Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Ketika Naik Gunung Sago Serasa KKN di Desa Penari

10 September 2019   19:38 Diperbarui: 20 Juli 2021   11:59 3332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pukul 7.30 keesokan harinya saya sudah bersiap untuk memulai trekking. Diantar oleh Erik naik motor, saya menuju ke pintu rimba. Pukul 7.45 saya memulai trekking dari pintu rimba.

Gerbang sekitar 100 meter setelah pintu rimba (dokpri)
Gerbang sekitar 100 meter setelah pintu rimba (dokpri)
"Ikuti saja patokan pohon besar itu," kata Erik di batas pintu rimba, seraya menujuk pohon besar di kejauhan.

Di bawah pohon besar itu ternyata ada area cukup untuk mendirikan satu tenda. Tak jauh darinya ada sumber air berupa pipa kecil milik penduduk lokal.

Dari bawah pohon besar itu telah terlihat gerbang pendakian, yang kelihatannya belum lama dibangun di sana. Dari sini butuh waktu sekitar dua jam berjalan normal hingga sampai di pos Gelanggang Hantu.

Pos Gelanggang Hantu (dokpri)
Pos Gelanggang Hantu (dokpri)
Di pos Gelanggang Hantu tidak ada sumber air, jadi saya diminta pastikan bawa air cukup dari pintu rimba. Persediaan air harus cukup hingga pos setelahnya, sebut saja pos Ndak Tolok Lee, yang ada sumber airnya, menurun ke lembah di kanan pos.

Trek dari pintu rimba hingga pos Gelanggang Hantu berupa tanjakan moderat sekitar 30 derajat. Tapi terus menanjak tanpa bonus.

Hari itu, Sabtu 7 September 2019. Cuaca pagi cerah. Angin berembus pelan. Hanya saja gunung Sago hanya nampak samar dari pintu rimba, diselimuti kabut asap kiriman dari provinsi tetangga.

Pondok terakhir dekat pintu rimba (dokpri)
Pondok terakhir dekat pintu rimba (dokpri)
Di bawah pohon patokan pintu rimba, bisa ngekem di sini (dokpri)
Di bawah pohon patokan pintu rimba, bisa ngekem di sini (dokpri)
Saya memulai perjalanan dari pintu rimba. Seorang diri. Benar-benar seorang diri, tidak ada guide, porter atau pendaki lain. Hari itu hanya ada satu orang pendaki gunung Sago dari jalur Sikabu-Kabu, yaitu saya.

Kebayang kan berjalan seorang diri dari pintu rimba menuju pos Gelanggang Hantu. Seorang diri. Pemutar musik tak kuhidupkan agar telinga lebih awas mendengar segala suara alam sepanjang perjalanan.

Trek dari pintu rimba menuju pos Gelanggang Hantu cukup jelas terlihat. Juga bersih. Paling sesekali ada ditemui pohon tumbang. Tetapi secara keseluruhan trek terlihat dengan jelas. Kalaupun ada persimpangan, pilih jalur yang paling jelas menuju ke atas, biasanya ada tanda berupa tali rafia.

Contoh trek pintu rimba menuju pos Gelanggang Hantu (dokpri)
Contoh trek pintu rimba menuju pos Gelanggang Hantu (dokpri)
Karakter hutannya: berupa rimba muda; tak terlihat ada pohon berukuran besar; jarak antar pohon juga relatif jarang. Dengannya sinar matahari bisa menerobos ke dalam rimba. Berjalan siang hari di dalamnya tidak terasa gelap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun