Mohon tunggu...
Suyono Apol
Suyono Apol Mohon Tunggu... Insinyur - Wiraswasta

Membaca tanpa menulis ibarat makan tanpa produktif.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cemburu] Sherlik Holmah dalam Dilema Opsi Cinta

4 November 2018   08:10 Diperbarui: 4 November 2018   08:28 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: hollywoodreporter.com | death-becomes-her

TGIF - Thank God It's Friday - itu dulu, tiada hari seindah hari Jumat, hari yang kutunggu-tunggu penuh harap dan gairah. Kini Jumat begitu kusam dan kusut, semuram wajah Sabrina yang segera mengerut menjadi cemberut bila melihatku.

Ia adalah teman sekantorku sejak satu setengah tahun lalu dan juga pacarku sejak empat bulan lalu. Mulanya penjajakan dan adaptasi berjalan lancar sampai muncul faktor-faktor eksternal yang menebar kerumitan-kerumitan tak terduga. Warsih! Ya perempuan itulah yang membuat Sabrina cemburu setengah mati.

Warsih adalah yuniorku setahun ketika di SMA dan kami berpacaran selama lima tahun sebelum putus dua tahun lalu, seiring ia menjalin kisah kasih baru dengan pemuda ganteng bernama Darsono. Masa babak baru berlangsung mulus dan tenang. Ia dan Darsono kemudian putus cinta, keadaan tetap juga tenang dan terkendali.

Namun ketika ia tahu aku memulai status baru dengan Sabrina, ia juga kembali ikut merapat ingin rekonsiliasi cinta. Keduanya sama cerdas dan cerdik tapi dibandingkan dengan Sabrina, Warsih jauh lebih tahu dan paham tentang diriku, ibarat permainan catur, ia bisa mengantisipasi beberapa langkahku jauh ke depan. 

Ia bisa membuatku mengikuti langkah-langkah skenarionya yang akibatnya adalah membuat Sabrina cemburu. Sabrina tidak perlu bukti seperti saat KPK menangkap tangan tapi adalah kasat mata kalau langkah-langkahku membina hubungan dengannya bukan hanya tidak efisien tapi juga tampak diragukan kemurniannya baginya.

Jumat pagi itu aku mampir di meja kerjanya dan tanpa basa-basi mengajaknya nonton film di bioskop, "Rin, film Venom sudah main, nanti malam kita nonton ya?"

"Hebat!"

"Ya memang hebat, dari segi box office maupun pujian dari kritikus film," aku senang karena awal percakapan sudah tersambung, tapi...

"Bukan itu! Hebat, kau cepat dapat infonya. Dari mana kau tahu Venom sudah main?" Jleb! Aku tidak mau berbohong untuk urusan sepele seperti ini.

"Ennnggg... Oke, tadi Asih kirim pesan WA. Tapi itu kan informasi publik yang berguna buat kita, buktinya aku ngajak kamu." Asih adalah Warsih.

"Dari tujuh koma tujuh miliar manusia di atas permukaan bumi ini, termasuk aku, hanya kamu yang dia beri infornasi yang kau bilang publik itu. Paham!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun