Transformasi digital menjadi kebutuhan mendesak bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di era modern ini. Perkembangan teknologi yang pesat menurut para pelaku usaha untuk beradaptasi dengan sistem pembayaran digital, media promosi online, dan platform digital lainnya guna meningkatkan daya saing dan jangkauan pasar. Namun, masih banyak UMKM yang belum mampu mengadopsi teknologi digital karena keterbatasan pengetahuan dan akses terhadap teknologi.
Melihat kondisi tersebut, mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka) bersama dengan mata kuliah Ekonomi dan Bisnis Digital yang di ampu oleh dosen Dr. Camelia Safitri, M.Pd. mengambil inisiatif untuk memberikan pendampingan transformasi digital kepada UMKM di wilayah Jakarta Timur dan sekitarnya. Program ini bertujuan untuk membantu para pelaku UMKM dalam mengadopsi teknologi digital khususnya dalam sistem pembayaran, promosi, dan pemasaran produk, program tersebut sesuai dengan output mata kuliah Ekonomi dan Bisnis Digital yang berperspektif pada keadaan dilapangan dengan melakukan kajian mendalam mengenai teori dan kebutuhan lapangan.
Program pendampingan transformasi digital ini dilaksanakan oleh lima kelompok mahasiswa dengan total 19 UMKM yang didampingi. Setiap kelompok memiliki fokus dan target UMKM yang berbeda sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing usaha.
Kelompok 1 yang beranggotakan Sari Laraswati dan Fidela Lathifah berhasil mendampingi empat UMKM kuliner. Fidela Lathifah menangani Rumah Makan Berkah milik Bapak Ali Nawar yang berlokasi di Jalan Tanah Merdeka, Kelurahan Kampung Rambutan, serta Dimsum Bu'e milik Ibu Hartini di lokasi yang sama. Sementara itu, Sari Laraswati mendampingi Dapur Mamah Ayu milik Ibu Wahyu Warih Wardahyanti dan Nasi Kuning Mamah Alpin milik Ibu Iloh Nasiklah, keduanya berlokasi di Jalan Pedati Raya, Cipinang Cempedak. Keempat UMKM ini sebelumnya masih mengandalkan pembayaran tunai dan berhasil ditransformasi menggunakan sistem pembayaran digital QRIS by DANA Bisnis. Alasan utama pendampingan adalah karena para pelaku usaha belum mengadopsi teknologi pembayaran digital, dengan beberapa di antaranya mengaku masih gagap teknologi (gaptek).
Kelompok 2 yang terdiri dari Sri Komala Sari dan Rayhand Melviano Izaak mendampingi tiga UMKM dengan karakteristik yang berbeda. Sri Komala Sari menangani Toko Lia Grosir milik Ibu Yulia Manda Sari yang bergerak di bidang sembako, serta Rizki Djaya Motor milik Bapak Rizki Darmawan yang bergerak di bidang otomotif, keduanya berlokasi di Jalan Cilangkap Baru, Pondok Ranggong. Kedua UMKM ini sebelumnya sudah menggunakan sistem pembayaran digital namun belum mengadopsi QRIS, sehingga didampingi untuk mengimplementasikan QRIS by DANA Bisnis. Sementara itu, Rayhand Melviano Izaak mendampingi Gesti 263 milik Bapak Ari Kurniawan yang bergerak di bidang gaya rambut di Jalan Dukuh VI, Kramat Jati. Usaha ini sebelumnya masih menggunakan pembayaran tunai dan berhasil ditransformasi dengan sistem QRIS by DANA Bisnis.
Kelompok 3 yang beranggotakan Ina Siti Fatimah dan Syafiq Wicaksono mengambil pendekatan yang lebih beragam dalam transformasi digital. Ina Siti Fatimah mendampingi RCS Frozen Mart milik Ibu Rima Restiana yang bergerak di bidang makanan beku dengan menciptakan akun Instagram @rsc_frozen_mart sebagai media promosi produk. Selain itu, ia juga mendampingi Rumah Padang Pulo Raya milik Bapak Udin dengan mendaftarkan usaha tersebut di Google Maps untuk meningkatkan visibilitas lokasi. Di sisi lain, Syafiq Wicaksono fokus pada transformasi pembayaran digital dengan mendampingi Es Kelapa Putra Galunggung milik Ibu Puji dan Warung Pop Ice Bu Vitri milik Ibu Vitri, keduanya berlokasi di Jalan Hj. Dogol Duren Sawit. Kedua UMKM minuman ini berhasil mengimplementasikan QRIS by Gopay Merchant menggantikan sistem pembayaran tunai yang sebelumnya digunakan.
Kelompok 4 yang terdiri dari Indri Frahesta Wulansari dan Liana Rahmasari berhasil mendampingi empat UMKM dengan fokus utama pada transformasi pembayaran digital dan peningkatan visibilitas online. Indri Frahesta Wulansari mendampingi Warung Mama Abid milik Ibu Hestu yang bergerak di bidang sembako dengan mengimplementasikan QRIS by DANA Bisnis, serta Rizky AQUA milik Bapak Rizky yang bergerak di bidang air minum dengan mendaftarkannya di Google Maps. Keduanya berlokasi di Villa Indah Pulo Timaha. Liana Rahmasari menangani Warung Mamake Ungu milik Pak Parmono dan Mie Ayam Bakso Ceker Ibu Neneng Hisom milik Ibu Neneng, keduanya berlokasi di VGH Jalan Sunan Bonang. Kedua UMKM ini berhasil mengadopsi sistem pembayaran QRIS by DANA Bisnis menggantikan pembayaran tunai yang sebelumnya digunakan.
Kelompok 5 yang beranggotakan Waode Elza Firdaus dan Willy Setiyawan mengambil pendekatan komprehensif dalam transformasi digital. Waode Elza Firdaus mendampingi Nges Teh Dulu milik Ibu Ida dengan menciptakan banner, logo, dan price list untuk meningkatkan identitas visual usaha, serta Alma Store milik Ibu Alma yang bergerak di bidang pakaian dan aksesoris dengan mengimplementasikan QRIS by DANA Bisnis. Willy Setiyawan fokus pada kombinasi transformasi digital dan pembayaran dengan mendampingi Toko Roti Mudi Rasa milik Ibu Mumaidah melalui pembuatan akun Instagram untuk media promosi, serta Mie Ayam Wonogiri milik Bapak Budi dengan mengimplementasikan QRIS by DANA Bisnis dan pembuatan logo usaha.
Secara keseluruhan, program pendampingan ini berhasil mentransformasi 19 UMKM yang tersebar di berbagai wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Pusat. Mayoritas UMKM yang didampingi bergerak di sektor kuliner, diikuti oleh sektor sembako, minuman, dan layanan lainnya. Transformasi yang dilakukan meliputi implementasi sistem pembayaran digital QRIS (baik melalui DANA Bisnis maupun Gopay Merchant), pembuatan akun media sosial Instagram untuk promosi, pendaftaran di Google Maps untuk meningkatkan visibilitas lokasi, serta pembuatan identitas visual berupa logo, banner, dan price list.
Program pendampingan transformasi digital yang dilaksanakan oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Uhamka telah memberikan dampak positif yang signifikan bagi 19 UMKM di Jakarta Timur dan sekitarnya. Keberhasilan program ini terlihat dari adopsi teknologi pembayaran digital QRIS yang berhasil diterapkan pada 15 UMKM, penciptaan kehadiran digital melalui media sosial dan Google Maps pada 4 UMKM, serta peningkatan identitas visual usaha melalui pembuatan logo dan banner.
Transformasi ini tidak hanya membantu UMKM dalam mengikuti perkembangan zaman, tetapi juga membuka peluang untuk memperluas jangkauan pasar,Â
meningkatkan efisiensi transaksi, dan membangun kepercayaan konsumen melalui sistem pembayaran yang lebih modern dan aman. Program ini membuktikan bahwa kolaborasi antara institusi pendidikan dan pelaku UMKM dapat menjadi solusi efektif dalam mendorong adopsi teknologi digital di tingkat grassroot.
Keberhasilan program pendampingan ini diharapkan dapat menjadi model replikasi untuk program-program serupa di masa mendatang, serta mendorong lebih banyak UMKM untuk berani mengadopsi teknologi digital dalam mengembangkan usahanya. Dengan demikian, ekosistem UMKM Indonesia dapat semakin kuat dan kompetitif di era digital.
 Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI