Mohon tunggu...
Sutanto Wijaya
Sutanto Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Certified Professional Coach (CPC), Freelance Writer

Certified Professional Coach (CPC), Freelance Writer

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Stop Waiting and Start Writing!

29 Juni 2020   16:06 Diperbarui: 30 Juni 2020   15:39 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Kaboompics .com from Pexels 

Menurut salah satu teori penulisan, ada empat tipe penulis. Yang pertama, tipe yang disebut sebagai The Grand Plan Writer (TGPW). Tipe penulis ini harus merasa benar-benar siap sebelum bisa mulai menulis. TGPW harus mempersiapkan diri dulu melalui riset dengan cara membaca topik-topik yang berhubungan dengan tema yang akan ditulis.

Dilanjutkan dengan membuat catatan-catatan yang kemudian akan dicoba untuk dianalisa secara menyeluruh sebagai bahan baku penulisan. Terkadang TGPW menambahkan bagian introduction setelah selesai menulis, yang kemudian akan dibaca kembali dari awal sampai akhir secara menyeluruh. TGPW jarang harus melakukan redrafting.

Tipe kedua adalah yang disebut sebagai The Patchwork Writer (TPW). Metode kerja para TPW adalah menulis dengan menggunakan headings atau subtema-subtema yang berkaitan dengan tema utama. Subtema ini yang kemudian akan menjadi sumber ide topik yang akan ditulis. TPW akan menulis berdasarkan tiap subtema, yang kemudian seiring dengan berjalannya proses menulis, akan dicoba untuk dikaitkan dengan bagian dari subtema-subtema yang lain.

Setelah memperoleh draft awal dengan cara ini, TPW kemudian akan meninjau ulang hasilnya secara menyeluruh dan kemudian menambahkan bagian yang dianggap kurang atau menghilangkan bagian yang dianggap tidak perlu atau tidak relevan. Hasil akhirnya adalah gabungan tulisan berdasarkan subtema-subtema yang ditulis secara terpisah, yang kemudian dipoles menjadi sebuah argumen terstruktur.

Tipe ketiga, The Architect Writer (TAW). TAW menulis dengan menggunakan diagram yang berisi catatan-catatan atau ide-ide penulisan. Diagram ini bisa terdiri dari bagian introduction yang menjadi “atap rumah”, ide-ide dan argumen-argumen beserta contoh-contoh pendukung yang menjadi bagian body tulisan, dan bagian conclusion atau kesimpulan yang menjadi “pondasi rumah”. TAW berpikir dan membuat rencana penulisan bahkan sebelum berpikir untuk mulai menulis.

Tipe terakhir, The Diver Writer (TDW). TDW adalah tipe yang terjun langsung menulis tanpa banyak embel-embel perencanaan, kerangka atau sejenisnya. Ide-ide kemudian mengalir dengan sendirinya dan bersifat acak. Terkadang TDW baru menyadari arah tulisannya setelah tenggelam cukup dalam materi tulisannya sendiri. Tidak heran kalau TDW biasanya harus menghapus bagian-bagian tertentu dari tulisannya dan membuat beberapa draft.

Seorang TDW bisa tiba-tiba mendapat ide untuk memulai bagian tulisan yang baru ketika masih dalam proses menulis bagian tertentu. Meskipun terkesan acak dan tidak terstruktur, pada akhirnya TDW bisa menghasilkan sebuah produk tulisan akhir dengan metode ini.

Ok. Setelah panjang lebar bicara tentang penulis dunia dan teori tipe penulis, bagaimana proses kreatif saya dalam membuat tulisan ini? Dan tipe penulis seperti apakah saya? Well, setelah merenung, meditasi dan melalui proses introspeksi diri yang melibatkan memandangi sunset selama berhari-hari dan pengharapan akan purnama yang tak kunjung datang, dapat disimpulkan bahwa saya termasuk tipe The Diver Writer yang langsung mulai saja menulis.

Dari pengalaman sebelumnya, secangkir latte biasanya cukup membantu, meskipun saya belum melakukan riset mendalam dampak kopi dalam proses kreatif menulis. Tulisan ini tidak melibatkan kafein, hanya sebuah pisang, beberapa kacang mete dan cream puff. Ide-ide mengalir dengan sendirinya. Tapi tentu saja tidak sesederhana itu. Tetap melibatkan sedikit riset dan proses pencarian bahan tulisan.

Tips menulis? Take Nike’s advice and Just Do It! Lakukan saja. Tulisan yang Anda hasilkan mungkin belum mendapatkan penghargaan Pulitzer, dan yang mau membaca tulisan Anda mungkin hanya Ibu dan Nenek, dengan sedikit dipaksa. Jangan berkecil hati dan tetaplah menulis. Kalau Anda hobi menulis, Anda pasti akan merasakan sedikit kepuasan ketika berhasil menuntaskan misi menulis Anda.

Kritik dan masukan-masukan dari orang lain bisa dijadikan bahan untuk memperbaiki tulisan Anda. Dan seperti skill-skill lainnya, kemampuan menulis memerlukan latihan dan pengulangan terus menerus untuk bisa menjadi lebih baik. J.K. Rowling mungkin menulis tentang magic, tapi saya yakin proses kreatif menulisnya tidak melibatkan ilmu sihir. Atau mungkin beliau belum tertangkap basah.       

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun