Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Ngabuburit Berbagi Ilmu ala HPI

21 Maret 2024   11:05 Diperbarui: 21 Maret 2024   11:05 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama (dok: Meyza)


Bulan Ramadan tidak harus mengurangi kegiatan. Meski kita sedang menjalankan ibadah puasa, kita tetap dapat beraktivitas secara positif. Artinya bermanfaat bagi komunitas maupun diri sendiri.

Adalah HPI DKI Jakarta yang memiliki ide kreatif, sambil menunggu bedug magrib diadakan acara pelatihan atau pengayaan bagi anggota-anggotanya. Saat menunggu adalah waktu yang membosankan bila tidak kita Isi dengan aktivitas bermanfaat. Maka saat ngabuburit oleh HPI DKI Jakarta atau himpunan para pemandu wisata di wilayah provinsi DKI Jakarta ini dengan berbagi ilmu.

Acara yang diadakan pada hari Sabtu 16 Maret 2024 di New Batavia Cafe, di kompleks Kota Tua Jakarta ini sangat tepat.

Setelah kata sambutan dari Ketua HPI DKI Jakarta, segera ditampilkan dua narasumber.

Tema yang diberikan juga sangat bermanfaat bagi anggota, yaitu Digital Marketing. Aktivitas yang sedang hitz pada era digital ini.


Digital Marketing atau Pemasaran Digital adalah suatu kegiatan pemasaran dengan memanfaatkan media digital tentunya dengan tujuan meraih konsumen sebanyak-banyaknya.

Narasumber 1 (dok: Meyza)
Narasumber 1 (dok: Meyza)

Narasumber 2 (dok: Meyza)
Narasumber 2 (dok: Meyza)


Pada kesempatan itu dihadirkan dua narasumber yaitu Reza Permadi dan Farid Ardian. Kedua narasumber sama-sama memberikan masukan agar para pemandu wisata tidak pasif menunggu order dari biro perjalanan saja, melainkan harus aktif memasarkan "dirinya" melalui internet. Yang paling mudah, gunakan media sosial, seperti Facebook, Instagram, YouTube dan TikTok.

Melalui media sosial, pemandu wisata bisa bercerita secara runtun dengan menggunakan konsep "story telling" yang sudah biasa mereka lakukan saat memandu sebuah perjalanan (tour), namun dengan media sosial, pemandu wisata dapat menyisipkan video, sehingga narasi lebih hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun