Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Generasi Muda Enggan Bertugas di KPPS

28 Desember 2023   20:33 Diperbarui: 28 Desember 2023   20:34 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KPPS atau kepanjangannya adalah Kelompok Penylenggara Pemungutan Suara . Tugas pokoknya adalah mempersiapkan proses pemilihan suara di TPS (Tempat Pemungutan Suara), melakukan rapat pelaksanaan pemilihan suara dan melakukan rapat penghitungan suara, serta melaporkan hasilnya ke KPU.

Tugasnya berat-berat ringan, karena mulai dari pembangunan lokasi TPS, memeriksa keutuhan dan jumlah kertas suara serta melipatnya. Pada pemilu 2024 terdapat 5 kertas suara untuk Pilpres (warna abu-abu), pileg  DPR (warna kuning), pileg DPRD tingkat 1 Provinsi (warna biru), pileg DPRD tingkat 2 Kabupaten / Kota (warna hijau), dan pemilihan anggota DPD (Dewan Perwakilan Daerah) - (warna merah).

Dari pengalaman pemilu 2019, banyak anggota KPPS yang kelelahan hingga ada yang meninggal dunia.

Honornya cukup lumayan, untuk bekerja sekitar satu minggu meski hanya sehari penuh saat hari H pemilu dan penghitungan suara. Konon kabarnya sekitar 1,1 juta Rupiah.

Kenapa generasi muda jarang yang berminat menjalankan tugas negara ini? Padahal mereka yang masih bugar, sehat dan kuat. Daripada harus diisi oleh generasi tua yang jelas lebih renta.

Menurut survei kecil-kecilan yang penulis lakukan pada beberapa anak muda, mungkin hasilnya  kurang relevan, karena hanya melibatkan generasi muda di Tangerang Selatan. Juga respondennya tidak banyak, tidak memenuhi standar survei.

Beberapa generasi muda enggan menjadi anggota KPPS, karena:

1. Pemilu tidak menggunakan teknologi.

Padahal generasi muda sangat dekat dengan teknologi. Menurut mereka dengan teknologi, waktu persiapan bisa lebih singkat, tidak perlu melipat kertas suara. Dan penghitungan suara yang dilakukan secara manual yang bertele-tele bisa dipersingkat dengan teknologi. Mereka kurang mempertimbangkan penggunaan teknologi bisa di hack, menurut mereka di Amerika Serikat bisa,kenapa di Indonesia tidak bisa.

2. Hari Pemilu adalah hari libur, bukan saatnya untuk bekerja

Mereka  sudah merencanakan datang ke TPS sepagi mungkin,melaksanakan kewajiban sebagai warga negara yang baik, lalu sisa waktu dapat digunakan untuk wisata atau santai dengan teman-teman.

3. Beberapa diantara generasi muda apatis pada Pemilu.

Mereka beranggapan hasil Pemilu sudah dapat diketahui, bahkan diantara mereka ada yang bingung menentukan pemilihan, sehingga memilih golput. Terutama untuk memilih DPD, pileg DPRD tingkat satu dan dua, mereka tidak kenal calon-calonnya.

4. Pengaruh diskon

Dari pengalaman pemilu atau pilkada sebelumnya, banyak vendor khususnya food & beverages banyak perang diskon atau memberikan harga promo dengan menunjukkan kelingking dengan tinta biru. Mereka tidak mau kehilangan kesempatan untuk menikmati diskon pada hari itu.

5. Tanggal pemilu adalah hari kssih sayang

Beberapa generasi muda yang sedang kasmaran,  ingin memanfaatkan momentum hari kasih sayang untuk memadu kasih dengan pasangannya.

Inilah 5 alasan pokok generasi muda enggan atau kurang berminat menjadi anggota KPPS. Selain itu mereka mengacu tugas yang cukup berat, dari pengalaman pemilu sebelumnya.

Itulah hasil temuan penulis, bagaimana dengan dapil Anda?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun