Mohon tunggu...
Fina
Fina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UNDIP

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mahasiswa KKN UNDIP Bantu Tangani Permasalahan Sampah di Tengah Pandemi Covid-19!

9 Februari 2021   06:14 Diperbarui: 12 Februari 2021   17:49 1522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan Bank Sampah di Perumahan Bumi Mutiara

Kabupaten Bogor (09/02), Sampah merupakan permasalahan yang sangat serius di lingkungan yang sering terjadi. Permasalahan ini sangat berdampak langsung ke lingkungan, salah satunya adalah banjir dan bau sampah yang tidak sedap yang berasal dari TPA (Tempat Pembuangan Akhir) di dekat perumahan. Meningkatnya belanja online di tengah pandemi covid-19 juga merupakan salah satu kegiatan yang mendukung pertambahan volume sampah, karena bungkusan yang digunakan dalam pengiriman paket sering menggunakan plastik yang tidak ramah lingkungan. Barang-barang bekas yang sudah tidak lagi digunakan juga sering ditemukan dibiarkan begitu saja diluar rumah atau di lahan kosong. Hal ini dikarenakan tidak adanya pengelolaan sampah dengan baik di lingkungan tersebut.

Kegiatan Bank Sampah merupakan salah satu solusi dalam mengatasi permasalahan sampah tersebut. Kegiatan Bank Sampah sudah diterapkan di Perumahan Bumi Mutiara RT 05/RW 033, Bojong Kulur, Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Menurut Unilever dalam "Buku Panduan Sistem Bank Sampah & 10 Kisah Sukses", Bank Sampah adalah salah satu sistem pengelolaan sampah kering secara kolektif yang mendorong masyarakat untuk berperan dan aktif di dalamnya. Kegiatan Bank Sampah bertujuan menampung, memilah, dan menyalurkan sampah bernilai ekonomis pada pasar sehingga masyarakat dapat keuntungan ekonomi dari menabung sampah dan membuat lingkungan menjadi bersih. Sasaran kegiatan ini adalah seluruh warga Perumahan.

Dalam berjalannya kegiatan ini, masih terdapat beberapa masyarakat yang kebingunan jenis sampah an-organik yang mana yang dapat dibawa ke bank sampah. Sampah yang dibawa ke bank sampah harus dipilah dan dipilih terlebih dahulu, dan tidak semua sampah an-organik diterima di bank sampah. Mengatasi permasalahan ini, mahasiswa KKN Universitas Diponegoro yang bernama Syafina Noegroho membantu dalam sosialisasi melalui video edukasi dan poster tentang jenis sampah dan bagaimana mekanisme berjalannya bank sampah di tengah pandemi covid-19 ini.

Poster Jenis sampah yang dapat diterima di Bank Sampah
Poster Jenis sampah yang dapat diterima di Bank Sampah
Sampah yang tidak diterima tersebut dapat dijadikan kreatifitas olahan sampah. Contohnya CD/DVD yang sudah tidak terpakai digunakan sebagai bahan membuat toples, plastik kresek dan bubble wrap digunakan untuk membuat tas, serta botol mineral dan kardus menjadi tempat pensil.

Hasil kreatifitas olahan sampah plastik
Hasil kreatifitas olahan sampah plastik

Mekanisme Bank Sampah selama pandemi Covid-19 sedikit berubah. Umumnya warga yang mendatangi lokasi Bank Sampah tersebut untuk mengumpulkan dan menimbang sampah sehingga dapat menabung sampahnya. Namun, saat keadaan pandemi Covid-19, sistem Bank Sampah dilakukan secara door to door. Dimana pengambilan sampah dilakukan ke rumah-rumah warga yang sudah mengisi list alamat di grup RT yang mau dikunjungi untuk pengambilan sampah. Pengambilan, penimbangan sampah serta transaksi dilakukan langsung dirumah warga tersebut, sehingga tidak membuat kerumunan disekitar perumahan.

Adanya program Bank Sampah ini, sangat membantu masyarakat dalam menjaga lingkungan sekitarnya dari sampah yang menumpuk dan bau sampah yang tidak sedap. "Program ini sangat menarik, dan sangat membantu untuk mengurus barang-barang bekas di rumah, selain itu saya juga dapat keuntungan dari bank sampah. Hal ini juga mengurangi pemulung yang masuk ke perumahan, sehingga keamanan lebih terjaga." ujar Bu Rineu, salah satu warga Perumahan Bumi Mutiara. Harapannya adanya program Bank Sampah dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengolahan serta pemanfaatan sampah. Sehingga, sampah yang sudah tidak digunakan kembali tidak langsung dibuang begitu saja. Selain itu, dapat mengubah pola pikir masyarakat tentang sampah yang tidak punya nilai dan tidak berharga, menjadi sampah yang mempunyai nilai dan berharga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun