Mohon tunggu...
Satrio Wahono
Satrio Wahono Mohon Tunggu... magister filsafat dan pencinta komik

Penggemar komik lokal maupun asing dari berbagai genre yang kebetulan pernah mengenyam pendidikan di program magister filsafat

Selanjutnya

Tutup

Money

Warren Buffett dan Konsep Investasi Terfokus

25 Agustus 2025   23:10 Diperbarui: 25 Agustus 2025   23:13 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Warren Buffett Portofolio karya Robert Hagstrom dan Great by Choice karya Jim Collins (sumber: koleksi pribadi)

Dalam dunia investasi saham, nama Warren Buffett adalah legenda yang boleh dibilang mendekati taraf dewa. Mungkin hanya George Soros yang bisa menandinginya, itu pun Soros memiliki cela berupa reputasinya sebagai spekulan. Sementara Buffett terkenal dengan citra positifnya sebagai seorang dermawan bijak. Itulah sebabnya pula Buffett dikenal sebagai Oracle of Omaha alias Si Peramal atau Orang Bijak dari Omaha.

Maka itu, memetik pelajaran dan mereguk nasihat investasi dari Buffett adalah harta karun berharga bagi siapa pun yang ingin menuai keuntungan dari investasi saham. Memang sekarang ada instrumen kripto yang sedang hits, tapi kripto masih kontroversial dan problematik dari segi underlying asset dan kejelasan produknya. Sementara saham dirasa lebih mapan dan jelas karena aset dasarnya jelas, yaitu kinerja dari emiten alias penerbit saham.

Investasi terfokus

Saya kebetulan beberapa waktu lalu menemukan satu buku sangat menarik di bursa buku murah. Judulnya adalah The Warren Buffett Portofolio karya Robert Hagstrom (terjemahan Dastan, 2010). Di dalam buku yang saya beli seharga Rp 15.000 ini, inti resep investasi Warren Buffett cuma satu: investasi terfokus.

Apa itu investasi terfokus? Itulah keyakinan Buffett bahwa seorang investor saham harus punya horison investasi jangka panjang dengan satu portofolio yang berfokus pada maksimal 10 saham emiten saja, tidak lebih dari itu. Selain itu, seorang investor harus sabar dan tidak panik guna persisten memegang atau mempertahankan portofolionya itu selama minimal 5 tahun. 

Tentu portofolio itu harus tangguh dan meyakinkan. Caranya adalah dengan meracik isi portofolio yang terdiri dari perusahaan-perusahaan luar biasa (great companies).

Nasihat Jim Collins

Pada titik inilah, kita bisa beralih kepada buku seorang suhu manajemen perusahaan bernama Jim Collins. Dia terkenal dengan buku-buku klasiknya seperti Built to Last, Good to Great, dan How the Mighty Fall. Dalam sekuel keempat dari serial buku larisnya, Great by Choice (terjemahan Satrio Wahono, Gramedia, 2013), Collins bersama rekan-penulis Morten T. Hansen menguraikan bahwa perusahaan yang menjadi hebat karena tekad dan pilihan sadar mereka sendiri (great by choice) biasanya sudah mengembangkan suatu kultur yang kondusif bagi tumbuhnya para pemimpin dan sumber daya manusia yang memiliki empat kriteria berikut.

Pertama, perusahaan hebat atau luar biasa (dalam istilah Buffett) harus memiliki disiplin fanatik. Orang-orang di dalam perusahaan mesti punya disiplin tak kenal kompromi dalam memenuhi nilai, tujuan, sasaran jangka panjang, dan standar kinerja mereka yang luar biasa. Mereka tidak akan membiarkan tekanan eksternal atau bahkan norma sosial membuat jalan mereka menyimpang.

Kedua, perusahaan luar biasa harus memiliki orang-orang dengan kreativitas empiris.. Mereka adalah orang-orang yang memiliki fondasi empiris dalam mendukung kreativitas maupun tindakan mereka sehingga mereka melangkah dengan bukti kuat dan mampu membatasi risiko mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun