Mohon tunggu...
Buaya Darat
Buaya Darat Mohon Tunggu... -

ketika hatiku tak mampu berkata, akupun memberinya pena.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jangan Biarkan Rejeki Menghambat Pernikahanmu!

28 September 2011   13:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:32 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mentari sedang menguji kesabaranku ketika aku menerima sebuah pesan singkat dari seorang saudara, sebut saja ARS. Kurang-lebih seperti ini:  "Mas, ada lowongan ga?". Aku agak kaget. Bukankah dia sudah mempunyai pekerjaan? pikirku. Kala itu aku sedang berkendara, jadi aku tak sempat untuk langsung membalas. Hanya menepi sebentar sekedar untuk membaca sekilas pesan itu.

Aku memang sedang sibuk waktu itu, sedang ada tugas di luar. Sesampainya di tempat tujuan, langsung ku tanggapi sms itu, "Buat siapa? kalau info aku punya banyak. Kalau yg 90% masuk aku ga ada", balasku sekenanya. Dia pun membalas lagi, "Buat aku mas. ayolah mas. punten". Namun tak langsung ku balas, karena memang aku tak punya sedikit pun waktu untuk sekedar membalasnya.

Setelah urusanku di luar selesai, segera ku kembali ke kantor. Betapa terkejutnya aku. Baru semenit ku menginjakkan kaki di kantor, ARS datang menyapaku. Rupanya dia sedang ada perlu dengan nasabah yang kebetulan beralamat di dekat kantorku. Beruntung waktuku agak longgar di kantor, maklum akhir bulan, jadi tak banyak pelanggan yang datang. Kami pun bercengkrama. Ia mengutarakan maksudnya tentang sms tadi.

Dari pembicaraan tadi aku bisa menarik sebuah benang merah. Oh rupanya ARS sedang mengalami sindrom pra nikah. Yaitu perasaan ragu, pesimis, takut menjelang pernikahan. Lebih singkatnya negative thinking sebelum pernikahan. Sebagian besar pasangan memang mengalami ini menjelang prnikah mereka.  Saya memang belum menikah, tapi saya sering membaca tulisan tentang pernikahan. Salah satunya tentang sindrom pra nikah.

ARS tak meragukan si calon istrinya mapun dirinya. Insyaalloh sudah mantap katanya. Tapi yang ia ragukan justru tentang bagaimana setelah menikah nanti. Ia ragu apakah dengan penghasilan yang ia miliki sekarang ia mampu mencukupi pangan, sandang dan papan untuk istrinya? Sedangkan untuk dirinya sendiri saja ia merasa tak lebih dari cukup, bagaimana mungkin yang tak lebih dari cukup itu dibagi untuk istrinya kelak? Untuk urusan pangan dan sandang insyaalloh bisa teratasi, namun bagaimana dengan papan dan tetek bengeknya pernikahan? Ia pun ragu.

Dengan nada bercanda akupun menanggapinya, "Coba deh ingat-ingat adakah teman-temanmu yang tak berpenghasilan tetap tapi berani menikah? Apakah setelah 1 atau 2 tahun menikah terdengar kabar ia dan isterinya mati kelaparan?". Kami pun tersenyum bersama.

Tentang pekerjaannya sekarang, ARS merasa pesimis karena tak ada jaminan jenjang karir disana. Bahkan yang lebih mengesalkan lagi untuk sekedar mendapatkan bonus saja ARS merasa seperti dipersulit. Jika disini tetap tak ada jaminan masa depan yang lebih baik, sempat terpikir setelah menikah nanti untuk merantau ke Kalimantan ikut kerabat disana. Memang tak ada jaminan sukses di sana, tapi menurutnya belum pernah ia mendengar seorang yang pulang dengan tangan hampa setelah bekerja di perkebunan kelapa sawit di kalimantan.

Saudaraku, apa yang kau rasakan saat ini: kegalauan, rasa takut, cemas, pesimis menjelang pernikahanmu yang tinggal menghitung hari adalah wajar. Lazim disebut sindrom pra nikah. Engkau takut tak mampu mencukupi istrimu, ini membuktikan bahwa kelak engkau mampu menjadi kepala keluarga yang amanah.

Saudaraku, janganlah ragu. Alloh telah menggariskan setiap makhluk jalan rejekinya masing-masing. Istrimu atau anakmu kelak pun telah memiliki jalan rejeki masing-masing. Tak secuil pun mereka akan menerobos mengambil jalan rejekimu. Apa yang engkau beri untuk mereka adalah tuntutan kewajibanmu. Dan apa yang mereka terima darimu adalah jalan rejeki mereka yang Alloh titipkan melalui mu.

Ingat firman Alloh di surat An-Nur:32,

"“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara
kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba
sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN
MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas
(pemberianNya) dan Maha Mengetahui.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun