Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar dari Metamorfosa

20 Desember 2020   19:11 Diperbarui: 20 Desember 2020   19:17 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Metamorfosa (sumber: percikaniman.org)

Tahukah Anda proses terjadinya seekor kupu-kupu yang indah. Saat belajar di sekolah, Anda pasti pernah belajar tentang bagaimana terciptanya seekor kupu-kupu yang indah. 

Dalam pelajaran itu  diajarkan bahwa kupu-kupu tidak serta merta terlahir seperti itu, tetapi harus berawal dari seekor ulat yang tampilannya sangat menjijikan, bahkan sering dihindari dan dibasmi orang, karena merusak tanaman. Kemudian ulat harus menjadi kepompong, sebelum akhirnya bertransformasi menjadi kupu-kupu yang cantik. Proses ini namanya metamorfosa.

Saat Anda pulang dari sekolah, mungkin Anda melihat seekor ulat bulu di taman belakang rumah. Anda  perhatikan perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu terhadap binatang mungil tersebut. 

Benar saja, sang ulat pelan-pelan berubah menjadi seekor kepompong. Mungkin Anda merasa kasihan melihat ulat yang menderita berupaya hendak melepaskan diri dari balutan kepompong, Anda lalu berniat membantu. Anda mengambil silet dan merobek lapisan yang membungkus ulat tersebut. 

Hal ini justru menggagalkan ulat untuk bertransformasi menjadi kupu-kupu yang sempurna. Proses yang terlihat menyakitkan itu memang harus dilewati sang ulat untuk menumbuhkan dan menguatkan sayapnya. Alhasil, karena tidak bisa terbang, kupu-kupu itu tidak bertahan lama dan akhirnya mati.

Sesuatu yang ada di dunia ini membutuhkan proses. Seorang anak tidak langsung terlahir dapat berjalan dan berlari, ia harus mulai dari merangkak, sering terjatuh di tahun-tahun awal ia belajar berjalan. Ketika kakinya sudah cukup kuat dan terbiasa berjalan dengan stabil, barulah ia bisa berlari. 

Dalam kehidupan, ujian dan tantangan hidup sering Anda jumpai sepanjang hidup ini. Tujuannya untuk menjadikan Anda pribadi yang utuh dan sempurna (pendewasaan diri).

Hari-hari ini mungkin Anda dan keluarga sedang menghadapi tantangan yang sulit, pekerjaan dan usaha Anda sedang dalam masa krisis, karena pandemi, atau ada yang sedang bergulat dengan sakit yang tak kunjung sembuh atau sedang bergumul dengan kebiasaan buruk di masa lalu.

Akibat dari pergumulan hidup ini, apakah Anda mau tetap setia melalui proses pendewasaan diri yang harus Anda lalui?

Cobaan hidup kadang kala sangat berat. Bagaimana  Anda menyikapi saat menghadapi hal tersebut?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun