Mohon tunggu...
syafira kamila
syafira kamila Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa

manusia yang suka kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Metafora Nasi Menangis dengan Kebiasaan Membuang Makanan yang Tak Habis

17 Januari 2023   22:41 Diperbarui: 17 Januari 2023   22:48 1845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tangkapan Pribadi/Tangerang Selatan 2 April 2022.

Pernahkah kalian mendapat teguran saat kalian tidak menghabiskan makanan ? seperti nanti nasinya nangis loh? Pada masa sekarang ini perkembangan zaman bagaimana metafora ini mempengaruhi kehidupan kita dan kebiasaan kita untuk tidak membuang makanan, disamping sampah makanan Indonesia yang nyatanya masih banyak.

Indonesia sebagai negara agraris umumnya diberkahi begitu banyak keberlimpahan sumber daya alam untuk kebutuhan pokok kita yakni makan. Setiap hari kita pasti mengkonsumsi makanan sebagai cara untuk memberi nutrisi pada tubuh, sehingga dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Tak jarang pula seseorang menyia-nyiakan makanan dengan alasan tidak dapat menghabiskannya atau makanan itu tidak enak.

Nasi yang menjadi makanan pokok juga terkadang terdapat sisa. Seringkali sisa nasi saat makan yang tidak habis akan langsung dibuang, padahal tanpa kita sadari dari sisa nasi yang dibuang  tersebut akan membusuk sehingga menciptakan gas metana yang berbahaya. Gas metana yang terkumpul dari sisa nasi busuk tersebut akan menjadi salah satu penyebab pemanasan global.

Laporan badan pangan PBB, Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) tahun 2019 menyebut Indonesia menghasilkan sekitar 13 juta ton sampah makanan setiap tahunnya. 

Sampah makanan tersebut kebanyakan berasal dari usaha katering, ritel, dan restoran. Bahkan pada 2016 Indonesia tercatat sebagai negara kedua setelah Arab Saudi sebagai penghasil sampah makanan terbanyak di dunia. Hal tersebut sangatlah ironi mengingat masih ada sekitar 22 juta masyarakat Indonesia masih menderita kelaparan.

Ketika kecil, penulis juga seringkali mendengar bahwa nasi akan menangis jika tidak dimakan. Pepatah tersebut tentu bukannya tanpa makna. Nasi adalah salah satu jenis makanan yang telah melalui proses panjang untuk sampai ke piring kita. 

Dari mulai tanam sampai panen, dari panen sampai dimasak. Siapa yang tidak menangis jika setelah melalui proses yang sangat panjang itu akhirnya disia-siakan?

Di Balik Metafora Nasi Menangis

Di balik hadirnya sebuah metafora dalam kegiatan apapun, ini tak terlepas dari latar belakang budaya hal ini mempunyai makna dan cerita didalamnya. Dan metafora "Nasi Menangis" sendiri hadir karena konon orang tua pada zaman dahulu masyarakat kekurangan makanan dan kelaparan, mereka kesulitan dalam mendapatkan asupan makanan dan sumber daya yang kering, dan hadirlah Dewi Sri yang menggorbankan dirinya menjadi tanaman padi.

Dewi Sri di Indonesia dihubungkan dengan mitos tentang asal muasal tumbuhan, terutama padi. Mitos ini berasal dari beberapa daerah Indonesia, dan ceritanya hampir sama, yaitu tentang tumbuhan yang berasal dari tubuh seorang wanita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun