Mohon tunggu...
Mochamad Syafei Mustafa
Mochamad Syafei Mustafa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Musisi Amatir | Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Merawat Kas Perusahaan di Kala Pandemi

24 Juni 2021   22:16 Diperbarui: 24 Juni 2021   22:26 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi covid-19 memberikan dampak yang sangat signifikan bagi segala aspek kehidupan. Mulai dari aspek sosial, ekonomi, hingga politik. Pada aspek ekonomi, pandemi covid-19 memberikan dampak menurunnya perekonomian negara. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa skenario terburuk dari dampak pandemi Covid-19 yaitu pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi turun menjadi 2,3% pada skenario berat dan berlanjut menjadi -0,4% pada skenario sangat berat. 

Dengan terjadinya wabah ini, juga berdampak kepada nilai tukar rupiah terhadap USD yang melemah dengan besaran awal Rp17.000 mencapai Rp20.000. Dampak pelemahan nilai tukar tersebut berdampak pada sektor bisnis Indonesia, salah satunya pada perusahaan dengan terjadinya Deficit Cash Flow yang dimana menurun hingga terhentinya aktivitas usaha secara langsung mengakibatkan terhentinya pula pemasukan cash flow ke dalam perusahaan, sementara di sisi lain perusahaan tidak bisa menghentikan pembayaran atas biaya operasional perusahaan terutama untuk gaji karyawan dan pembayaran kewajiban/hutang yang telah jatuh tempo. Hal ini menuntut para perusahaan untuk merawat kondisi finasial mereka demi mempertahankan sustainability perusahaan mereka di kala pandemi.

Kas pada perusahaan merupakan uang tunai yang ada dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat pembayaran kebutuhan finansial, yang memiliki sifat paling tinggi likuiditasnya. Kas meliputi uang tunai, baik yang ada di tangan perusahaan, atau ada di bank, cek, demand deposit (Giro). 

Menurut John M. Keynes, suatu individu atau  perusahaan memiliki tiga motif dalam memiliki kas. Motif pertama adalah transaksi yang dimana setiap kegiatan pada perusahaan pasti melibatkan transaksi menggunakan kas, baik itu dalam penjualan hingga pembiayaan operasional perusahaan. 

Motif kedua merupakan motif berjaga-jaga yaitu pada setiap perusahaan pasti memiliki kas yang dibutuhkan untuk berjaga-jaga jika terjadi sesuatu pada perusahaan, baik secara internal maupun eksternal. Motif ketiga perusahaan memiliki kas adalah untuk spekulasi, dalam hal ini adalah investasi perushaan untuk kelangsungan kedepannya baik dalam infrastruktur, fasilitas, hingga sumber daya manusia.

Segala perusahaan pasti memerlukan manajemen kas, hal ini dikarenakan jika perusahaan mengalami kelebihan saldo kas maka akan terjadi productivity issues terutama pada karyawan yang menuntut biaya lebih besar dengan produktivitas yang rendah. Hal ini bagi perusahaa dapat ditangani dengan menginvestasikan kas tersebut kepada surat berharga jangka pendek. 

Di sisi lain apabila saldo kas terlalu sedikit maka akan menyebabkan liquidity issues yang dimana kas merupakan aset perusahaan yang paling mudah likuid, apa bila kekurangan kas maka perusahaan akan mengalami kesulitan dalam membayar segala biaya operasional perusahaan. Perusahaan dalam meningkatkan kas adalah dengan menjual surat berharga jangka panjang.

Dalam mempertahankan kondisi keuangan perusahaan terdapat istilah safety cash balance yaitu jumlah kas minimal yang harus dipertahankan oleh perusahaan agar dapat memenuhi kewajiban finansial. Perusahaan dapat menerapkan ini dengan rumus:

jumlah hari yang diinginkan x rata-rata harian pengeluaran kas

Perusahaan dalam menjaga kondisi kas mereka juga dapat menggunakan model Baumol yang dimana memiliki rumus:

Total Biaya = Biaya Simpan + Biaya Transaksi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun