[caption caption="Welcome to Ciboleger (Foto: Sugianto Widjaja)"][/caption]Baru saja kita dikejutkan dengan demonstrasi para sopir taksi konvensional yang menuntut ditutupnya taksi dengan aplikasi. Masih segar dalam ingatan kita, runtuhnya dua raksasa teknologi Nokia dan Blackberry yang tidak sanggup mengantisipasi perubahan bisnis dengan cepat, Juga puluhan toko buku  maupun toko komputer konvensional dan media cetak, yang tergerus oleh online-store dan media online.
Dalam kasus diatas teknologi dan perubahan (change) telah memaksa manusia untuk berubah. Di sisi lain, Indonesia ternyata juga memiliki kearifan lokal yang masih dengan setianya mempertahankan adat istiadat yang dipeliharanya sejak dulu kala. Salah satunya oleh suku Baduy di pegunungan Kendeng, provinsi Banten. Bahkan teknologi yang kita anggap kuno, belum pernah mereka sentuh, misalnya listrik, peralatan bangunan maupun pendidikan sekolah.
Memang sebagian Baduy, yakni Baduy Luar sudah mulai mau berinteraksi dengan kebudayaan luar, mereka sudah mulai mengenal sekolah bagi anak-anaknya. Namun Baduy Dalam masih dengan kuat memegang tradisinya, bahkan tidak sembarang orang boleh memasuki kawasan hunian mereka.
Untuk mempelajari budaya Baduy juga tidak mudah, karena mereka cenderung tertutup dalam memberikan informasi kepada pihak luar. Bahkan bila Anda datang berombongan, mereka tampak kurang simpati, karena merasa dirinya dijadikan obyek tontonan. Jadi, sebaiknya bila ingin berkunjung ke Baduy, bentuklah rombongan kecil 3-5 orang, agar tidak terlalu menyolok. Untuk menikmati kearifan lokal Baduy dan pemandangan kawasan yang ditinggali Baduy, hanya diperlukan waktu 2 hari / 1 malam.
Petunjuk menuju daerah Baduy
Untuk menuju daerah Baduy tidak terlalu sulit, dari Jakarta Anda dapat menggunakan bis dari terminal Kampung Rambutan atau Kalideres menuju terminal Mandala - Rangkasbitung, atau menggunakan kereta api Rangkas Jaya dari stasiun Tanah Abang. Dari stasiun bisa langsung menuju terminal Aweh, atau bila angkutan kota jarang, Anda dapat menuju terminal Mandala dulu. lalu menyambung dengan kendaraan darat lainnya. Atau Anda bisa juga  membawa kendaraan sendiri dari Jakarta, melalui tol Jakarta-Merak menuju Rangkas Bitung – Ciboleger, dan memarkir kendaraan di terminal Ciboleger.
Memang waktu perjalanan agak lama kira-kira 6 (enam) jam, hingga tiba di terminal akhir yang langsung  merupakan perbatasan antara perkampungan biasa dengan perkampungan Baduy, yakni terminal Ciboleger.Â
Setelah istirahat sejenak..mulailah perjalanan memasuki perkampungan Baduy dengan jalan kaki, sepanjang jalan Anda akan melihat  kios-kios kerajinan Baduy yang dijual oleh warga, ada sekitar. dua ratusan meter deretan kios tersebut, lalu masuklah Anda ke perjalanan yang sesungguhnya. Naik bukit dan jalan kaki di jalan tanah atau bebatuan. awalnya ketemu bukit, lalu ladang-ladang Baduy Luar. Â
Bila Anda tiba di terminal Ciboleger sudah menjelang malam, Anda dapat menginap di rumah makan Ibu Yati atau rumah singgah dengan fasilitas seadanya, dan membayar secara suka rela.
Baduy Luar
Desa Ciboleger adalah desa terakhir yang bisa dicapai oleh kendaraan umum dari Pandeglang, setelah itu adalah wilayah Baduy Luar. Untuk memasuki kawasan Baduy, Anda harus melapor kepada Jaro Pulung, seorang penghubung antara dunia luar dengan dunia Baduy, atau Jaro Daenah suatu sebutan untuk jabatan yang setara dengan Lurah.