Mohon tunggu...
Sutan Pangeran
Sutan Pangeran Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bersahabat

WhatsApp 0817145093

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Salah Kaprah yang Dilestarikan

18 November 2010   22:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:30 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12901191871849468757

[caption id="attachment_75766" align="alignnone" width="237" caption="Mengurut nenek sama dengan mengurut bayi? Google.com"][/caption] Begitu banyak orang salah kaprah dan dilestarikan. Misalnya, waktu sehabis Isya,Kamis(18/11) malam saat bertamu ke rumah dukun pijat/urut.  Tidak jauh dari rumah ibuku untuk urusan nenekku yang terpeleset di kamar mandi sehingga ada bengkak di pinggulnya dan terasa 2 hari kemudian. Tiba-tiba, suami sang dukun urut menanyakan padaku, "Angku dari Padang?" "Bukan!" Ambo dari Maninjau!"Jawabku sekenanya. "Yo, Padang juo tuh!" "Indak lah, ambo dari desa. Dari Maninjau, bukan Padang." Laki-laki tetanggaku itu tetap ngeyel meski urusan besok pagi dari istrinya sudah disetujui, dan masih berkutat mempermasalahkan keteranganku, dan mengatakan: "Saya juga dari Padang." "Maksudnya? Dari Kota Padang?"Tanyaku. "Bukan, tapi dari Batusangkar!"Jawabnya. **** Di atas adalah salah satu contoh salah kaprah yang terus dilestarikan. Mengapa menyebut Padang? Padahal yang benar adalah memakai kata "Minangkabau" atau "Sumatera Barat". Yang paling tepat adalah Minang atau Minangkabau. Karena di Sumbar juga ada bangsa Mentawai, yang sudah pasti tidak mau disebut Minangkabau. Salah kaprah pun sudah berlangsung secara nasional. Kita ini terdiri dari berbagai bangsa-bangsa. Ada bangsa Aceh, Minang, Batak, Karo, Melayu, Jawa,Sunda, Madura, Dayak, Ambon, Papua, dll. Dimana dari bangsa-bangsa itu ada terdiri dari belasan atau puluhan suku-suku bahkan ada yang ratusan. *** Salah kaprah yang juga berlangsung di dunia penerbangan. Begitu mau mendarat, pramugari Batavia Air (maskapai langganan SP) mengumumkan sekira..." Selamat datang di Kota Padang....waktu Kota Padang tidak berbeda dengan waktu Jakarta...." Weleh-weleh! Amboi.... Bandara Internasional Minangkabau (BIM) terletak di wilayah Kabupaten Padang Pariaman, bukan di Kota Padang. Dan ternyata kesalahan ini juga dilakukan oleh pramugari saat mengatakan, ...."Selamat datang di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta!" Sejak kapan Bandara Soetta adalah Jakarta, Pra? Bukankah Soetta masuk wilayah Propinsi Banten? Mungkin masih banyak salah kaprah yang lain yang kawan-kawan Kompasiana ketahui? Tolong dung informasikan di halaman tanggapan ini, agar dapat kami catat. Terimakasih

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun