Mohon tunggu...
Swietania Alysia
Swietania Alysia Mohon Tunggu... Mahasiswa

Halo!! Saya Swietania Alysia Mesi Ambarwati mahasiswa Ilmu Komunikasi dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menguak Pesona Film Animasi: Bagaimana Genre Membentuk Proses Produksi, Distribusi, dan Konsumsi Film Pada Penonton

16 Oktober 2024   12:50 Diperbarui: 16 Oktober 2024   15:47 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamu sangat suka menonton film animasi? Siap untuk memulai petualangan kreatif yang seru ini? Yuk, simak penjelasan berikut ini untuk mengetahui lebih dalam dunia film animasi! Film animasi tidak hanya menjadi hiburan visual saja, tetapi juga sebagai bentuk seni yang menggabungkan kreativitas dalam bentuk 2D atau 3D (Astuti, 2022). Ketertarikan film animasi tidak hanya dirasakan oleh  anak-anak, tetapi saat ini remaja dan orang dewasa juga tertarik untuk menonton film animasi. Film animasi juga sudah diakui oleh banyak kalangan sebagai salah satu bentuk media audio visual yang paling populer. 

Banyak film animasi yang mengangkat tema persahabatan, keberanian, keluarga, dan sebagainya. Selain itu, film animasi juga memiliki dampak budaya yang sangat besar. Proses produksi film animasi dimulai dari tahap pengembangan konsep dan juga penulisan naskah, dimana cerita dirancang dengan efektif melalui bentuk storyboard. Setelah tahap produksi, film animasi memasuki ke tahap post-produksi yang meliputi editing, penambahan suara dan sound, serta menambahkan efek visual dalam film animasi tersebut. Sehingga, fleksibilitas film animasi ini dapat terlihat dalam kemampuannya menyajikan berbagai jenis cerita dan gaya visual yang beraneka ragam.

Dalam artikel ini, kita akan simak bagaimana tiga film animasi dengan genre yang berbeda memberikan hal yang interaktif dari aspek-aspek yang ada di dalamnya. Masing-masih genre dalam film animasi ini memberikan pengaruh unik terhadap proses produksi, distribusi, dan konsumsi film animasi. Simak penjelasan berikut ini!


1. Wish (2023)

Film Wish merupakan sebuah persembahan spesial untuk merayakan 100 tahun walt disney dan disutradarai oleh Chris Bruck dan Fawn Veerasunthorn dengan filmnya juga (Raya and the Last Dragon). Film Wish bercerita tentang seorang pemuda berumur 17 tahun bernama Asha saat itu dia ingin bersiap ketemu dengan Raja Magnifico untuk sebuah wawancara pendaftaran murid Raja. Keinginan Asha yang begitu kuat sehingga mampu  mempertemukannya dengan sebuah kekuatan yang bernama Star. Dalam perjalanan kisahnya ini, Asha menyadari bahwa Raja Magnifico telah menyalahgunakan kekuatannya dengan mengumpulkan harapan rakyat dan hanya memenuhi keinginan yang tidak mengancam kekuatan dan kekuasaan nya. Dengan bersama Star, Asha harus berjuang berhadapan melawan posisi yang sangat kuat yaitu Raja Magnifico agar untuk mengembalikan harapan rakyatnya. Film Wish menjadi sebuah karya terbaru dari Disney setelah film Encanto (2021) dan film Strange World (2022). Film animasi dengan kombinasi genre Musikal Fantasi  menciptakan sebuah dunia yang imajinatif dan menghidupkan dunia fantasi melalui alunan musik, rating film berdasarkan hasil IMDb yaitu 5,6/10.

2. Puss In Boots: The Last Wish (2022)

(sumber: imdb.com)
(sumber: imdb.com)

Puss In Boots: The Last Wish merupakan salah satu film dari Franchise Shrek yang dirilis pada tahun 2022 dan disutradarai oleh Joel Crawford. Film ini menceritakan tentang seekor  kucing bernama puss yang memiliki 9 nyawa. Dimana Puss mengalami persimpangan hidup yang belum dia hadapi sebelumnya. Puss yang berani ini menemukan bahwa hasratnya akan bahaya terhadap keselamatan korban. Hal ini  karena Puss telah menghabiskan delapan dari sembilan nyawa. Ia kemudian memulai petualangan baru untuk mencari "Lash Wish" atau biasanya ini merupakan sebuah artefak mistis yang dapat memulihkan nyawanya. Film animasi dengan genre aksi, petualangan dan family serta lebih spesifik termasuk dalam sub genre komedi telah mendapatkan rating film berdasarkan data IMDb yaitu 7,8/10.

3. Turning Red (2022)

(sumber: siarindomedia.com)
(sumber: siarindomedia.com)

Film Turning Red dirilis pada 11 Maret 2022 dengan mengusung genre komedi fantasi serta lebih spesifik ke sub gendernya yaitu coming of-age dan disutradarai oleh Domee Shi.. Film Turning Red bercerita tentang Mei Lee seorang gadis remaja berusia 13 tahun yang  tinggal di Toronto pada tahun 2002. Mei merupakan anak yang penurut dan berprestasi, tetapi sering juga merasa harus  selalu berusaha menyenangkan harapan ibunya. Namun, sesuatu yang aneh terjadi pada Mei, dia berubah menjadi panda merah raksasa. Ternyata, perubahan Mei ini merupakan bagian dari keturunan leluhurnya yang rata-rata seperti itu. Sepanjang film ini, Mei Lee berjuang untuk mengendalikan perubahan fisik yang dideritanya selama ini, termasuk menghadapi perasaan, pertemanan dan hubungan  komunikasi dengan ibunya. Film animasi ini mendapatkan nilai rating 7/10 berdasarkan hasil IMDb.

Produksi dari ketiga Film animasi dengan genre yang  berbeda

Wish (2023)

Film Wish diproduksi oleh Peter Del Vecho, Juan Pablo Reyes, Jennifer Lee dan Don Hall dan diproduksi dengan arahan seni yang memadukan animasi 2D klasik dengan teknologi CGI. Dibalik produksi film Wish, ternyata ada campur tangan dari salah satu animator Indonesia yang bernama Griselda  Sastrawinata Lemay. Di Film ini,Griselda berperan untuk membuat kostum dari karakter-karakter seperti Asha, Raja Magnifico, dan lain sebagainnya. Disney juga akan memberikan sentuhan animasi dari cat air original khas mereka sendiri yang tentukan memberikan film ini  merasa lebih nyata. Musik juga memainkan peran penting dalam film ini, dengan aransemen lagu-lagu membuat konsep ini menjadi lebih integral dari narasinya.

Puss In Boots: The Last Wish (2022)

Film animasi Puss In Boots: The Last Wish dengan genre aksi petualangan dan family menjadi aksi animasi komputer 3D Amerika Serikat pada tahun 2022 dengan diproduksi oleh DreamWorks Animation. Saat memasuki tahap produksi, tim mereka memutuskan untuk menggunakan pendekatan artistik yang  unik. Tim Visual pseudo-realistis dari film sebelumnya, menyatakan bahwa proyek ini seperti ilustrasi buku cerita yang hidup. Ide  ini diajukan oleh designer produksi yaitu Nate Wragg. Kemudian, DreamWorks Animation menciptakan teknologi baru untuk menghasilkan tekstur yang  lebih menyerupai lukisan agar memperkuat nuansa dunia dongeng. Dengan adanya teknologi baru ini, dapat memamerkan bagaimana teknologi tersebut menciptakan lingkungan yang  lebih unggul dengan menggunakan CGI. Selain perubahan visual, sutradara Crawford mengarahkan plot cerita menjadi lebih gelap dan mendalam dengan fokus pada perjalanan emosional Puss. Sutradara Crawford juga ingin menjadikan cerita ini sebagai film yang paling penting dengan menggunakan pengalaman Puss untuk mengeksplorasi kehidupan melalui perspektif yang lebih manusiawi dan memberikan dimensi yang lebih serius dibandingkan film-film sebelumnya.

Turning Red (2022)

Film animasi ini disutradarai oleh Domee Shi dan diproduksi oleh Lindsey Collins. Film animasi Turning Red produksi Disney dan Pixar Animation dapat ditonton secara eksklusif di Disney+. Film ini ditayangkan terlebih dahulu di UAE, Chile dan Hungaria pada tahun 2022. Tim produksi film Turning Red didominasi oleh kaum perempuan dan ini merupakan hal pertama bagi Pixar. Produser film ini menyatakan bahwa dia dan tim nya perlu beradaptasi dalam proses produksi karena terhalang dengan pandemi Covid-19. Film ini juga melakukan pengisi suara untuk memerankan setiap karakter di dalam cerita film ini. Dimana untuk karakter Meilin Lee dilakukan pengisi suara  oleh Rosaline Chiang yang merupakan sebuah aktris dan model. Karakter selanjutnya ada Ming Lee di mengisi suaranya adalah Sandra Miju Oh, lalu ada Maitreyi Ramakrishnan merupakan pengisi suara dari karakter Priya. Proses pengembangan cerita dan desain karakter ini melibatkan banyak riset, termasuk  dari pengamatan kehidupan sehari-hari di komunitas Asia.

Distribusi

Film Wish (2023)

Distribusi film Wish ditayangkan di Disney+ dan biskop. Film ini mendapatkan sorotan dari media yang luas dan promosi dari berbagai platform, termasuk dalam media sosial, iklam televisi, dan lain-lain. Dengan menayangkan di Disney+ dan bioskop mampu membantu memperluas jangkauan audiens ke platform streaming. Distribusi merchandise juga menjadi bagian penting dari strategi pemasaran agar memperkuat daya tarik pasar global pada film ini.

Puss In Boots: The Last Wish (2022)

Film ini  didistribusikan secara luas melalui kampanye promosi yang mencakup  trailer dan menekankan kombinasi gender humor petualangan dalam alur cerita. Film ini ditayangkan di berbagai layanan streaming film yaitu Netflix, Apple TV, Google Play Film & TV, dan lain-lain.

Turning Red (2022)

Turning Red menjadi salah satu film dengan penayangan perdana terbesar di Disney+. Distribusi film Turning Red pada saat itu mengalami kendala saat peluncuran film karena pada saat ini muncul pandemi Covid-19. Sehingga keputusan awal produser untuk menayangkan film ini di bioskop pada saat ingin ditayangkan pertama kali dibatalkan, yang dimana secara langsung film animasi ini ekslusif ditayangkan di layanan streaming. 

Konsumsi

Genre film memberikan ekspektasi yang berbeda kepada penonton, yang pada akhirnya mempengaruhi cara mereka mengonsumsi film tersebut.

Film Wish (2023), film ini mengusung genre musikal/fantasi, dimana film ini memberikan ekspektasi lebih kepada penontonnya untuk menikmati filmnya didalamnya memiliki musikal atau lagu-lagu dengan visual yang  memukau. Dengan menonton film animasi ini penonton secara langsung merasakan sensasi emosional yang mengangkat tema harapan dan impian seorang gadis remaja.

Film Puss In Boots: The Last Wish (2022), dengan kombinasi genre dalam film ini, menawarkan kepada pengalaman penonton tentang aksi seru dan humor yang dilakukan oleh karakter Puss. Penonton dari berbagai usia cenderung menikmati film ini, baik dari penggemar film Puss maupun penonton baru yang pertama kali menonton ini film animasi ini. Konsumsi film animasi ini, memberikan fleksibilitas bagi  penontonnya untuk menontonya melalui streaming online dan bisa  juga menonton secara  langsung  di Bioskop.

Turning Red (2022), penonton sangat tertarik dengan film animasi ini karena film ini mampu mengidentifikasikan diri seseorang melalui pengalaman karakter utama yaitu Mei Lee. Dengan berfokus pada isu-isu emosional dan hubungan keluarga, film ini menawarkan stigma mendalam pada pembentukan karakter orang tua. Dan penonton juga merasa terhubung dengan alur ceritanya yang sangat realistis.

Kalau kamu tertarik dengan film ini, bisa banget memberikan review kalian di kolom komentar ya<33

Referensi

Astuti, RA Vita. (2022). Buku Ajar Filmologi: Kajian Film. Yogyakarta: UNY Press
IMDb. (2023).

Batsyeba, A. (2023, November 18). Sinopsis Film Disney Wish: Ketika Keajaiban Datang dari Sebuah Bintang. KapanLagi. Diakses pada 15 Oktober 2024.
https://www.kapanlagi.com/showbiz/film/internasional/sinopsis-film-disney-wish-ketika-keajaiban-datang-dari-sebuah-bintang-87e440.html.

Gloria, Y. D. (2022). Puss in Boots: The Last Wish - Ketika Hidup Menjadi Berharga Disaat Kematian Muncul di Depan Mata. Ghibahin. https://www.ghibahin.id/hiburan/puss-in-boots-the-last-wish-ketika-hidup-menjadi-berharga-disaat-kematian-muncul-di-depan-mata/.  Diakses pada 15 Oktober 2024.

Kusuma, L. (2024, Maret 21). Film Wish Akhirnya Tayang di Disney Hotstar, Jangan Sampai Terlewat untuk Lihat Keajaibannya. Fimela. Diakses pada 15 Oktober 2024, dari https://www.fimela.com/entertainment/read/5555483/film-wish-akhirnya-tayang-di-disney-hotstar-jangan-sampai-terlewat-untuk-lihat-keajaibannya

Puss in Boots: The Last Wish. (n.d.). Shrek Wiki. https://shrek.fandom.com/wiki/Puss_in_Boots:_The_Last_Wish. Diakses pada 15 Oktober 2024.

Wijayanti, S. C. (2023). Pola Komunikasi Pengasuhan Dalam Film Animasi" Turning Red" (Doctoral dissertation, IAIN Kediri).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun