Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Saat Bangun Rumah Menjadi Sebuah Resolusi

17 Januari 2024   20:27 Diperbarui: 17 Januari 2024   21:32 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses pembuatan rumah kami (Dokumen Pribadi) 

Saat Bangun Rumah Menjadi Sebuah Resolusi

Oleh: Suyito Basuki

 

Terdapat cuitan di Twitter beberapa akun saat awal tahun 2024 ini soal resolusi pengin bangun rumah.  "Resolusiku adalah mau bangun rumah impian" tulis akun Ai firzha anstasya.  "Resolusi tahun 2024 pengen bangun rumah.  Semoga cepat tercapai amin" begitu akun Rendi @Rendi91322094.  "Bismillah resolusi aku adalah ingin banget bisa bangun rumah sendiri" cuit akun Princess Cherry.  Akun Leni Saputri agak lain sedikit, statusnya di Twitter: "Resolusi saya pengen bangun rumah dan beliin smartphone untuk ibu."

Kita mengaminkan semua cuitan di atas, semoga di tahun 2024 ini apa yang mereka impikan dapat membangun sebuah rumah dapat tercapai.  Bahwa rumah merupakan kebutuhan sehingga setiap orang bermimpi dapat membangun dan memilikinya adalah sebuah kenyataan dalam kehidupan manusia dari waktu ke waktu.  Ada orang yang dengan tanpa susah payah memiliki sebuah rumah karena sudah dbuatkan oleh orang tua atau meneruskan kepemilikan rumah orang tua mereka.  Namun tidak jarang pula kita melihat ada orang-orang yang dengan susah payah berusaha membangun rumah yang menjadi impian mereka.

Pengadaan Lahan

 Pengadaan lahan merupakan langkah awal pembuatan rumah.  Lahan sebagai tempat untuk membuat rumah bisa didapat karena pembagian tanah warisan keluarga atau membeli baik secara kredit maupun secara tunai.  Harga tanah di masing-masing daerah sangat berbeda.  Misal daerah ibukota propinsi atau negara apalagi tentu harganya jauh lebih mahal dari pada harga tanah kotamadya atau kabupaten.  Jika hal itu mengacu ke suatu daerah, maka daerah perkotaan, dekat kecamatan, terlebih daerah pinggir jalan raya akan lebih mahal dibanding daerah di desa yang akses jalannya kurang leluasa.

Ada developer atau pengembang yang menjual tanah dengan model tanah kaplingan.  Tanah dengan model kaplingan ini biasanya berada di daerah yang belum ramai, pihak pengembang akan membagi lahan dengan kapling-kapling yang tidak begitu luas, cukup untuk membuat rumah dengan 2 atau 3 kamar.  Biasanya ukuran kapling tersebut adalah 60x70, 70x10 atau ukuran yang lebih besar lagi.  Semakin luas tanah kaplingan tersebut, tentunya akan semakin mahal harganya.  Pihak pengembang akan membuat akses jalan untuk masyarakat yang membeli tanah kaplingan itu.  Ada pihak pengembang yang hanya menjual tanah saja, tetapi ada juga yang sekaligus bersedia membantu pembangunan rumahnya hingga jadi. 

Langkah-langkah Membangun

Langkah membangun berdasar pengamatan dan pengalaman yang pertama adalah menyiapkan gambar, desain, dan denah rumah.  Kita perlu mendapatkan gambar, desain, dan denah rumah yang akan kita bangun.  Gambar, desain, dan denah rumah tersebut bisa didapatkan melalui tenaga profesional, yakni arsitek atau ahli bangunan.  Saya bersyukur, saat akan membangun rumah, ada dua orang pemuda gereja kami yang saat ini sudah berkeluarga berlatar belakangkan studi arsitektur dan tata bangunan.  Yang seorang membuatkan gambar, desain, dan denah rumah ukuran besar, 7 kamar!  Yang seorang membuatkan gambar, desain, dan denah rumah 3 kamar.  Bahkan telah dibuatkan gambar, desain, dan denah rumah yang bisa digunakan untuk selayaknya pengurusan IMB.  Gambar, desain, dan denah rumah tersebut saya sodorkan kepada tukang, tukang tersebut menyatakan bahwa gambar rumah tersebut sulit dan mahal biayanya.  Akhirnya saya minta supaya gambar, desain, dan denah rumah disederhanakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun