Mohon tunggu...
Sutan Pangeran
Sutan Pangeran Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bersahabat

WhatsApp 0817145093

Selanjutnya

Tutup

Politik

Lebay-4 (Edisi Khusus):Sudahlah, SBY Cukup 10-10-2010 !

21 September 2010   01:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:06 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ada untungnya juga menjadi tamu pertama yang datang pada acara halal bihalal di rumah mantan Menko Perekonomian dan Menteri Keuangan Rizal Ramli yang berlangsung, Senin(20/9). Pertama, mendapat keterangan awal dari tokoh pembicara George Aditjondro yang menjadi penulis spesialis korupsi di lingkaran kepresidenan di tanah air. Ia juga menceritakan bahwa dirinya usai mendapatkan Therapy Ozon karena kesehatannya terganggu yang diakibatkan tensi gula darahnya tinggi dan mengancam terkena stroke. Selain itu ia tengah menyiapkan penyelesaian buku yang berisi tentang korupsi yang terjadi dalam pranata adat. Kedua, dapat lebih mengenal kawan-kawan yang hadir lebih awal dan merasakan sholat berjamaah di ruang kerja Rizal Ramli yang sangat eksostik dan mirip ruang kerja kepresiden jaman dulu. (Sayangnya politik di tanah air tidak memungkinkan ia muncul sebagai sosok alternatif).

Seperti sudah diduga bahwa acara menteri yang memang akan bernuansa lain dari yang lain, karena Rizal dikenal dekat dengan para aktivis. Ia pastilah memberikan kesempatan para tamunya untuk menyampaikan aspirasinya mengenai kondisi sosial politik yang mereka rasakan. Dari seluruh penyampai orasi singkat hanya satu orang yang menyampaikan di luar dari harapan para audience, yaitu ketua ikatan penyandang tuna rungu, dengan sigap MC menyindir bahwa keluhan yangdisampaikan juga menyangkut kinerja Presiden SBY yang dianggap telah menghapus teks dan bahasa isyarat di televisi.

Dari jajaran tamu terlihat antara lain Rachmawati Soekarnoputri didampingi suaminya Benny Sumarno. Ketua Umum Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan (PDK) Sayuti(bekas anggota DPR F-PAN), politisi Partai Golkar Zainal Bintang, Permadi, Eggy Sudjana, Farid Faqih, Zulvan Lindan, Hatta Taliwang, Dewan Penasehat Partai Bulan Bintang (PBB) Sahar L. Hasan, Permadi. Sedangkan jajaran aktivis muda terlihat Roy (FORKOT), Kasino (FAMRED), Haris Moti (PRD). Dua orang terakhir kini sudah bergabung dalam jajaran DPP Partai PAN versi illegal menurut kelompok Hatta Taliwang yang pada 12 April 2010 mendeklarasikan PAN Legal di Niaga Tower, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat

Dalam kesempatan orasi singkat George Junus Aditjondro menyampaikan pesan, bahwa saat ini keberadaan SBY hanyalah seolah-olah sebagai presiden belaka tidak ada “ruh” kepemimpinan. Direktur Eksekutif Sugeng Sarjady Syndicate (SSS) Sukardi Rinakit mengatakan, andai terjadi gejolak ia pun bersedia djuga tampak hadir. Di belakang Sutan Pangeran duduk pula Direktur Eksekutif Econit Advisory Group Hendri Saparini.

Sindiran demi sindiran diarahkan kepada penguasa SBY disampaikan bak mimbar bebas. Tuan rumah,Rizal Ramli, bahkan sempat menceritakan bagaimana dirinya dan Permadi membahas tentang mengapa TNI harus menghukum Kolonel Adjie Suradji yang berani mengkritisi pimpinannya di depan umum, sedangkan Kapten Agus (putra Presiden SBY) bisa leluasa bicara masalah prospek bisnis ke depan di hadapan pengusaha property dalam acara yang digagas Pananangian Simanungkalit. Bukan itu saja, seorang Kapten Agus bisa menyebarkan buku dalam acara 17 Agustus 2010. Apakah semua ini tidak akan berdampak pada ketidakadilan bila hanya seorang Kolonel saja yang bertanggung jawab dan diberi sanksi. Bagaimana sanksi untuk Kapten Agus?


Sindiran yang paling konyol adalah bagaimana mungkin seorang Presiden RI mengurus dan memantauarus mudik yang level Menhub atau Kaditlantas saja? Ini kan  memperlihatkan sifat lebay dan kurang berwibawa (Hadirin tertawa riuh). Berbagai persoalan juga disampaikan oleh para tokoh yang berbicara. Ada yang mempersoalkan tanda-tanda alam menyambut goro-goro di negeri ini mulaui dari ambrol jembatan di Jalan Martadinara,Jakarta Utara hingga gejolak alam yang berkecamuk, dan karena suasana makin hangat keluarlah lontarkan cukup 10 Oktober 2010 saja kekuasaan SBY yang dianggap tidak berbuat apa-apa bagi rakyat ini. Begitu yel-yel cukup 10.10.10  keluar dari Sukadi, maka tepuk tangan hadirin bergemuruh.( sindiran pada angka 9 yang selalu menjadi trade mark pada 2004).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun