Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Duka Sepak Bola Indonesia

3 Oktober 2022   05:00 Diperbarui: 3 Oktober 2022   18:17 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kerusuhan (sumber: tribunnews.com)

Kabar duka datang dari Malang, tepatnya dari stadion Kanjuruhan, Malang tempat berlangsungnya pertandingan sepak bola antara Arena FC Malang melawan Persebaya Surabaya pada Sabtu 1 Oktober 2022 lalu.

Saat pertandingan usai, Persebaya unggul 3-2 atas tuan rumah Arena FC. Hal ini, yang memicu kemarahan suporter Singo Edan, julukan untuk Arema FC. Karena suporter ini sudah berangkat dari rumah dengan fanatisme tinggi, bahkan fanatisme buta, gara-gara lagu yang syairnya kira-kira begini "Jangan kembali pulang hingga menang. Bila perlu mati di lapangan". Syair ini didukung oleh keadaaan mabuk, karena para suporter ini acap kali minum minuman keras terlebih dulu sebelum memasuki stadion.

Terpicu oleh kekalahan tim sepak bol kesayangan mereka ditambah fanatisme buta, serta dorongan semangat akibat pengaruh minuman keras, para suporter ini sanggup melompati pagar pembatas antara tempat duduk penonton dan lapangan pertandingan. Petugas keamanan yang bertugas kurang banyak dan kurang siap menghadapi aksi brutal suporter, sehingga menyemprotkan gas air Maya. Semprotan gas air mata dan asapnya,  membuat suasana makin mencekam, karena banyak suporter yang jatuh terinjak penonton yang panik atau kehabisan nafas. Bahkan kabarnya dua orang polisi ikut tewas menjadi korban.

Akibatnya, diperkirakan 127 orang tewas akibat tragedi ini. Menurut laporan polisi yang tewas di stadion sekitar 34 orang, sisanya meninggal di rumah sakit. Masih ditambah sekiitar 180 orang korban yang luka-luka.

Tragedi ini sudah terjadi, dan mencoreng wajah dunia sepak bol Indonesia. Selain akan ada sangsi dari FIFA, juga duka dari keluarga korban atas meninggalnya korban.

Upaya pencegahan

Walau banyak pertandingan yang menimbulkan korban para suporter sepak bol, namun yang dinilai paling brutal adalah laga antara kesebelasan Jakarta melawan  Bandung dan Surabaya melawan Malang. Entah apa sebabnya laga dua kota berdekatan ini justru yang paling brutal.

Sebaiknya dilakukan upaya pencegahan sebagai berikut:

1. Pembatasan penonton.

Melakukan pertandingan dengan tanpa penonton bisa saja, tetapi rasanya kurang seru. Mengingat sejarah kebrutalan kedua suporter sepak bol, perlu pembatasan jumlah penonton. Misal 50% dari kapasitas stadion. Tergantung kesiapan petugas keamanan. Bila perlu, bisa lebih sedikit lagi.

2. Pemisahan suporter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun