Mohon tunggu...
Syafaat Muhammad
Syafaat Muhammad Mohon Tunggu... Freelancer - Mari kita ulas film , teknologi dan kejadian terkini

Tiap hari kita mebaca tulisan orang, baiknya kita juga menulis untuk orang lain

Selanjutnya

Tutup

Film

Catatan Isolasi Mandiri Covid-19 Hari Kelima, Review Film "Jago: A Life Underwater"

7 April 2020   06:58 Diperbarui: 7 April 2020   07:13 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

HARI KELIMA 4 APRIL 2020

Hingga saat saya menulis catatan isolasi mandiri ini sudah 2000an lebih rakyat Indonesia yang postif corona damun berita baik datang dari provinsi Hubei yaitu tempat awal covid-19 ditemukan mulai membuka aktivitas warganya seperti biasa, semoga para ilmuwan segera mendapat vaksin dari virus ini karena ekonomi, social, budaya dan utamanya Nyawa sudah banyak berjatuhan. 

Kali ini kita akan review salah satu film dengan gendre documenter yaitu "JAGO : A Live Underwater". Kenapa saya memilih untuk menonton film documenter ini tak lain karena kekaguman terhadap para Suku Bajo dengan kehidupan lautnya tapi di luar daripada itu lagi-lagi Kampung saya di Luwu juga bernama BAJO. 

Dari segi susunan huruf memang sama namun tidak ada bukti penelitian khusus yang pernah membahas asal-usul penamaan BAJO di kampung saya, namun satu fakta yang dengan jelas kita temui bahwa BAJO di kampung saya mayoritas penduduknya berprofesi sebagai "PELAUT" namun bukan "NELAYAN" meski berada di sekitar kaki gunung dan kurang-lebih 15KM jaraknya dari bibir pantai. 

Secara kultur yang suka meLAUT kampung saya BAJO dan Suku BAJO perlu kajian khusus untuk meneliti apakah ada keterkaitan ataukah hanya kebetulan saja.

REVIEW FILM "JAGO: A Live Underwater"

Produser film documenter ini adalah James Reed, Film ini berlatar belakang kehidupan seorang penyelam ulung dari Suku Bajo bernama Rohani. Sebuah gubuk reok yang atap daun rumbianya telah lapuk menjadi tempat Rohani menceritakan kisahnya sebagai orang laut suku Bajo. 

Sejak kecil anak-anak suku bajo sudah dibiasakan untuk menyelam ke dalam Laut, Rohani bercerita iaa tidak semerta-merta langsung bisa meneyelam dalam durasi waktu yang lama namun iaa tetap melakukan latihan-latihan sejak kecil dengan mencoba dari lautan yang dangkal Hingga yang berpuluh depa (kaki). 

Film documenter ini tidak hanya menyajikan tutur kisah sang Rohani dengan narasi di gubuk reok namun film documenter ini juga menayangkan alur mundur lengkap dengan pemeran pengganti Rohani semasa kecil sampai dewasa. Pengambilan gambar bawah laut yang begitu Indah ditambah adegan perburuan menggunakan tembak buatan tangan Suku Bajo menjadi hal yang mebuat kita betah menonton film ini meskipun itu adalah arahan dari tim produksi , namun satu hal yang Suku Bajo (Rohani) ketika Dewasa dengan jelas melakukan tembakan kepada sasaran ikan dibawah laut yang cukup dalam  dan mampu menahan nafas cukup lama.

Tradisi berburu dan hidup dilaut bagi suku bajo sudah terjadi mulai dari ribuan tahun lalu hingga mereka menganggap mereka adalah penjaga laut. Dalam film documenter lain besutan Dandhy Laksono berjudul The Bajau yang sama-sama mengulas suku Bajo satu hal yang sama bahwa dalam abad belakangan ini suku Bajo terpaksa harus tinggal didaratan karena akan selalu dianggap imigran gelap jika tak menetap pada suatu pulau padahal kehidupan para suku bajo sebagaimana penuturan Rohani sebenrnya adalah dilaut dengan bermodalkan perahu-perahu yang dirakit sendiri. 

JAGO yang menjadi judul film ini merupakan serapan dari kata yang bermakna Hebat atau Luar biasa dalam hal ini Kehebatan para suku Bajo dalam  menahan nafas lebih lama dibanding orang biasa dan kemampuan bertahan hidup dilautan. Kehidupan suku Bajo memang selalu menarik diulas dan dengan adanya dua film documenter atau pun mungkin ada film lain yang belum sempat saya nonton yang secara khusus mengulas orang-orang Suku Bajo menandakan ada sebuah nilai lebih dari mereka yang mengaku dirinya "JAGO" yaitu para penyelam tanpa bantuan alat modern yang mampu menginjakkan telapak kakinya didasar laut dan kadang bisa melompat dan menari diantara karang-karang Indah perairan Sulawesi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun