Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Natal adalah Anda

24 Desember 2021   14:36 Diperbarui: 24 Desember 2021   15:04 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pohon Natal (sumber: kompas.com)


Hidup dengan suasana toleransi di Indonesia adalah serba sulit, apalagi bila kita kebetulan tinggal di daerah yang penduduknya terlalu fanatik. Jadi, berbahagialah kita yang kebetulan tinggal di daerah yang sangat memjunjung tinggi toleransi.

Saya kebetulan bersekolah di sekolah nasional, yang memiliki 6 guru agama (Islam, Katolik, Kristen Protestant, Budha, Hindu dan Kong Hu Cu). Ke 6 guru memiliki murid, meski ada juga yang sangat minim jumlah muridnya. Sehingga timbul ide kreatif, bila salah satu guru agama tertentu sakit / berhalangan hadir, murid harus mengikuti pelajaran agama yang lain. Ternyata ide ini justru membentuk sikap toleransi beragama dan tidak ada yang pindah agama, gara-gara terpengaruh ajaran agama lain. Bahkan kita dapat mengetahui ajaran agama lain, walau sedikit, yang mampu meningkatkan sikap toleransi kita terhadap agama lain.

Di perguruan tinggi, saya juga bertemu dengan aneka suku di seluruh Indonesia, sehingga kita dapat memahami sifat masing-masing suku
Sikap toleransi ini terus terbawa saat di dunia kerja termasuk dalam sosialisasi di lembaga kemasyarakatan, komunitas maupun bertetangga.

Meskipun sebagai penganut agama Katolik, kami tergolong minoritas, namun kami selalu dapat berbaur dengan baik. Saling mengunjungi saat hari Raya dengan saling berbagi makanan yang kita buat / dapat maupun beli. Sehingga kita sering menerima ketupat opor saat Lebaran, kue dodol Cina (kue keranjang) saat Imlek sebaliknya kita membagikan kue Natal saat Perayaan Natal.

Natal adalah Anda, saat kita menetapkan untuk dilahirkan kembali tiap hari  dan membiarkan untuk hidup rukun dengan tetangga maupun teman kerja serta komunitas.

Pohon terang Natal yang selalu menghiasi rumah kita, seakan menjadi perisai untuk menolak serangan kesulitan yang menimpa.kehidupan kita sehari-hari.

Hiasan Natal yang selalu kita letakkan disekitar pohon Natal, harus kita ibaratkan sebagai kebaikan yang mewarnai kehidupan kita sehari-hari.

Lampu Natal yang berkelap-kelip setiap waktu, hendaknya selalu menerangi jalan kehidupan kita dan tetangga dengan kebaikan dan ketoleransian yang tinggi.
Lagu Dan musik Natal, biarlah mendendangkan dan membisikkan harmoni kehidupan bertetangga yang rukun.

Pesan' Natal yang disampaikan melalui kartu, surat elektronik maupun pesan singkat WhatsApp / Line / Telegram, dapat berfungsi menjadi tinta kebaikan tertulis dari tangan kits maupun tangan orang-orang yang menuliskannya dan mengirimkannya.

Sedangkan ucapan Selamat Natal mampu diwujudkan menjadi ungkapan pernyataan maaf dari dan untuk kita dalam memelihara kerukunan antar tetangga, teman kerja dan komunitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun