Sudah menjadi tradisi bila kita mendapat undangan pesta pernikahan atau sekedar undangan untuk hadir saat upacara ijab di masjid / rumah atau pemberian sakramen pernikahan di Gereja, kita selalu membawa dan memberikan kado.
Kado apa yang harus diberikan memang sangat membingungkan apalagi bila kita tidak mengenal sangat dekat yang menikah, sedang membutuhkan apa, akibatnya kita sering memberi kado generik, yang mungkin juga dibawa atau diberikan oleh undangan lainnya, seperti alat dapur (perlengkapan masak, perlengkapan makan), bed cover, peralatan mandi, perlengkapan tidur, dsb.
Apakah kado ini berguna bagi pengantin ? Bisa ya, bisa tidak. Pertama kita tidak tahu seleranya, kedua kalau banyak undangan memberikan kado yang sama, kejadian ini akan berulang kembali, saat pengantin ini giliran mendapat undangan pernikahan. Jadi kado ini  berputar saja dari si A ke si B , dari si B ke si C dan seterusnya.
Semuanya menjadi kado pernikahan yang tidak bermanfaat, karena tidak sesuai dengan peruntukan.
Lalu, sebaiknya apa kado pernikahan yang sesuai?
Tentu tiap orang memiliki asumsi berbeda. Dari asumsi saya pribadi, bila ingin memberikan kado pernikahan, saya memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Pengantin dari keluarga kaya
Saya lebih cenderung mengirimkan karangan bunga, baik yang bisa diletakkan di dekat kursi pelaminan, di rumah atau di kamar pengantin atau bunga papan. Mereka dari keluarga kaya, tentu Isi rumah sudah lengkap, beaya pesta sudah lunas, jadi bunga lebih tepat mewakilinya. Dengan harapan bunga dapat mempercantik suasana ruangan pesta atau rumah.
2. Pengantin dari keluarga sederhana
Saya lebih memilih memberikan uang tunai daripada barang yang belum tentu berguna. Dengan uang tunai pengantin dapat mengalokasikan untuk membeli barang yang mereka perlukan, membayar kekurangan beaya pesta, membayar angsuran kredit tumah / kendaraan, beaya untuk beli tiket bulan madu, atau untuk uang.muka pembelian rumah / kendaraan.