Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Lebih Jauh Mengenal Manisan Pala Ibu Oyok

18 November 2019   08:16 Diperbarui: 18 November 2019   09:42 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu Oyok berjilbab ungu bersama Peserta Linier (dokpri)

Buah Pala (Myristica Fragans) adalah tumbuhan berupa pohon yang asalnya dari Kepulauan Banda, Maluku. Sebagai negara yang memasok 60% kebutuhan pala dunia, Indonesia kini memiliki sentra-sentra penghasil pala di Kepulauan Maluku, Jawa Barat, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Nanggroe Aceh Darussalam, dan Papua.

Buah dan biji Pala termasuk salah satu rempah-rempah primadona yang diburu pedagang komoditi Eropa di kawasan Maluku. Kini Kabupaten Sukabumi dan Bogor merupakan wilayah dengan produksi pala terbesar di Jawa Barat. Di Jawa Barat, buah pala dan biji pala diolah menjadi manisan pala dan minyak atsiri.

Buah Pala (sumber: desawanayasa.blogspot.com)
Buah Pala (sumber: desawanayasa.blogspot.com)

Itulah sebabnya, saya pertama kali mengenal Manisan Pala sebagai oleh-oleh dari teman-teman yang berdomisili di Manado, Sulawesi Utara. Akhir-akhir ini saya mulai mengenal buah pala di kota Bogor dalam wujud Es Pala pada suatu perburuan kuliner di Jalan Surya Kencana, Bogor. Minuman dari buah pala dikenal mampu membuat peminumnya lebih relaks. Maka, saat ada tawaran untuk menggerebek produsen Manisan Pala di kawasan Pasar Dramaga, Bogor, saya langsung tertarik.

Kiprah UMKM

Saat Anda mengunjungi tempat produksi Manisan Pala di kawasan Pasar Dramaga Bogor, Anda jangan berharap menjumpai lini produksi yang rapi pada sebuah gedung pabrik yang megah. Karena tergolong bisnis UMKM, maka pabrik Manisan Pala yang dimiliki dan dikelola Ibu Oyok bersifat pabrik rumahan, namun sudah memiliki lini produksi yang rapi. Dari proses awal hingga proses akhir.

Ibu Oyok, adalah salah satu produsen Manisan Pala di kawasan Pasar Dramaga Bogor. Pada tahun 1982, Ibu Oyok yang melanjutkan bisnis orang tuanya yang sudah ditekuni sejak tahun 1920. Ketika ditanya, mengapa tertarik pada pala. Dengan polos Ibu Oyok menjawab "karena saya hanya memahami pala."

Pada tahun 1982, Ibu Oyok memberanikan diri memisahkan diri dari bisnis orang tua dengan hanya bermodalkan tabungan sebesar 400 ribu Rupiah.
Ibu Oyok memproduksi dua jenis Manisan Pala, yakni Manisan Pala Kering dan Manisan Pala Basah. Buah Pala diterima dari pemasok asal Cipetir atau Ciapus. Selain menerima kiriman pala, Ibu Oyok juga memiliki kira-kira 100 pohon pala, yang bisa 6 bulan sekali panen.

Sekali produksi mampu menghasilkan 50kg Manisan Pala dalam satu hari. Hasil produksi bisa sampai 1 ton. Besar kecilnya produksi tergantung ramai sepinya pesanan. Kalau menjelang Tahun Baru dan Lebaran, biasanya mencapai puncaknya. Kalau tidak ada pasar, kami terpaksa berhenti produksi, karena modal yang terbatas. Penjualan dilakukan orang lain yang mengambil dari tempat produksi miliknya.

Manisan Pala Kering yang ditaburi gula pasir kuat disimpan dan layak disantap hingga 1 tahun, sedangkan Manisan Pala Basah diberi sirop (air gula) mampu bertahan hingga 6 bulan masih layak dikonsumsi.

Proses Produksi

Proses produksi Manisan Pala Kering, buah pala yang sudah dikupas direndam dengan air garam selama tiga hari. Lalu dibersihkan dan dibuat bentuk bunga, diolesi gula pasir dan diberi warna (pewarna makanan) merah, hijau atau asli. Setelah itu dijemur dan dikeringkan dengan oven. Sedangkan proses produksi Manisan Pala basah, pertama-tama buah pala dikupas dan direndam dengan air garam, dicuci lalu dilakukan proses fermentasi, baru direndam dengan air gula. Hasil produksi dijual kepada penjual, bukan kepada konsumen langsung dengan harga per kg 35 ribu Rupiah untuk yang kering dan 30 ribu Rupiah per kg untuk yang basah. 

Merendam Buah Pala (sumber: Nurjanah)
Merendam Buah Pala (sumber: Nurjanah)

Buah Pala diberi gula pasir (sumber: Nurjanah)
Buah Pala diberi gula pasir (sumber: Nurjanah)
Manisan Pala Kering (dokpri)
Manisan Pala Kering (dokpri)

Menurut cerita Ibu Oyok, di sebuah toko di Bandung Manisan Pala hasil produksinya bisa dijual dengan harga 25 ribu Rupiah per 250 gram. Memang Ibu Oyok membebaskan toko menentukan harga jualnya masing-masing. Ibu Oyok menjual tanpa merek (brand) juga tidak perlu dikemas terlalu rapi, karena penjualnya akan mengemas ulang dan memberi merek (brand) sendiri.

Diferensiasi Produk

Apa beda rasa Manisan Pala buatan Ibu Oyok bila dibandingkan dengan produk pesaingnya? Berdasarkan survei sederhana yang dilakukan Ibu Oyok, rasa Manisan Pala buatan pesaing lebih getas. Hal ini disebabkan pemakaian sodium bi sulfit oleh produsen lain  pencampurannya lebih banyak. Pada produk Ibu Oyok, "pemakaian sodium bi sulfit lebih sedikit sehingga rasanya lebih enak", kisahnya setengah berpromosi.

Generasi Penerus Bisnis

Ada sedikit kegalauan Ibu Oyok, empat orang anaknya dari lima orang anaknya sudah menikah, dan keempatnya belum menunjukkan minat untuk melanjutkan bisnis Manisan Palanya. Harapan terakhir hanya pada anak bungsunya agar bersedia meneruskan usaha rintisannya ini.

Sebagai bisnis UMKM, Ibu Oyok mengakui pernah menerima bantuan dari pemerintah berupa peralatan, namun belum pernah ada bantuan berupa dana untuk menambah permodalan.

Inilah geliat bisnis UMKM di salah satu sudut kota Bogor, semoga setelah membaca tulisan ini, pembaca makin menghargai dan mulai mau menyerap dan mengkonsumsi produk-produk kreasi para pebisnis UMKM. Makin jaya UMKM, makin kencang roda perekonomian negara berputar.

kpk-new-logo-5dd20610097f36586d1eac94.jpg
kpk-new-logo-5dd20610097f36586d1eac94.jpg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun