Mohon tunggu...
Suyito Basuki
Suyito Basuki Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Pemulung berita yang suka mendaur ulang sehingga lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tenun Limo, Sajikan Kualitas Tenun Troso Khas Jepara

13 Mei 2022   08:00 Diperbarui: 6 Juni 2022   21:42 1465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Endang menunjukkan salah satu motif dan kulaitas troso terbaik (dokumen pribadi)

Endang menerangkan bahwa Toko Tenun Limo ini semula memiliki pengrajin sekitar 50 orang.  Tetapi saat pandemi, karena mengalami penurunan pembeli, pengrajin hanya berkisar 15 orang.  

Pada waktu pandemi, pembeli menurun drastis, karena memang tidak bisa lagi pameran seperti biasanya.  Yang dikerjakan adalah pemasaran saat pandemi secara on line.  Pameran biasa diadakan di Bandung, Surabaya, Jakarta dan Semarang.  

Pameran dilakukan secaar rutin.  Sebelum puasa kemarin mulai mengadakan pameran lagi, di Senayan Jakarta.  Saat Puasa pameran di Citra Land Simpang Lima Semarang. 

Penghargaan MURI

Tercatat rekor MURI (dokumen pribadi)
Tercatat rekor MURI (dokumen pribadi)

Atas aktifitas pameran dan pemrakarsa peragaan menenun oleh perajin tenun terbanyak, Tenun Limo mendapat Piagam Penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia untuk Pokdarwis Desa Troso dan Cluster Tenun Limo, di Jakarta 13 Juli 2019 yang baru lalu.  

Ketua Umum MURI Jaya Suprana memberikan piagam penghargaan tersebut.  Penerimaan penghargaan ini menjadi motivasi untuk meningkatkan kualitas dan layanan kepada pembeli lebih baik lagi.

Pembeli, menurut Endang berasal dari Jawa maupun luar Jawa, instansi-instansi seperti TNI, Kepolisian dan pelanggan di pameran.  Ada yang kulakan juga untuk dijual kembali. Saat mengirim biasanya 300 potong.  Pada waktu lebaran, ada peningkatan pembelian. 

Tenun Limo ini sebelum pandemi omsetnya mencapai kira-kira 100 juta.  Pada saat pandemi merosot 50 persen.  Setelah masa vaksinasi, omset kembali naik.  Yang dikeluhkan adalah persaingan harga antarperajin.  Keluhan yang lain adalah harga benang sebagai bahan dasar pembuatan, naik terus, sementara harga kain standar, tidak bisa dinaikkan.  

Paguyuban tenun Troso ada, tetapi tidak bisa menyepakati harga yang sama.  Misal ada home industri yang saat itu butuh banget uang, pasti harga diturunkan dengan rendah sekali.

Perkembangan Motif 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun