Mohon tunggu...
Sutarno Drs
Sutarno Drs Mohon Tunggu... Guru - Arsitek Jiwa

Mengajar dan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Budayanya

27 November 2021   18:21 Diperbarui: 27 November 2021   18:24 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul : Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Budayanya

Oleh: Sutarno

Budaya Jawa adalah sepenggal kisah cinta tentang Indonesia. Bagiku terlahir, besar dan hidup dalam budaya Jawa adalah kebanggaan yang tetap tepelihara. Mungkin itu juga yang dirasakan saudara-saudaraku dari suku Batak, suku Papua, suku Manado, dan lain sebagainya.

Kebanggaan itu bicara penghormatan dan rasa memiliki. Pertanyaannya, bagaimana bisa bangga kalau tidak mengenal dan memahami budaya daerahnya. Maka tidaklah berlebihan jika salah satu bentuk rasa memiliki budaya Jawa yang saya lakukan adalah memakai atribut budaya Jawa bahkan memainkan kesenian daerah yang tetap melegenda. Ada kepuasan, ada kenikmatan yang mungkin sulit terkatakan tapi bisa dirasakan keindahannya.

Ada sebuah ungkapan yang mengatakan " kalau menjadi orang Jawa jangan sampai hilang Jawanya". Ini memberi pesan betapa pentingnya melestarikan bahkan mengembangkan tanpa harus kehilangan identitasnya. Sesuatu yang tidak mudah, apalagi generasi yang hidup pada jaman modern di tengah serbuan budaya luar yang sangat dahsyat. Lalu apa yang bisa dilakukan untuk bertahan ? jawabaannya adalah memberi contoh, menjadi pelaku budaya daerah tersebut. Bukankah satu teladan mengalahkan seribu kata-kata?

Jika aku memakai baju beskap dengan wayang di kedua tanganku, lihatlah betapa agungnya budaya Jawa. Wayang selalu mengungkap cerita jiwa, peneduh rasa dan penjaga budaya. Wayang akan selalu menjadi seni tradisi yang menginspirasi karena menjadi sebuah cermin refleksi diri tentang makna sebuah jati diri. Jika aku tersenyum menghias di bibir senja, itulah betapa bahagianya budaya Jawa menjadi salah satu ornamen yang semakin mempercantik keanekaragaman budaya Indonesia.

Sesungguhnya, Indonesia adalah kita. Sebuah kata indah yang terucap untuk saling menyapa, saling merasa, dan terbaca sepanjang Indonesia tetap terjaga. Saya percaya, Indonesia akan tetap ada. Rangkaian zamrud katulistiwa terbentang dari Sabang sampai Merauke adalah fakta yang harus dijaga sebagai sebuah negara merdeka dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Kehebatannya tak perlu diragukan. Dengan ribuan budaya dan bahasanya sungguh memesona. Dan suku Jawa adalah salah satu pendukung setianya.

Membaca suku Jawa, bacalah tutur katanya. Yang bersahaja, selalu hadir untuk menghangatkan suasana. Ceria dalam bersosialita, bisa menempatkan dirinya dalam berbagai suasana. Kekuatannya untuk menjaga tenggang rasa di tengah perbedaan yang ada. Pesan orang tua adalah wasiat yang selalu dipegang erat dalam jiwanya. 

Dalam hatinya selalu diajarkan bahwa mengalah itu bukanlah kalah. Mengalah adalah wujud nyata kerendahan hati dan kebesaran jiwa. Kesabaran adalah jalan terjal yang harus dilewatinya untuk bisa mendengar hati nuraninya. Karena dalam kesabaran dan ketenangan ada hikmat bijaksana. Inilah prinsip hidup dalam keseimbangan raga,rasa dan jiwa.

Kata-katanya tidaklah meledak-ledak tapi selalu mengutamakan untuk bisa merasa bukan merasa bisa. Semua harus dikendalikan dalam rasa dan jiwa. Perilaku untuk "nrimo ing pandum" atau menerima apa yang menjadi bagiannya karena itulah garis hidup yang diberikan Tuhan yang Maha Esa. 

Mengeluh adalah kelemahan, tapi bersyukur mendatangkan pujian dan rasa bahagia. Semboyan untuk selalu taat kepada orang tua diungkapkan dalam kaliamat "mikul dhuwur mendhem jero" yaitu sikap menghormati dan menghargai orang tua atau orang yang telah berjasa dan jangan pernah terpikirkan apalagi terucapkan sesuatu yang sifatnya mengungkit-ungkit  kesalahan orang lain khususnya orang tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun