Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jakarta Harus PSBB Lagi!

10 September 2020   22:57 Diperbarui: 11 September 2020   04:45 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pernyataan PSBB kembali (sumber: metropolitan.kompas.com)

Korban meninggal dunia akibat Covid-19 terus merambat naik, tiap hari korban meninggal dunia di provinsi DKI Jakarta hampir ribuan orang, belum lagi korban dari 32 provinsi lain. Indonesia sudah dinyatakan sebagai negara yang tidak aman sehingga ditolak oleh  59 9negara sebagai negara yang berbahaya dan warganya dilarang berkunjung  ke negara lain.

Tepatkah kebijakan Gubernur Provinsi DKI Jakarta untuk kembali menerapkan PSBB secara utuh pada 14 September 2020 setelah sempat diperlunak dengan PSBB Transisi? Penerapan PSBB secara utuh berarti perusahaan akan bekerja dari rumah (work from home), tempat ibadah akan ditutup kembali (kecuali dipemukiman penduduk), tempat hiburan ditutup, pusat perbelanjaan dan mall ditutup, serta rumah makan dilarang menerima tamu dine-in.

Kegelisahan para pemilik usaha dan karyawan adalah pemutusan hubungan kerja akan menghantui dunia kerja, paling sial gaji karyawan akan kena potong, pekerja kelas bawah yang tidak mendapat gaji bulanan tetapi harus mengais rejeki harian seperti pengemudi taksi, tukang ojol, pedagang keliling akan menderita kembali karena peluang mengais rejeki terhalang aturan PSBB.

Dampak secara nasional pertumbuhan perekonomian Indonesia pada kuartal ke tiga diramalkan akan negatif kembali sehingga ancaman Indonesia masuk ke jurang resesi kembali menganga. 

Memang bila melihat data, kita semua akan miris. Kamar di rumah sakit akan habis, nakes makin kelelahan dan vaksin Covid-19 belum tuntas pengujiannya. Tepatkah kebijakan memberlakukan PSBB secara utuh?

Analisa di percaturan politik lebih ngeri. Pihak yang pro Pemprov mendukung kebijakan ini, sebaliknya pihak yang anti Pemprov beranggapan akan "membunuh" rakyat kecil.

Jalan Tengah

Solusi terbaik menurut opini penulis, sebaiknya Pemprov menganalis data kenaikan korban Covid-19. Contoh bila korban terbanyak karena transportasi umum, perbaiki dulu bidang transportasi. Jangan malah ingin membuka tempat hiburan seperti bioskop.

Transportasi umum di daerah yang padat penduduk seperti Jakarta memang sulit, bila kendaraan tidak ditambah. Mengurangi tempat duduk dan waktu kedatangan kendaraan justru membuat penumpukan orang di halte atau stasiun. Dengan menambah armada kendaraan mestinya korban akibat penumpukan calon penumpang dapat dikurangi.

Hal yang lain adalah disiplin berkumpul atau penumpukan orang harus diawasi secara ketat. Para pelanggar protokol kesehatan harus ditindak tegas. Mulai dari sangsi sosial hingga sangsi penjara agar jera. Demikian pula orang yang keluar rumah tidak memakai masker harus ditindak secara tegas. PSBB Transisi telah  menimbulkan euforia bagi orang yang kurang disiplin pada protokol kesehatan, mereka merasa aman, kebal virus dan baru panik setelah terpapar virus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun