Mohon tunggu...
Rianto
Rianto Mohon Tunggu... Buruh Harian Lepas

Saya Seorang Buru Harian Lepas dengan kegiatan serabutan dan kadang suka menulis di dalam blog online untuk membagikan keseharian saya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penamparan Seoorang Murid Berkahir Seperti ini ,,,,

15 Oktober 2025   15:47 Diperbarui: 15 Oktober 2025   15:47 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus ini bukan semata soal tindakan kekerasan, tetapi juga membuka diskusi luas mengenai batasan disiplin di sekolah, hak siswa, dan peran guru/kepala sekolah dalam mendidik tanpa melanggar hak asasi.

Beberapa isu yang muncul:

  • Kekerasan di Sekolah vs Hukuman Disiplin
  • Apakah menampar siswa termasuk dalam disiplin yang masih diperbolehkan? Batasan ini harus ditegaskan agar tidak ada otoritarianisme dalam institusi pendidikan.
  • Peran Tanggung Jawab Kepala Sekolah
  • Kepala sekolah memiliki fungsi pengasuhan dan kepemimpinan. Tindakan emosional yang berlebihan dapat merusak kepercayaan siswa dan orang tua.
  • Hak dan Kewajiban Siswa
  • Meskipun merokok adalah pelanggaran tata tertib sekolah, siswa tetap memiliki hak mendapat perlakuan adil dan tidak dipaksa secara fisik.
  • Pendidikan Anti-Kekerasan
  • Sekolah dan dinas pendidikan perlu menyosialisasikan cara menangani pelanggaran siswa tanpa kekerasan --- lewat konseling, pendekatan persuasif, dan prosedur resmi.
  • Pengawasan Eksternal & Sistem Aduan
  • Harus ada mekanisme transparan dan mudah diakses agar siswa dan orang tua dapat melapor tindakan berlebih atau pelanggaran hak dengan aman.

Peristiwa di SMAN 1 Cimarga ini menyorot betapa sensitifnya hubungan antara kewenangan pendidik dan hak siswa. Penonaktifan kepala sekolah DF adalah langkah awal yang diambil oleh pihak berwenang, namun kasus ini menyisakan pelajaran besar: bahwa disiplin sekolah harus dijalankan dengan metode yang menghormati martabat dan hak setiap siswa.

Hingga saat ini, pemeriksaan internal masih berlangsung, dan pihak sekolah bersama orang tua berusaha meredam konflik agar suasana belajar kembali normal. Sementara itu, proses hukum yang dijalankan oleh orang tua siswa menjadi perhatian publik bahwa tindakan di sekolah tidak boleh luput dari akuntabilitas.

Semoga kasus ini menjadi momentum evaluasi sistem pendidikan --- agar aturan sekolah ditegakkan bukan dengan kekerasan, melainkan dengan keadilan, dialog, dan humanisme.

MURID LEMAH NGADU ORANG TUA
MURID LEMAH NGADU ORANG TUA

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun