Mohon tunggu...
Muhamad Syadid
Muhamad Syadid Mohon Tunggu... -

Muhamad Syadid\r\nDirektur dan owner The Indonesian Institute For Middle East Research (Informer)\r\n\r\nFaculty of Islamic Theology al-Azhar University Cairo, Egypt\r\n\r\nEmail:institute.informer@gmail.com\r\n\r\nhttp://www.in-former.org/\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

100 hari Pemerintahan Dr. Isham Sharaf (Perdana Menteri Mesir di Era Transisi)* (Bagian II)

27 Juni 2011   02:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:09 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pakar konstitusi Mesir sekaligus Hakim Agung Mahmud al-Hudori berpendapat bahwa pemerintahan Isham Sharaf kali ini tidak banyak melakukan perubahan untuk rakyat Mesir kecuali dalamsatu hal, yaitu keputusan strategis yang diambil oleh Menteri Luar Negeri Mesir Dr. Nabil Arabiy dengan lantang dan berani membuka perbatasan Mesir-Palestina di Rafah serta memberikan bantuan langsung berupa bahan makanan pokok kepada rakyat Palestina tanpa ada pembatasan. Selain itu juga sempat diumumkan oleh Menteri Luar negeri Mesir untuk melanjutkan lagi hubungan diplomatik dengan negara Iran, namun keputusan ini tidak lagi terdengar hingga sekarang. Untuk Menteri-menteri yang lain dalam kabinet Sharaf perlu direformasi lagi karena mereka tidak bisa meneruskan perjuangan Revolusi rakyat Mesir, ditangan Sharaf-lah nasib menteri-menteri tersebut, beberapa Menteri yang saya rekomendasikan untuk diganti adalah Menteri Hukum dan Perundang-Undangan, Menteri Keuangan, dan Menteri Dalam Negeri.

Mahmud al-Hudori menambahkan bahwa saat ini dua prioritas permasalahan yang harus segera diselesaikan oleh Sharaf dan kabinetnya adalah permasalahan pemulihan ekonomi dan stabilitas keamanan yang sedang terganggu akibat kurangnya peran pihak kepolisian dalam menangani kaus-kasus yang terjadi selama ini. Oleh karena itu Mahmud merekomendasikan untuk mengganti para pimpinan tertinggi di jajaran kepolisian Mesir yang tidak becus menanangani stabilitas keamanan negara selama ini.[i]

Hal senada disampaikan dalam hasil Konferensi Koalisi Nasional Mesir pada hari Ahad, 26/6/2011 yang menuntut pengunduran diri Ishom Sharaf dari Jabatan Perdana Menterinya. Anggota Majelis Nasional untuk Perubahan Dr. Karimah Al Hafnawi dalam seminar yang diadakan pada tanggal 24/6 di Provinsi Daqahliah menuturkan bahwasanya pemerintahan Sharaf itu lemah, dan 19 Menteri yang bergabung dalam kabinetnya adalah orang-orang yang berafiliasai kepada Partai rezim Mubarok

Disisi lain Dr Muhammad Ghanim meminta untuk diletakanya Konstitusi baru, dan ia menunjukan bahwsannya seluruh kekuatan politik telah setuju atas ide peletakan pasal-pasal baru di atas Konstitusi yang sejalan dengan cita-cita Negara Madani Mesir. [ii]

Ishom Sharof : Pemerintahku Tidaklah Lambat.

Namun beberapa pernyataan diatas langsung dibantah oleh Perdana Menteri Mesir Isham Sharaf , dalam pidatonya di hari yang ke 100 masa jabatannya menuturkan tentang penampikanya terhadap Isu bahwa terjadi pelambatan di Pemerintahannya, ia berdalih bahwa pemerintahanya diwarisi permasalahan dimensi kelembagaan Intitusional dan budaya yang begitu dalam, dan harus ada perbaikan terhadap semua permasalahn tersebut dengan pengaturan kelembagaan dan ada jaminan tidak akan terulang pada masa mendatang.[iii]

Isham Sharaf (Perdana Menteri pertama yang sangat dekat dengan Rakyat Mesir)

Beberapa kelompok yang menilai negatif pemerintahan Sharaf tidak membuat dirinya larut dan patah semangat, hal ini ditunjukkan oleh beberapa aksi dan perhatiannya kepada rakyat beberapa hari yang lalu pada pertemuan ketiga yang dilakukan oleh Isham Sharaf didepan Gedung Masbiru terkait dengan demonstrasi yang dilakukan oleh para penganut kristen koptik dalam kasus pembakaran gereja di daerah Suul, sebelah timur kota Kairo. Didepan ribuan demonstran, Isham Sharaf sempat menangis karena dengan tulus hati dirinya ingin memberikan solusi dan mengakhiri konflik agama yang terjadi di Mesir baru-baru ini, dan dia berjanji akan membangun kembali gereja yang telah dibakar oleh pihak tertentu yang tidak ingin rakyat Mesir hidup damai.

Selain itu juga kehidupan keseharian dan kesederhanaan sang perdana Menteri ini disorot dalam sebuah kesempatan dirinya beserta keluarga sedang makan siang di sebuah restoran dan sempat dipublish oleh salah satu stasiun TV bahwa dalam momen tersebut dirinya tidak pernah dikawal oleh pengawal khusus pemerintah, karena Isham Sharaf menganggap dirinya juga rakyat biasa seperti rakyat Mesir lainnya.

Bukti dekatnya Isham Sharaf dengan rakyat juga dirinya menjawab semua pertanyaan di Facebook resmi miliknya, termasuk 10 tuntutan para pemuda di Facebook yang intinya adalah pemerintahan Sharaf segera melakukan perubahan di Mesir. selang beberapa hari dari tuntan tersebut, Isham Sharaf mengangkat Mu’taz Billah Abdul Fattah sebagai penasihat yang pakar di bidang Ekonomi dan hukum dari kalangan Pemuda.

Saat ini Isham Sharaf masih dinilai berhasil dalam mengembalikan ruh hubungan rakyat Mesir dengan negara-negara Arab dan Afrika.

Sekali lagi, Isham Sharaf hanyalah seperti bulan yang sedang menerangi pekatnya malam, gelapnya Sharaf tidak datang dari dirinya, namun lebih banyak dipengaruhi oleh para menterinya, seperti wakil Perdana Menteri yahya Jamal, Menteri Dalam negeri dan Menteri Hukum dan Perundang-Undangan, selain itu juga situasi politik yang sekarang sedang melanda Negari Seribu Menara ini mempengaruhi kinerja Isham Sharaf.

Dalam 100 hari ini rakyat Mesir sudah melihat secara langsung dan dengan kasat mata kinerja Pemerintahan Isham Sharaf, tanggapan negatif dan positif adalah sebuah konsekuensi logis dari dibukanya kran demokrasi yang selama ini tersumbat.

Semoga 100 hari kedepan rakyat Mesir bisa merasakan indahnya keadilan dan kesejahteraan di negerinya sendiri yang selama ini telah lenyap dibawah pimpinan rezim yang otoriter dan dzalim hampir 30 tahun lamanya.

*oleh: Muhamad Syadid (Mahasiswa Universitas al-Azhar Cairo).

[i]Diterjemahkan dari Majalah al-Idza’ah wa al-televiziyun Edisi 3978 bulan Juni 2011 ditulis oleh Nashir Hijazi

[ii]Harian al-Shorouq, Edisi Ahad, 26/6/2011

[iii]Harian al- Shourouq, Edisi Jum'at, 24/6/2011.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun