Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perlunya Kota Layak Anak

24 Juli 2023   05:00 Diperbarui: 24 Juli 2023   06:15 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jeletreng (sumber: tangerang news.com)


Kemarin 23 Juli adalah hari peringatan Hari Anak Nasional. Sejalan dengan hal ini tentu diperlukan sebuah kota yang ramah anak.

Meski tema Hari Anak Nasional tahun ini adalah menghapuskan pekerja anak. Yang sulit dilaksanakan mengingat masih banyaknya warga kurang mampu di negeri ini. Jadi, guna membantu membuat dapur tetap berasap, kadang-kadang anak ikut dipekerjakan. Baik secara formal di pabrik-pabrik maupun informal seperti membantu orang tua menjual kue atau berjualan hasil panen. Yang.paling mudah diawasi adalah anak yang bekerja di sektor formal, khususnya pelanggaran usia, juga yang sering terjadi tenaga anak dibayar lebih rendah daripada orang dewasa. Jadi pabrik hanya melihat keuntungan dari sisinya sendiri. Agar anak dapat menerima pendidikan secara normal, sebaiknya  penggunaan tenaga anak harus dilarang.

Kembali ke topik bahasan tentang kota yang layak anak, sebaiknya sebuah kota memiliki taman yang dapat digunakan oleh keluarga untuk berekreasi dan anak bermain.

Kebiasaan anak bila sedang bermain, tidak pernah mengingat keselamatan diri sendiri. Itulah sebabnya anak jangan dibiarkan bermain, berlarian, melompat, saling kejar dengan temannya atau bersepeda di halaman rumah yang terbuka atau di jalanan kompleks perumahan. Bisa saja tanpa menyadari anak akan keluar dari halaman dan berada di jalan. Meski ini jalan kompleks perumahan, namun tetap saja ada bahayanya. Anak dapat terlanggar atau tertabrak kendaraan yang kebetulan sedang lewat, khususnya ojol yang paling sering mondar mandir di perumahan, karena mengantar paket, makanan pesan antar maupun tetangga yang menggunakan jasa transportasi ini.

Jadi, anak harus bermain di dalam rumah, supaya aman, namun bila rumah berukuran kecil akan sangat sempit. Dan dengan risiko rumah akan jadi berantakan  Dengan demikian anak perlu disediakan sarana bermain yang aman. Tidak lain tidak bukan adalah taman kota.

Di Taman Kota, anak dapat bermain dengan leluasa dan aman, karena taman diberi pagar yang melingkari Taman, sehingga anak tidak dapat keluar ke jalan.

Taman Kota juga sekaligus sebagai paru-paru kota dengan banyaknya tumbuhan / pohon yang akan menyerap asap knalpot dari gas buang kendaraan. Jadi, Taman Jota berfungsi untuk mengurangi tingkat pencemaran udara di dalam kota.

Agar pengunjung dapat berlindung dari panas dan hujan, sebaiknya disediakan plasa yang cukup luas untuk berteduh. Plasa ini dapat dilengkapi dengan toilet, kantin atau gerai untuk UMKM.

Contoh Taman Kota yang cukup baik dan dapat ditiru, adalah Tebet Eco Park di Jakarta Timur atau Jeletreng River Park di Tangerang Selatan. Sebaiknya tiap kota memiliki 1-2 Taman Kota, untuk kota aeluas Jakarta, hendaknya tiap wilayah memiliki 1-2 Taman Kota  Jadi, bila Jakarta memiliki 5 wilayah Utara, Selatan, Barat, Timur dan Pusat hendaknya memiliki 5-10 Taman Kota.

Waktu berkunjung di Taman Kota hendaknya dibatasi, misal per 2 jam, agar seluruh warga bisa berkunjung bergantian. Dengan adanya Taman Kota, keluarga muda tidak perlu bingung untuk berekreasi. Cukup ke Taman Kota, tidak harus ke mall atau ke luar kota yang biayanya lebih mahal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun