Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Awas, Virus Mutasi dari India

27 April 2021   11:51 Diperbarui: 27 April 2021   12:09 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Covid-19 (sumber: klikdokter.com)

Baru-baru ini dunia dihebohkan oleh terjadinya tsunami Covid-19 di India. Pada mulanya Kementerian Kesehatan India sudah begitu percaya diri bahwa status 'herd immunity' sudah berhasil dicapai di India, setelah pada Agustus-Nopember 2020 mengalami 100.000 kasus per hari sehingga tenaga kesehatan kerepotan. 

Penerapan lockdown pada Desember 2020 berhasil menurunkan penularan Covid-19 sehingga dilaporkan kasus yang terjadi pada perioda Desember 2020- Maret 2021 menurun drastis dan tinggal 10.000 kasus. Namun ternyata penyebaran Covid-19 gelombang kedua muncul kembali dipicu oleh euforia sudah terbentuknya kekebalan komunitas. 

Pembatasan moda transportasi diperlonggar, ditambah ritual keagamaan mandi bersama di sungai Gangga tanpa menerapkan protokol kesehatan ternyata menjadi bumerang.

Kini kasus penularan Covid-19 di India meroket menjadi 350.000 kasus per hari. Juga ditengarai ditemukannya mutasi virus, sehingga disebut pandemi gelombang kedua yang lebih ganas dan lebih cepat menular. 

Rumah sakit di seluruh kota besar India kembali penuh dan terpaksa menolak pasien baru, karena satu kamar sudah terisi dua pasien bahkan seluruh lorong dan selasar rumah sakit, sudah dipenuhi pasien. Ditambah kehabisan pasokan oksigen dan  ventilator, sehingga korban meninggal dunia bergeletakan di luar rumah sakit dan langsung dibakar ditempat umum. 

Bila pada gelombang pertama pandemi, rumah sakit masih mampu memilah pasien yang bisa ditolong diterima dan yang sudah parah sekali ditolak, pada gelombang kedua pandemi ini sudah benar-benar langsung menolak pasien. Akibatnya banyak pasien yang harus meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan akibat kesulitan bernafas. Jumlah kasus kematianpun langsung melonjak menjadi 3.000 orang per hari.

Kini terdengar berita bahwa telah terjadi eksodus warga India Jakarta, meski per tanggal 25 April 2021 telah ditolak. Kabarnya 12 orang warga India yang berhasil masuk Indonesia dalam status positif Covid-19, belum lagi yang belum ketahuan yang berada dalam satu pesawat dari India nenuju Indonesia.

Warga Indonesia harus ekstra waspada, memperketat disiplin penerapan protokol kesehatan dari mulai selalu memakai nasker, menjaga jarak, rajin cuci tangan dan menghindari kerumunan.

Semoga kejadian euforia kemenangan Persija dapat dicegah, seperti pelarangan mudik kebaran mulai 22 April hingga 24 Mei 2021 benar-benar dapat ditaati oleh seluruh warga Indonesia. 

Kita harus belajar dari pengalaman pahit India, ritual keagamaan dapat berakibat tsunami penularan Covid-19, semoga Indonesia dapat terhindar dari musibah ini. 

Karena Pemerintah sudah mengeluarkan banyak dana untuk vaksinasi dan bantuan sosial bagi yang terdampak Covid-19 guna mencegah keterpurukan ekonomi. Semoga upaya Pemerintah tidak sia-sia.

Janganlah merasa sok kebal, berpikirlah secara holistik untuk seluruh bangsa, dengan terhindarnya Indonesia dari penularan Covid-19 gelombang kedua, artinya kita dapat hidup bahagia bersama keluarga meski berjauhan dan perekonomian negara dapat segera pulih. Gunakan teknologi yang sudah ada, mari berlebaran secara virtual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun