Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mengenal India, Negara Dengan Budaya Sama

25 Desember 2022   05:00 Diperbarui: 25 Desember 2022   06:19 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
India (sumber: national geographic.com)

Hari ini, Koteka, komunitas traveler Kompasiana mengadakan webinar yang khusus nembahas tentang India. Sebagai narasumber langsung dihadirkan duta besar Indonesia untuk India merangkap Bhutan, H.E. Ina H. Khrisnamurti. Acara dipandu oleh Ketua Koteka, Ony Jamhari.

Dubes Ina (dok: Koteka)
Dubes Ina (dok: Koteka)

Ibu Ina adalah dubes wanita pertama di India, juga merupakan dubes wanita kedua di PBB. Alumnus S1 Universitas Indonesia dan S2 di Brisbane ini juga pernah bertugas di Brussel untuk menangani masalah ekonomi dengan Uni Eropa.

Ibu Ina sangat bangga ditunjuk menjadi dubes di India, karena India adalah negara pemakai Kelapa sawit terbesar di dunia. India bersama Indonesia diharapkan akan menjadi tiga besar negara ekonomi pada tahun 2030.

Saat ini ada sekitar 900 orang Indonesia sebagai diaspora di India, sebagian mahasiswa yang mengambil bidang sains / matematika .


Bicara tentang wisata, wisatawan India ke Indonesia cukup banyak, sebelum covid 1-1,2 juta, paska covid sekitar 700 ribu. Mereka menuju 3 destinasi utama, Medan karena ada Kampung Keling, Jakarta untuk berbisnis dan Bali untuk bulan madu. Sebaliknya, justru wisatawan Indonesia yang jarang ke India. Menurut Ibu Dubes kemungkinan karena India dipandang kurang bergengsi oleh orang Indonesia. Padahal antara Indonesia dan India ini bisa disebut negara tetangga, karena ada daerah di Indonesia dan India yang dapat ditempuh dalam 1 jam.

Hal kedua disebabkan belum adanya jadual penerbangan langsung (direct flight) dari Indonesia  (Jakarta)  ke India. Harus melalui Singapura atau Bangkok di Thailand  Padahal harusnya orang Indonesia menyukai India, karena budaya yang sama.

Padahal India memiliki museum yang lengkap tentang sejarah dan budaya, meski tempat wisatanya panas sehingga harus berkeringat.

Sedangkan wisatawan Indonesia cenderung mengutamakan kenyamanan. Namun India terus berbenah, apalagi tahun 2023 akan menjadi presidensi G20.

Bila kita sangat ingin mempelajari sejarah, India adalah sumber sejarah yang lengkap.

Tipikal wisatawan India dan Indonesia berbeda, India lebih mengutamakan peradaban dan sosial budaya, sedangkan Indonesia hanya tertarik pada sisi budaya saja.

Tips bagi warga Indonesia yang ingin mengunjungi India, sebaiknya melakukan tiset sederhana tentang daerah yang akan dikunjungi, karena negara ini sangat luas hampir menyerupai satu benua. Apakah kita ingin ke negara yang berbasis Islam, Hindu atau Kristen, yang makannya vegetarian, makanan hidangan laut atau daging, yang bisa berbahasa Inggris atau tidak.

Di India belum ada bahasa nasional dari sekitar 26 bahasa yang berbeda-beda di tiap daerah, justru bahasa Inggris saat ini masih sebagai bahasa nasional karena dulu bekas jajahan Inggris.

Untuk bahasa pengantar di sekolah, pada sekolah Pemerintah menggunakan bahasa Hindi, sedangkan sekolah berbasis Kristen menggunakan bahasa Inggris.

Bila kita ingin berwisata ke India harus paham negara bagian yang dikunjungi menggunakan bahasa Inggris atau menggunakan bahasa daerah masing-masing. Lalu mengenai akomodasi, ada hotel yang boleh menerima orang asing dan tidak.

Di India keamanan baik, namun tetap harus waspada, karena di negara ini terdiri dari banyak kasta. Hindu di Indonesia dengan India berbeda, karena di Indonesia mengenal satu Tuhan, sedang di India mengenal banyak dewa. Bahkan ada yang tidak boleh membunuh tikus.

Mengenai kuliner berbeda tiap daerah, namun ada yang sama dengan Indonesia, yaitu martabak yang asalnya dari Tamil, hanya disana disebut murtabak.

Mangga India terkenal enak, juga apelnya. Disana tidak ada durian.

Makanan Indonesia yang sangat disukai di India adalah kopiko dan indomie.

India sangat maju teknologi informasinya, Bangalore sering disebut silicon valley-nya India. Sedangkan di sektor kesehatan, sangat bagus, dan disubsidi Pemerintah. Hyderabad adalah Pusat kesehatan di India. Penanganan covid sangat cepat dengan vaksin buatan dalam negeri.

Kota-kota di India rata-rata macet, karena penduduknya yang padat. Jumlah penduduk saat ini 1,4 milyar jiwa.

Dalam keseharian, wanita India mengenakan busana sari. Negara ini sangat maju di bidang pertextile-an.

Pelajar India yang belajar di Indonesia agak ditahan, karena kebanyakan tidak mau pulang. Sebaliknya bila ada warga negara lain yang melanggar izin tinggal (overstay) hukumannya sangat mahal, sehingga banyak memilih dipenjara.

Pembicaraan sangat menarik, karena dubes sangat senang bercerita tentang India dan menjawab setiap pertanyaan peserta. Saat dubes meninggalkan webinar sejensk, sempat diputar video tentang destinasi wisata di India.

Dubes sangat antusias menyambut warga Indonesia yang merencanakan berkunjung ke India, kedubes pasti akan membantu memberikan arahan. Jangan segan bertanya ke KBRI.

Resolusi Ibu Ina untuk 2023 ingin ada penervangan langsung Indonesia - India dan sebaliknya, juga wisatawan India bisa mengalir tiap saat, jangan seperti sekarang hanya pada tiga bulan terakhir tiap tahun (Oktober, November dan Desember) saja.

Berminat ke India? Ayo siapkan koper!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun