan yang ketiga belas  berpikir kontemplatif, dan Terakhir seorang ahli filsafat ilmu akan berpikir secara skeptic.
 Oleh karena itu pemikiran keilmuan secara filosofis membantu manusia untuk menyingkap keluhuran dan menemukan jalan keluar dari berbagai lingkaran kejanggalan kebodohan dan kemiskinan. Meskipun demikian orang pun harus berpikir kritis dalam membangun pemikiran keilmuan sehingga tidak mendewakan pemikiran seperti paham rasionalisme dan tentu jangan sampai terjebak dengan kebenaran ilmu yang hanya semata.
Karena ilmu yang tidak ada keterlibatan dengan Tuhan di dalamnya dan pada intinya bagaimanapun maju canggih dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dia tetap hanya terbatas sesuai dengan keterbatasan manusia dan metode serta ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkannya.