Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merayakan Kasih Sayang dari Mata Seekor Kucing

22 Februari 2018   11:40 Diperbarui: 2 Mei 2018   12:52 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Si mumu kecil (Dokumentasi Pribadi)

Terkadang butuh media tertentu untuk menyatukan rasa kasih sayang di antara keluarga. Hewan peliharaan adalah diantara alternatif media pemersatu kehangatan keluarga. Kebetulan semua anggota keluargaku menyukai kucing.

Dalam momen hari kasih sayang, aku dan keluarga memilih merayakan kasih sayang dari mata kucing-kucing kampung liar yang datang dan pergi dari rumah. Melalui kedua mata itu, yang belo dan jernih, si meong seolah berbicara dan mentransfer rasa sayang dan kepasrahan pada manusia tempatnya berlindung.

Maklumlah, walaupun suami-istri atau anak satu hubungan darah, selalu ada-ada saja sudut untuk berbeda pandangan. Namun melalui kasih dan kecintaan pada kucing, kami sekeluarga dipersatukan oleh hobi yang sama.

Dahulu sekali, waktu masih pacaran, aku menyebut calon istri dengan julukan "ratu kucing". Banyak sekali kucing kampung liar yang dipeliharanya di rumah. Kucing-kucing itu datang dan pergi begitu saja tanpa perlu alasan jelas. Walaupun begitu, ia tetap sayang pada semua kucingnya, tetap memberi mereka semua makanan, memandikan dan membuang kotorannya.

Mimisup dan anak-anaknya (dokpri)
Mimisup dan anak-anaknya (dokpri)
Karena itu, setelah menikah, aku sempat heran ketika melihat istri tiba-tiba seperti tidak lagi menyukai kucing, menjauh, bahkan setengah mengusir kucing-kucing liar yang datang ke rumah. Ternyata alasannya karena ia takut tidak bisa hamil bila terlalu intens berinteraksi dengan kucing.

Sebagaimana diketahui, kucing acap membawa virus toksoplasma yang membuat seorang wanita yang terpapar parasit ini jadi sulit punya anak. Padahal, bila kucing rutin dibersihkan, divaksin dan kotorannya segera dibuang, maka virus ini tidak akan menyebar. Namun karena tinggal di daerah yang terbilang kampung, dan mungkin faktor-faktor lain juga, edukasi demikian belum dipahami secara luas.

Belakangan, setelah punya tiga anak, otomatis tidak ada lagi alasan untuk takut berinteraksi dengan kucing, bahkan dengan berseloroh aku katakan hitung-hitung sebagai media pencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Sekali memelihara kucing dua tiga pulau terlampaui.

Mimisup bermuram durja setelah tiga anaknya tewas terlindas mobil (dokpri)
Mimisup bermuram durja setelah tiga anaknya tewas terlindas mobil (dokpri)
Bertahun-tahun yang lalu, persisnya kapan tidak ingat lagi, tapi setelah moratorium memelihara kucing, datanglah ke rumah seekor kucing kampung berwarna kuning yang nampaknya masih perawan. Seekor kucing liar tentu saja. Kucing itu akhirnya kami beri nama mimisup.

Walaupun kucing liar, mimisup sangat jinak dan betah tinggal di rumah. Beberapa bulan kemudian ia mulai mengeluarkan hormon tanda minta dikawini. Maka datanglah seekor kucing liar jantan melamarnya dan langsung diterima oleh mimisup. Singkat cerita mimisup pun hamil lalu melahirkan beberapa ekor anak.

Setelahnya, setiap tahun, mimisup selalu hamil dan melahirkan beberapa ekor anak. Mungkin karena terlalu sering melahirkan, mimisup berubah perilaku menjadi lamban dan seperti idiot, tetapi tetap jinak. Di usia yang nampak sudah semakin uzur, mimisup tetap hamil dan anak terakhirnya bernama mumu baru berumur tiga bulan.

Unyil dan bubbu (dokpri)
Unyil dan bubbu (dokpri)
Banyak sekali anak mimisup. Karenanya, mimisup menjadi ratu kucing paling senior dan ditakuti semua kucing yang masih dalam garis keturunannya. Diantara anak mimisup bernama kiki. Dan kiki ini melahirkan dua anak betina terkenal bernama unyil dan bubbu. Bubbu tutup usia 13 September 2017 lalu akibat serangan virus diduga Feline Panleukopenia Virus(FPV) sebagaimana diwartakan dalam artikel ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun