Mohon tunggu...
Dr H Sutirna
Dr H Sutirna Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Singaperbangsa Karawang

Pendidikan Bimbingan dan Konseling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Generasi Emas, Pemilik Indonesia Emas 2045

5 November 2021   13:25 Diperbarui: 5 November 2021   14:26 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa sebagai generasi penerus yang memiliki peluang untuk mengisi masa depan bangsa serta mempersiapkan diri menjadi masyarakat, mahasiswa sebagai “agent of change” yang akan mengisi masa depan bangsa, dan pelajar sebagai pewaris bangsa di masa akan datang, nampaknya perlu sekali diberikan sebuah wawasan kehidupan kebangsaan yang berkaitan dengan pendidikan sosial, pendidikan budaya, pendidikan teknologi dan pendidikan karakter sebagai pondasi dalam mengisi kehidupan masa depan bangsa dengan pola jati diri yang berkarakter sesuai dengan bangsa Indonesia, karena mahasiswa yang hanya dibekali dengan ilmu pengetahuan saja tanpa memiliki karakter sosial, berbudaya dan karakter  teknologi yang positif, maka menjadi mahasiswa yang pandai saja tetapi mereka lemah dalam mengimplementasikan dikehidupan bermasyarakat dan bernegara. 

Harmoko (2019) menyampaikan bahwa harapan bangsa terletak di tangan mereka yang saat ini berusia antara 12 sampai dengan 19 tahun sebagaimana batasan usia remaja seperti dirumuskan Kementerian Kesehatan RI. 

Mereka generasi yang lahir pada tahun 2.000-an, di era sekarang disebut Generasi Z yang saat ini masih bersekolah di SLTP hingga awal kuliah. (Poskota (Harmoko, 2019)

Dalam dunia Pendidikan menanamkan rasa cinta tanah air, semangat kebangsaan, dan menanamkan budi pekerti sudah disampaikan oleh Bapak Pendidikan Indonesia yaitu KH. Dewantara dengan kalimat “Ing ngarso sung tulodo, Ing madya mangun karso, dan tut wuri handaya”. 

Ing ngarso sung tulodo diartikan bahwa jika kita berada di depan, haruslah menjadi teladan/contoh/figur yang memiliki jiwa budi pekerti luhur, bukan sebaliknya, kemudian Ing madya mangun karso, ketika kita berada di tengah-tengah, maka bangun terus tanpa henti karya-karya, ide-ide/gagasan-gagasan untuk membangun bangsa dan jangan pantang mundur. 

Selanjutnya Tut Wuri Handayani artinya jika kita ada di belakang jangan pernah Lelah selalu terus memberikan motivasi/dorongan kepada anak-anak bangsa menuju lebih baik.

Bedasarkan uraian di atas, sangat jelas para pendahulu kita memberikan pembelajaran tentang bagaimana harus membangun bangsa ini. Namun, apa yang terjadi sampai saat ini? 

Nampaknya para generasi penerus bahkan para pemegang kekuasaan semakin hari semakin luntur dari jati diri bangsa dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang sangat tidak terpuji, seperti tawuran antar pelajar, antar mahasiswa, antar warga bahkan sampai perkelahian antar wakil rakyat di parlemen serta saling menjatuhkan sesama anak bangsa. Pertanyaannya, apakah akan kita budayakan?

Sutirna (2021) dalam buku Merangkai Negeri: Sebuah Kontribusi Pemikiran dan Solusi untuk Indonesia menyampaikan dalam abstraknya bahwa “Membangun bangsa Indonesia bukan hanya menstransfer ilmu pengetahuan belaka saja, tetapi lebih dari itu. Transfer budaya dan karakter akan lebih menguatkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang siap untuk mengisi Indonesia Emas.

Fenomena yang terjadi sekarang ini merupakan kekurangan dari transfer budaya dan karakter bangsa yang telah diwariskan oleh para generasi terdahulu sehingga sebagian besar merasa bangga ketika mereka melakukan keliru dalam gerak dan langkah hidup dan kehidupan, oleh karena itu tanamkan sejak usina dini kepada generasi penerus tentang karakter dan budaya sebagai pondasi untuk mencapai Indoensia Emas 2045. 

Sembilan Prinsip Dasar Kehidupan merupakan pembelajaran yang sangat tepat untuk diimplementasikan oleh seluruh komponen bangsa dari mulai pendidikan di lingkungan keluarga (informal education), di lingkungan masyarakat (nonformal education) dan di pendidikan persekolahan (formal education). “

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun