Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

"Magnum Opus" Seniman Teh Telor

29 Maret 2014   21:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:19 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13960767352094013737

[caption id="attachment_301070" align="aligncenter" width="300" caption="Sutomo Paguci - Teh Telor Mak Etek"][/caption]

Teh telor merupakan minuman khas yang biasa ditemui di Sumatera Barat. Minuman ini kombinasi kocokan kuning telor ayam kampung atau telor itik, gula, teh, susu, dan diseduh dengan air panas mendidih. Rasanya, hmmm, nikmaaat. Sebagaimana galibnya kuliner, beda tangan yang membuat maka beda pula rasanya.

Saya sebut "magnum opus" teh telor bila rasa manisnya moderat, kental, gurih, tak berbau amis, teksturnya lembut, enggak kerasa ampas halus dari teh, sehingga tak ganggu buah pinggang (ginjal), katanya.  Bukan perkara mudah menemukan "magnum opus" karya seniman teh telor demikian, sekalipun di "sarangnya", Sumbar.

Kebetulan saya penggemar teh telor. Ke mana pun pergi di wilayah Sumbar pastinya akan mengincar teh telor yang dikatakan masyarakat setempat sebagai enak. Di wilayah kota Padang sendiri saya rutin "blusukan" mencari teh telor ke pelosok-pelosok, kadang sekalian olah raga lari pagi atau bersepeda.

Dahulu sekali, kupikir, teh telor Uda Zal (Abang penyanyi Minang An Roy's), di Ulakkarang, Padang, adalah teh telor paling nikmat sedunia. Sampai suatu hari saya ketemu teh telor di Teluk Bayur, yang ternyata jauh lebih enak. Sungguh sayang, kedai teh telor di Teluk Bayur tersebut sudah kena gusur PT Pelindo II Teluk Bayur beberapa bulan yang lalu.

Bila berpergian ke kota Payakumbuh, Pariaman, Solok dll saya suka minum teh telor pada setiap rumah makan yang disinggahi. Nah, dari semua teh telor yang pernah saya cicipi tersebut, teh telor "Mak Etek"-lah merupakan yang terlezat diantaranya. Benar-benar "magnum opus".

Tak heran warkop "Mak Etek" yang berlokasi di tepi jalan raya Padang-Indarung, Piai, ini, selalu ramai pengunjung, siang dan malam, mulai pukul 6.30 pagi s/d menjelang tenggah malam. Tak tanggung-tanggung, ada tiga orang "seniman teh telor" yang bertugas mengocok kuning telor. Dari ketiganya, ada satu seniman teh telor yang khusus bertugas menyeduh kocokan kuning telor itu dengan air panas mendidih, susu dan bumbu rahasia (?).

Kunci rahasia kenikmatan teh telor kelihatannya sederhana akan tapi kompleks jika lebih diperhatikan proses pembuatannya. Teh telor yang memikat lidah dibuat secara manual (pakai tangan), kuning telor dikocok pakai tangan, bukan dikocok pakai mesin blender, selebihnya dipengaruhi ketepatan menentukan "kematangan" kocokan kuning telor, takaran gula, susu, takaran teh, dan air panas yang digunakan.

Orang yang tak tahu seluk-beluk teh telor kadang menyangka teh telor mengandung kolestrol yang tinggi. Itu salah besar. Teh telor ayam kampung tak mengandung kolestrol. Silahkan gogling. Dikatakan, telor ayam kampung sama sekali tidak mengandung kolestrol, melainkan mengandung protein dan lechitin yang tinggi. Kecuali, jika telor ayam kampung dimasak dengan suhu tinggi seperti digoreng maka barulah lechitin-nya hilang berubah menjadi kolestrol.

Telor ayam kampung yang dimakan mentah, atau dimasak setengah matang, atau direbus, tidak akan menimbulkan kolestrol. Tak perlu takut kolestrol saat mengkonsumsi telor ayam kampung. Apalagi hanya "direbus" dengan air bercampur teh (teh telor). Yang perlu diwaspadai paling-paling jangan kebanyakan gula saja. Selamat menikmati!

(Sutomo Paguci)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun