Mohon tunggu...
Syakira Wardatul Aisyi
Syakira Wardatul Aisyi Mohon Tunggu... Mahasiswa - A full time learner

Halo, saya adalah seseorang dengan ketertarikan mendalam dalam dunia kepenulisan. Menulis telah menjadi hobi saya sejak lama, dan melalui blog ini, saya akan berbagi konten-konten menarik seputar sejarah, lifestyle, sosial, dan sastra.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengurai Modernisasi di Timur Tengah (Lebanon, Libya, Kuwait, dan Mesir)

13 Agustus 2023   09:20 Diperbarui: 13 Agustus 2023   09:24 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Lebanon

Sejak Lebanon diresmikan sebagai negara merdeka di bawah otoritas Perancis, Lebanon mulai menunjukkan stabilitas politiknya serta menjadi awal mula dari modernisasi. Lebanon khususnya kota Beirut menjadi pusat perdagangan regional yang bebas untuk keuangan dan perdagangan. Hal ini menghasilkan modernisasi Lebanon berkembang menjadi sangat pesat di berbagai bidang. Modernisasi Lebanon khususnya terbagi menjadi 3 periode, periode pertama yaitu Akhir MUtassarifiyah berlangsung pada tahun 1820-1918 yang di dalamnya terdapat upaya Ottoman memberikan otonomi wilayah kepada Lebanon yang menarik Perancis untuk berinvestasi. Pada masa ini Beirut telah menunjukkan peran ekonominya sehingga memunculkan persaingan antara Ottoman dengan Perancis yang berakhir dengan runtuhnya Ottoman dan wilayah Lebanon pada akhirnya beralih ke bawah mandat Perancis.

Pada periode kedua, Lebanon Raya yang berlangsung pada tahun 1915-1920, Lebanon menjadi pusat komunikasi internasional. Pelabuhan Beirut dikukuhkan sebagai pelabuhan utama dan diperbesar serta dimodernisasi bahkan hingga dibangun dermaga kedua dan juga bandara. Periode ketiga, Republik Lebanon yang berlangsung pada 1943-1952, rezim kemerdekaan Lebanon membentuk oligarki komersial yang memantapkan dirinya sebagai perantara antara pasar Barat dan seluruh pedalaman Arab. Lebanon mencapai puncak kesuksesan ekonominya pada tahun 1960 dan pada tahun 1975-1990 Lebanon mengalami perang saudara yang menghasilkan jangka panjang bagi perekonomian Lebanon. Kekuatan yang paling menonjol pada modernisasi Lebanon adalah faktor pariwisata yang mana hampir seluruh sumber kemakmuran Lebanon berasal dari sana, selain faktor pendidikan dan industri. Kelemahan dan tantangannya adalah adanya perang saudara yang terjadi menyebabkan adanya krisis berkepanjangan di Lebanon. Lebanon memiliki peluang untuk dapat berkembang kembali karena beberapa tahun ke belakang, terdapat organisasi Hizbullah yang membuat program pendidikan untuk anak-anak yatim dhuafa sehingga terdapat secercah harapan untuk pendidikan Lebanon dapat berkembang kembali dan bersaing dengan negara-negara lain.

Kuwait

Dalam memajukan bangsa dan negaranya, Kuwait memiliki beberapa usaha sebagai proses modernisasi negaranya, di antaranya dengan penemuan sumber minyak mentah pada tahun 1930 dan 1940-an yang membuat Kuwait mulai mengekspor minyak secara komersial pada tahun 1946. Selanjutnya, penyediaan infrastruktur juga dilakukan setelah Kuwait mendapatkan kekayaan besar dari hasil pendapatan minyak yang mana infrastruktur ini ditujukan untuk memajukan perekonomian dengan cara mensponsori program pendidikan secara besar-besaran, menciptakan lapangan kerja dan menyediakan perawatan gratis serta perumahan modern di lahan gurun yang baru dikembangkan. Usaha selanjutnya yang dilakukan Kuwait adalah industrialisasi, mulai dari pengolahan makanan, tekstil, dan bahan bangunan. 

Dalam modernisasi Kuwait ini, minyak merupakan faktor utama kekuatan yang merubah tatanan kehidupan masyarakat Kuwait secara singkat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kuwait secara pesat. Adanya peran minyak dalam menyusun kebijakan politik juga dapat dikatakan sebagai kelemahan karena kebangkitan dan kejatuhan harga minyak akan berdampak pada perekonomian negara-negara penghasil minyak, Kuwait salah satunya. Dalam proses ini, Kuwait juga menemukan tantangannya dalam menghadapi sektor masyarakat yang konservatif serta hak-hak perempuan yang masih belum sepenuhnya merata dirasakan oleh perempuan-perempuan Kuwait. Hal-hal tersebut menjadi peluang yang besar bagi KUwait untuk dapat mengaturnya secara baik demi tercapainya modernisasi yang menyeluruh bagi negaranya. 

Mesir

Masa kekuasaan Muhammad Ali Pasha disebut sebagai awal dari sejarah era Mesir Modern setelah kosongnya kekuasaan Mesir sejak ditinggalnya Pasukan Perancis serta penaklukkan dinasti Mamluk. Ali Pasha diberikan gelar Founding Father of Modern Egypt dikarenakan banyak melakukan rintisan dan pembaharuan terhadap berbagai bidang, terutama di bidang pendidikan. Salah satu pembaharuan terkenalnya adalah pembukaan kantor Kementerian Pendidikan di berbagai lembaga pendidikan. Selain itu, Ali Pasha juga mendirikan sekolah-sekolah modern sehingga saat itu Mesir memiliki dua jenis sekolah, yaitu sekolah modern dan sekolah tradisional. 

Dalam sekolah tradisional, yang dipelajari adalah ilmu agama sedangkan dalam sekolah modern mempelajari ilmu umum. Sekolah-sekolah modern ini di antaranya Sekolah Teknik, Sekolah Kedokteran, Sekolah Apoteker, Sekolah Pertambangan, Sekolah Pertanian, dan Sekolah Penerjemah. Dalam menyokong proses pembaharuan pendidikan ini, Ali Pasha juga menggunakan tenaga pendidik dari Eropa sehingga metode pengajaran serta kurikulum yang dilakukan terpengaruh dari Eropa. Ilmu-ilmu modern yang dimasukkan ke dalam kurikulum baru tersebut di antaranya ilmu bahasa, ilmu pengetahuan sosial dan alam, serta matematika. Dengan adanya pembaharuan ini, Ali Pasha berhasil menghapus dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum di Mesir.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun